Senin, 22 Agustus 2016

Ukraina Kutuk Kunjungan Putin ke Crimea

 
Ukraina Kutuk Kunjungan Putin ke Crimea
Crimea naik pitam Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengunjungi Crimea. | (Istimewa)
 
KIEV - Ukraina mengutuk kunjungan Presiden Rusia Vladimir Putin ke Crimea. Kunjungan Putin tersebut adalah yang pertama pasca serangan yang disebutnya sebagai serangan teroris terhadap wilayah itu.

"Kunjungan terbaru oleh pejabat dari Federasi Rusia ke Republik Otonomi Crimea dan kota Sevastopol, yang merupakan bagian integral dari Ukraina, adalah bukti bahwa Federasi Rusia terus mengabaikan Piagam PBB, resolusi Majelis Umum PBB 68/262 dari 27 Maret 2014 berjudul 'integritas Teritorial Ukraina,' deklarasi Baku dan resolusi Majelis Parlemen OSCE serta prinsip-prinsip lainnya Hukum internasional," begitu bunyi pernyataan Kementerian Luar Negeri Ukraina.

Pernyataan Ukraina ini datang terjadi saat Putin menandatangani sebuah dekrit, pada 28 Juli lalu, yang menyatakan bergabungnya Crimea ke wilayah selatan Rusia setelah wilayah itu mendeklarasikan kemerdekaan dari Ukraina pada 17 Maret 2014. Saat itu, lebih dari 90% dari penduduk Crimea mendukung bergabung kembali dengan Rusia.

Namun Duta Besar Ukraina untuk PBB mengatakan sebelum ada badan internasional yang mengesahkan, keputusan itu batal demi hukum. Kiev pun tidak mengakui keberadaan dekrit tersebut seperti dikutip dari Sputnik, Minggu (21/8/2016).

Sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin menyambangi Crimea, sehari setelah militer Rusia melakukan latihan perang di wilayah itu. Dalam kesempatan itu, Putin mengatakan dia berharap Ukraina dapat melihat dengan akal sehat ketika tiba saatnya untuk mengatasi krisis diplomatik di semenanjung itu.

Credit Sindonews

Kunjungi Crimea, Putin Sebut Aksi Ukraina Pemicu Ketegangan

Kunjungi Crimea Putin Sebut Aksi Ukraina Pemicu Ketegangan
Presiden Rusia, Vladimir Putin, menyalahkan Ukraian atas ketegangan yang terjadi di Semenanjung Crimea. | (Istimewa)
 
MOSKOW - Presiden Rusia Vladimir Putin menyambangi Crimea, sehari setelah militer Rusia melakukan latihan perang di wilayah itu. Dalam kesempatan itu, Putin mengatakan dia berharap Ukraina dapat melihat dengan akal sehat ketika tiba saatnya untuk mengatasi krisis diplomatik di semenanjung itu.

Hal itu dikatakan Putin saat membuka pertemuan Dewan Keamanannya di sebuah pangkalan udara di dekat pelabuhan angkatan laut Sevastopol. Ini adalah kunjungan pertama Putin ke Crimea sejak terjadinya ketegangan di wilayah tersebut.

"Jelas bahwa kami telah berkumpul untuk alasan setelah kejadian yang buruk, setelah kami menggagalkan upaya kelompok penyabot tentara Ukraina untuk masuk ke wilayah (kami)," katanya seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (20/8/2016).

"Berdasarkan semua laporan, mitra kami di Kiev telah memutuskan untuk meningkatkan situasi. Kami semua akrab dengan metode eskalasi ini. Ini cara-cara lama dan kadang-kadang berhasil digunakan tetapi tidak selalu. Saya berharap bahwa ini tidak menjadi pilihan akhir dan bahwa akal sehat akan menang," imbuhnya.

Semenanjung Crimea memanas setelah FSB Rusia melaporkan bahwa agen-agen intelijen Ukraina meluncurkan serangan sabotase di Crimea. Putin menyebut Ukraina sudah beralih ke praktik “terorisme”. Ia pun mengatakan Moskow akan mengambil langkah-langkah keamanan tambahan setelah serangan di Crimea berhasil digagalkan.

Namun Presiden Ukraina Petro Poroshenko membantah tudingan Rusia tersebut. Dalam sebuah pernyataan, pria yang baru saja melakukan kunjungan kenegaraan ke Indonesia itu menegaskan, Kiev mengutuk keras segala macam aksi terorisme.








Credit Sindonews