Jumat, 26 Agustus 2016

Hampir 50 Ribu Anak di Sekitar Danau Chad Terancam Tewas

 
Hampir 50 Ribu Anak di Sekitar Danau Chad Terancam Tewas  
Boko Haram, yang ingin mendirikan negara Islam, diperkirakan telah menewaskan sebanyak 15 ribu orang sejak melancarkan permberontakan pada 2009. (Reuters/Emmanuel Braun)
 
Jakarta, CB -- Hampir setengah juta anak di sekitar Danau Chad saat ini menderita malnutrisi akut karena kekeringan dan pemberontakan oleh kelompok militan Boko Haram di Nigeria.

Badan anak-anak PBB, UNICEF, pada Kamis (25/8) mengatakan bahwa dari sekitar 475 ribu anak yang menderita malnutrisi tersebut, 49 ribu di antaranya akan tewas tahun ini jika mereka tidak menerima bantuan.

UNICEF mengatakan mereka membutuhkan dana US$308 juta namun hanya menerima US$41 juta, 13 persen dari total kebutuhan untuk menanggulangi krisis di Chad, Nigeria, Niger dan Kamerun—perbatasan Danau Chad.
Pada awal 2015, Boko Haram merebut area seluas Belgia di Nigeria, namun dalam 18 bulan terakhir terus digempur oleh pasukan dari empat negara tersebut.

Kebanyakan dari militan Boko Haram yang tersisi saay ini bersembunyi di wilayah hutan Sambisa, yang berada di tenggara ibu kota Provinsi Borno, Maiduguri.

UNICEF mengatakan setelah pemerintah Nigeria mulai merebut kembali beberapa wilayah dari Boko Haram dan mengamankannya, pekerja bantuan kemanusiaan mulai bisa mengukur berapa besar krisis kemanusiaan di lokasi-lokasi tersebut.

“Kota-kota dan desa-desa hancur dan masyarakat tak punya akses ke berbagai kebutuhan dasar,” ujar UNICEF dalam laporan.
Di Borno, hampir dua per tiga rumah sakit dan klinik telah rusak sebagian atau seluruhnya, dan tiga per empat fasilitas air dan sanitasi harus direhabilitasi.

Meski terdapat kemajuan yang dibuat oleh pasukan militer, menurut UNICEF masig ada 2,2 juta orang yang terjebak di wilayah yang dikuasai oleh Boko Haram, atau tinggal di kamp karena takut kembali ke rumah mereka.

Boko Haram, yang ingin mendirikan negara Islam, diperkirakan telah menewaskan sebanyak 15 ribu orang sejak melancarkan permberontakan pada 2009.

Dipukul mundur di banyak daerah, kelompok itu malah menggunakan taktik mematikan lain, yakni dengan serangan bom bunuh diri dengan menggunakan anak-anak.

UNICEF merekam 38 kasus bom bunuh diri oleh anak-anak sepanjang tahun ini, 44 kasus di 2015 dan empat tahun di tahun sebelumnya.




Credit  CNN Indonesia