Jumat, 23 Oktober 2015

Obama Veto Anggaran Pertahanan AS karena Terlalu Tinggi


Obama Veto Anggaran Pertahanan AS karena Terlalu Tinggi Obama memveto anggaran pertahanan AS sebesar US$612 miliar yang diajukan Kongres, karena menilainya terlalu tinggi. (Reuters/Yuri Gripas)
 
 
Washington, D.C, CB -- Presiden Amerika Serikat Barack Obama memveto anggaran pertahanan sebesar US$612 miliar pada Kamis (22/10), mengembalikannya kepada Kongres AS yang didominasi Partai Republik.

“Saya akan mengirimnya kembali ke Kongres dam pesan saya untuk mereka jelas: ‘Mari lakukan ini dengan baik,’” kata Obama kepada wartawan, dikutip dari Reuters.

“Kita berada dalam pembicaraan anggaran. Mari buat anggaran yang sesuai untuk mendanai keamanan nasional juga keamanan ekonomi,” lanjutnya.

Obama juga mengatakan dia juga tak setuju dengan ketentuan Undang-undang Otorisasi Pertahanan Nasional AS yang akan membatasi upayanya untuk menutup penjara Guantanamo sebelum ia meninggalkan jabatannya pada Januari 2017.


“Guantanamo adalah mekanisme awal bagi jihadis untuk merekrut,” ujarnya dalam proses penandatanganan veto di Gedung Putih.

“Sudah waktunya kita menutup (Guantanamo). (Penjara) itu sudah usang, mahal, dan sudah ada di sana selama bertahun-tahun. Kita bisa melakukan yang lebih baik untuk melindungi warga Amerika sambil memastikan bahwa kita konsisten dengan nilai-nilai kita,” jelas Obama.

Menutup penjara Guantanamo yang kontroversial adalah salah satu janji kampanye Obama ketika maju pertama kali pada 2008.

Obama bersama Partai Demokratnya ingin kesepakatan anggaran yang lebih luas untuk menangani penanganan wajib pengeluaran domestik ketimbang hanya menyediakan dana lebih bagi Pentagon.

Sedang Partai Republik berpendapat bahwa militer harus terhindar dari pemotongan penyerapan anggaran untuk memastikan keamanan nasional. Mereka menuduh Partai Demokrat menggunakan isu ini demi menyamarkan keinginan untuk pengeluaran domestik yang tidak betanggung jawab.

"Dengan menempatkan politik dalam negeri di depan pasukan kita, Presiden Obama telah merisikokan keamanan nasional Amerika," kata John Boehner, anggota parlemen dari Partai Republik dari DPR, dalam sebuah pernyataan.

Nancy Pelosi, pemimpin parlemen dari Partai Demokrat, menegaskan parlemen akan mempertahankan itu.

Berdasarkan aturan kongres, parlemen akan mempertimbangkan veto sebelum Senat. Pemungutan suara telah dijadwalkan pada 5 November mendatang.

Credit  CNN Indonesia