Pemimpin negara G7 mengatakan mereka
akan memperketat sanksi bagi Rusia jika kekerasan di Ukraina terus
meningkat. (Reuters/ Christian Hartmann)
Pada akhir pertemuan G7, Senin (8/6), para pemimpin menyatakan keprihatinan mereka atas meningkatnya pertempuran di Ukraina timur, di mana separatis Rusia bentrok dengan tentara Ukraina. Bentrokan ini melanggar perjanjian gencatan senjata yang disepakati pada April.
Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan Eropa dan Amerika Serikat siap untuk memperketat sanksi bagi Rusia. Ia mengatakan penguatan sanksi diperlukan jika kelompok separatis pro-Rusia merebut lebih banyak wilayah di timur Ukraina, terutama di sekitar kota pelabuhan strategis Mariupol.
Pada sebuah konferensi pers, Obama mengatakan bahwa kebijakan Putin membuat rakyat Rusia menderita.
"Dia (Putin) harus membuat keputusan, apakah akan terus merusak perekonomian negaranya dan terus mengisolasi Rusia untuk mengejar keinginannya menciptakan kejayaan kekaisaran Soviet atau apakah ia mau menyadari bahwa kebesaran Rusia tidak bergantung pada pelanggaran integritas teritorial dan kedaulatan negara lain," kata Obama, seperti dikutip Reuters pada Selasa (9/6).
Obama juga mengatakan Rusia telah melanggar kedaulatan Ukraina.
"Seperti yang kita lihat lagi dalam beberapa hari terakhir, pasukan Rusia terus beroperasi di Ukraina timur, melanggar kedaulatan dan integritas teritorial Ukraina," kata dia.
Ini merupakan kali kedua pertemuan puncak kelompok negara industri terkemuka di dunia tidak mengikutsertakan Rusia. Pada pertemuan G8, Rusia tidak diikutsertakan karena telah mencaplok wilayah Krimea pada tahun lalu.
Perdana Menteri Kanada Stephen Harper dan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mengunjungi Ukraina sebelum KTT G7 dilaksanakan. Keduanya memberikan dukungan bagi Presiden Ukraina, Petro Poroshenko.
Pertemuan G7 ke-41 tahun ini belangsung pada 7-8 Juni di Bavaria, Jerman.
Credit CNN Indonesia