Selasa, 30 Agustus 2016

Turki Bentrok dengan Pemberontak Suriah, AS Kesal

 

Turki Bentrok dengan Pemberontak Suriah AS Kesal
Pasukan Turki yang dikerahkan ke Suriah dilaporkan bentrok dengan sejumlah kelompok pemberontak Suriah yang didukung oleh AS. (Reuters)


WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) mengaku kesal dengan tindakan yang dilakukan oleh Turki di Suriah. Pasukan Turki yang dikerahkan ke Suriah dilaporkan bentrok dengan sejumlah kelompok pemberontak Suriah yang didukung oleh AS.

Menanggapi laporan tersebut, AS mengaku mengecam keras bentrokan tersebut, dan menyebutnya sebagai tindakan yang tidak bisa diterima. AS beralasan, wilayah yang menjadi lokasi bentrokan bukanlah wilayah yang dikuasai oleh ISIS atau al-Nusra.

"Kami ingin membuat jelas, bahwa kita melihat adanya bentrokan ini, di daerah di mana ISIL tidak beroperasi. Hal ini benar-beanr tidak dapat diterima dan sumber keprihatinan yang mendalam," kata Brett McGurk, utusan khusus Presiden AS untuk koalisi untuk melawan ISIS.

"Kami menyerukan kepada semua pihak bersenjata untuk mundur. AS secara aktif terlibat untuk memfasilitasi untuk mempersempit perbedaan dan menyatukan fokus untuk melawan ISIS, yang tetap menjadi ancaman mematikan," sambungnya, seperti dilansir Reuters pada Senin (29/8).

Turki terlibat bentrokan dengan sejumlah kelompok pemberontak, termasuk di dalamnya Kurdi, kemarin di wilayah Suriah utara. Bentrokan ini terjadi di hari kelima kampanye lintas-perbatasan yang menurut kelompok pemantau telah menewaskan sedikitnya 35 warga sipil di Suriah utara.



Credit  Sindonews



Dikecam AS karena Perangi Oposisi Suriah, Turki Marah

Dikecam AS karena Perangi Oposisi Suriah Turki Marah
Pasukan tempur Turki yang memerangi pasukan Kurdi YPG di Suriah utara. | (Reuters)
 
ANKARA - Pemerintah Turki marah dengan kecaman Amerika Serikat (AS) menyusul langkah Ankara yang memerangi pasukan oposisi (pemberontak) Suriah dan pasukan Kurdi YPG di Suriah utara. Turki menolak diatur AS untuk menentukan organisasi “teroris” mana yang harus diperangi.

Di mata Turki, pasukan Kurdi YPG adalah kelompok teroris. Tapi bagi AS, pasukan Kurdi YPG adalah sekutu yang diandalkan dalam memerangi kelompok Islamic State atau ISIS di Suriah.

Langkah Turki dalam memerangi oposisi Suriah dan pasukan Kurdi YPG dinilai AS justru membantu ISIS di Suriah.

Menteri Turki untuk urusan Uni Eropa, Omer Celik, mengatakan tidak ada yang bisa mengatur Ankara untuk memerangi kelompok teroris mana yang boleh ditargetkan.

”Tidak ada yang memiliki hak untuk memberitahu kami organisasi teroris yang bisa kami lawan dan mana yang harus diabaikan,” kata Celik dalam konferensi pers di Ankara, seperti dikutip oleh Reuters, Selasa (30/8/2016).


Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu, telah mengeluarkan peringatan keras kepada pasukan Kurdi Suriah. Pasukan Kurdi, kata Cavusoglu, harus segera menarik diri dari wilayah timur Sungai Efrat. Jika tidak, mereka akan menghadapi serangan lebih hebat dari pasukan Turki.

”YPG (pasukan Kurdi Suriah) harus segera menyeberang wilayah timur dari Sungai Efrat seperti yang mereka janjikan kepada AS dan karena mereka (AS) mengumumkan mereka (YPG) akan (melakukannya),” ujar Cavusoglu, seperti dikutip AP. ”Jika tidak, mereka akan menjadi target.”

Kemarahan Turki ini dipicu kecaman AS yang menilai bahwa langkah Ankara memerangi oposisi Suriah dan YPG Kurdi di Suriah utara justru membantu  ISIS.

”Kami ingin membuat jelas bahwa kami menemukan bentrokan ini—di daerah di mana ISIS tidak terletak—tidak dapat diterima dan jadi sumber keprihatinan yang mendalam,” kata Brett McGurk, utusan khusus Presiden AS untuk koalisi anti-ISIS melalui Twitter, mengutip pernyataan Departemen Pertahanan AS.

”Kami menyerukan kepada semua pelaku bersenjata untuk mundur. AS secara aktif terlibat untuk memfasilitasi deconfliction dan bersatu fokus pada ISIS, yang tetap menjadi ancaman mematikan,” lanjut McGurk.

Dalam konferensi pers hari Senin, Menteri Pertahanan AS Ashton Carter juga mendesak Turki untuk berkonsentrasi dalam perang melawan ISIS di Suriah.

“Kami telah meminta Turki untuk tetap fokus memerangi ISIS dan tidak terlibat (bentrok) dengan Pasukan Pertahanan Suriah (salah satu faksi oposisi Suriah), dan kami sudah memiliki sejumlah kontak selama beberapa hari terakhir,” kata Carter kepada wartawan.



Credit    Sindonews