YERUSALEM (CB) - Israel telah membangun dan meledakkan
sebuah bom dalam tes nuklir untuk menguji seberapa besar pengaruh
ledakan tersebut terhadap mereka jika diserang menggunakan senjata
radioaktif. Meski pihak Israel terus membantah, beberapa pihak mendapati
mereka memiliki program pengembangan senjata nuklir yang tidak pernah
dipublikasikan kepada masyarakat.
Berdasarkan laporan koran Israel, The Haaretz, proyek nuklir tersebut membuat 20 peledakan dengan menggunakan material peledak yang mengandung radioaktif. Sejumlah pesawat tanpa awak minidrone mengukur level radiasi dan sensor kekuatan ledakan bom nuklir.
Sebagaimana diberitakan The Associated Press, Selasa (9/6/2015), peneliti bom nuklir mengatakan tes nuklir yang dilakukan Israel hanya untuk alasan pertahanan. Mereka mengatakan, radiasi tinggi ditemukan pada pusat ledakan bom nuklir. Dia melanjutkan, artikel-partikel kecil dari ledakan bom terbawa udara dan tidak menimbulkan ancaman serius peledakan bom tersebut hanya menyebabkan efek psikologi.
Proyek bom nuklir tersebut diberi kode 'Green Field'. Proyek itu dijalankan oleh pegawai reaksi nuklir Israel di Kota Dimona. Proyek rahasia tersebut berakhir pada 2014, setelah menjalani tes selama empat tahun. Tes nuklir tersebut sebagian besar berlangsung di Gurun Pasir Negev di Israel dan di salah satu fasilitas tertutup.
Proyek eksperimen nuklir lainnya diberi nama 'Red House'. Proyek ini menguji konsekuensi dari kandungan radiologi dari bom nuklir yang tidak diledakkan di daerah yang dipenuhi orang. Pegawai Israel menaruh materi radioaktif yang dicampur dengan air dalam sistem ventilasi sebuah bangunan yang disimulasikan sebagai sebuah pusat perbelanjaan.
Peneliti menemukan serangan tersebut tidak efektif karena sebagian besar radiasi tertinggal di alat penyaring dalam air conditioner (AC). Hasil dari eksperimen tersebut dipresentasikan dalam sebuah forum ilmiah.
Berdasarkan laporan koran Israel, The Haaretz, proyek nuklir tersebut membuat 20 peledakan dengan menggunakan material peledak yang mengandung radioaktif. Sejumlah pesawat tanpa awak minidrone mengukur level radiasi dan sensor kekuatan ledakan bom nuklir.
Sebagaimana diberitakan The Associated Press, Selasa (9/6/2015), peneliti bom nuklir mengatakan tes nuklir yang dilakukan Israel hanya untuk alasan pertahanan. Mereka mengatakan, radiasi tinggi ditemukan pada pusat ledakan bom nuklir. Dia melanjutkan, artikel-partikel kecil dari ledakan bom terbawa udara dan tidak menimbulkan ancaman serius peledakan bom tersebut hanya menyebabkan efek psikologi.
Proyek bom nuklir tersebut diberi kode 'Green Field'. Proyek itu dijalankan oleh pegawai reaksi nuklir Israel di Kota Dimona. Proyek rahasia tersebut berakhir pada 2014, setelah menjalani tes selama empat tahun. Tes nuklir tersebut sebagian besar berlangsung di Gurun Pasir Negev di Israel dan di salah satu fasilitas tertutup.
Proyek eksperimen nuklir lainnya diberi nama 'Red House'. Proyek ini menguji konsekuensi dari kandungan radiologi dari bom nuklir yang tidak diledakkan di daerah yang dipenuhi orang. Pegawai Israel menaruh materi radioaktif yang dicampur dengan air dalam sistem ventilasi sebuah bangunan yang disimulasikan sebagai sebuah pusat perbelanjaan.
Peneliti menemukan serangan tersebut tidak efektif karena sebagian besar radiasi tertinggal di alat penyaring dalam air conditioner (AC). Hasil dari eksperimen tersebut dipresentasikan dalam sebuah forum ilmiah.
Credit Okezone