Senin, 22 Agustus 2016

Ini Dia Diaspora Muda yang Jadi Ilmuwan di Universitas Boston Amerika Serikat


 
 
Ahmad Fauzi/Kompas.com Rezy Pradipta
JAKARTA, CB - Masih berumur 33 tahun, anak bangsa ini telah mencatat prestasi membanggakan di luar negeri.
Dia adalah Rezy Pradipta, WNI yang kini menjadi research scientist atau profesor peneliti di Universitas Boston Amerika Serikat.
Bidang keahliannya, fisika plasma dan cuaca antariksa, dengan kaitannya pada teknologi pemantauan radar, komunikasi radio, dan sistem navigasi GPS.
Salah satu hasil risetnya, mengenai deteksi dan analisa terhadap gelora-gelombang rantau ionosfer (traveling ionospheric disturbances, TID) di lapisan atas atmosfer bumi akibat ledakan meteor di Chelyabinsk, Rusia pada Januari 2013 lalu.
Rezy merupakan sarjana lulusan Massachusetts Institute of Technology (MIT), salah satu institut terbaik di dunia.
Dia mendapatkan kesempatan kuliah di MIT berkat prestasinya di ajang olimpiade fisika, mewakili Indonesia.
Sewaktu menimba ilmu di SMU Taruna Nusantara, tahun 2001, Rezy mengikuti olimpiade fisika tingkat Asia di China. Dalam olimpiade itu Rezy berhasil meraih peringkat satu dan menyabet emas.
Kemudian di tahun yang sama, dirinya lanjut mengikuti olimpiade fisika tingkat Internasional di Turki dan meraih perak.
"Setelah lulus SMA, saya dianjurkan oleh Pembina Tim Olimpiade Fisika Indonesia (TOFI) untuk melanjutkan studi fisika S1 ke Amerika Serikat. Akhirnya, saya mendapat beasiswa mengikuti program S1 di MIT tahun 2002," kata Rezy saat berkunjung ke Jakarta beberapa waktu lalu.
Semasa kuliah di MIT, pria kelahiran Jakarta itu memilih jurusan S1 fisika dengan minor program di ilmu ekonomi.
Tahun 2006 ia lulus S1 dari MIT, lalu melanjutkan studi S2-S3 lagi di MIT di jurusan Nuclear Science and Engineering – dengan kolaborasi riset bersama fakultas Aeronautics and Astronautics.
Thesis master S2-nya diselesaikan pada tahun 2007.  Anak PNS ini lulus ujian kualifikasi doktoral (doctoral qualifying examination) tahun 2008, kemudian menyelesaikan disertasi doktoral tahun 2012.
Setelah menyelesaikan S3, ia lantas bekerja di Boston College, pertama-tama sebagai postdoctoral research associate, kemudian sebagai research scientist hingga sekarang.
Saat ditanya apa yang akan disumbangkannya untuk Indonesia, Rezy mengatakan saat ini dirinya aktif menjalin kerja sama dengan peneliti-peneliti Indonesia untuk melakukan riset-riset mengenai fisika di Indonesia.
"Saya berharap pelajar di Indonesia tidak hanya menjadi pengguna pengetahuan saja, tetapi bisa juga menghasilkan pengetahuan yang nantinya berguna untuk banyak orang," kata Rezy.




Credit  KOMPAS.com