Selasa, 23 Agustus 2016

Polisi Irak Lepaskan Sabuk Bom di Tubuh Bocah 11 Tahun

 
Polisi Irak Lepaskan Sabuk Bom di Tubuh Bocah 11 Tahun Kepolisian kota Kirkuk di Irak berhasil mencegah pengeboman bunuh diri yang akan dilancarkan oleh bocah berusia 11 tahun. (Reuters/Ako Rasheed)
 
Jakarta, CB -- Kepolisian kota Kirkuk di Irak berhasil mencegah pengeboman bunuh diri yang akan dilancarkan oleh bocah berusia 11 tahun. Polisi Kirkuk lantas harus mempertaruhkan nyawa melepaskan sabuk bom di tubuh bocah itu.

Dikutip CNN, Senin (22/8), stasiun televisi yang berbasis di Irbiq, Kurdistan 24, menayangkan rekaman video saat-saat polisi berusaha melepaskan sabuk peledak di pinggang bocah tersebut. Saat sabuk itu berhasil dilepas, anak yang tidak disebut namanya itu langsung dibekuk aparat.

CNN menuliskan calon pengebom bunuh diri itu berusia 15 tahun, sementara kebanyakan media lain, salah satunya Reuters, menuliskan dia berusia 11 tahun.

Menurut Gubernur Kirkuk, Najmaldin Karim, dia ditangkap saat tengah berjalan menuju sebuah masjid Syiah. Aparat melihat sesuatu yang mencurigakan dari bocah itu, terlebih sebelumnya terjadi ledakan bunuh diri. Kemudian bocah itu dihentikan aparat.

Penangkapan ini terjadi selang sehari setelah seorang anak meledakkan diri di sebuah pesta pernikahan Kurdi di Turki, menewaskan sedikitnya 54 orang.

Karim mengatakan, bocah itu telah dicuci otaknya oleh organisasi teroris. "Mereka mengatakan jika dia mau melakukan ini, dia akan ke surga dan bersenang-senang, dan mendapatkan apa yang dia inginkan," ujar Karim.

Pernyataan berbeda disampaikan pejabat intelijen Kirkur Brigadir Chato Fadhil Humadi.

"Saat diinterogasi bocah itu mengaku diculik pria bertopeng dan dipakaikan peledak lalu dikirim ke wilayah ini," kata Humadi, dikutip dari CBC.
Kepolisian Kirkuk menahan bocah yang memakain sabuk peledak. (Reuters/Ako Rasheed)
Humadi mengatakan bocah itu datang dari Mosul, kota di Irak yang dikuasai ISIS.

ISIS memang kerap menggunakan anak-anak sebagai alat propaganda, namun belakangan mereka juga diturunkan untuk berperang.

Menurut laporan PBB, anak-anak ini direnggut dari keluarga mereka dan didoktrin. Anak-anak yang disebut ISIS sebagai "Anak Singa Khalifah" ini berusia paling muda 8 tahun, dilatih di kamp-kamp di Irak atau Suriah.

Kirkuk adalah kota kaya minyak yang tengah mengalami konflik antar etnis menyusul berkuasanya ISIS di daerah utara dan barat Irak pada 2014. Pasukan Irak sebagian besar telah lari dari kota yang kini dikendalikan oleh pasukan peshmerga Kurdi itu. Tentara militan Syiah juga terlihat memenuhi kota tersebut.




Credit  CNN Indonesia