Senin, 29 Agustus 2016

Militer Filipina Vs Abu Sayyaf, Ada Sandera Jadi Korban?

 Militer Filipina Vs Abu Sayyaf, Ada Sandera Jadi Korban?  
Pasukian militer Filipina melakukan penjagaan ketat saat memburu kelompok Abu Sayyaf. worldbulletin.net
 
CB, Davao - Operasi militer pasukan Filipina ke sejumlah sarang kelompok radikal terus berlangsung. Inquirer, Ahad, 28 Agustus 2016, melaporkan, tiga petinggi kelompok Abu Sayyaf tewas dalam bentrok yang terjadi selama 2 hari di Filipina Selatan. Ada sandera perompakan yang dikabarkan menjadi korban serangan tersebut.

Kepala Kantor Humas Angkatan Bersenjata Filipina Kolonel Edgard Arevelo menyatakan adanya sandera perompakan yang lolos. Namun ia tidak merinci jumlah dan identitasnya. Laporan itu menyebutkan pula adanya dua sandera yang telah diselamatkan. Kementerian Luar Negeri belum berhasil dikonfirmasi soal ini.

Ada tujuh WNI yang disandera kelompok Abu Sayyaf sejak 21 Juni 2016. Dua sandera berhasil melarikan diri di tengah operasi militer Filipina pada 17 dan 18 Agustus 2016.

Kepala pasukan Komando Mindanao Barat (Wesmincom) Mayolargo de la Cruz mengatakan ketiganya adalah Mohammad Said alias Amah Maas, Sairul Asbang, dan Abu Latip. Sebanyak 17 prajurit Filipina terluka dalam bentrok yang berlangsung sejak 26 Agustus 2016 di Patikul, perairan Sulu.

“Pasukan menemukan sepuluh tubuh yang tewas, termasuk Said,” ujar Cruz.

Sempalan Abu Sayyaf yang dipimpin Said, kata Cruz, ada di balik penculikan tiga warga negara asing dan seorang wanita Filipina di Pulau Samal pada September 2015. Mereka juga diyakini merupakan kelompok yang membantai dua warga Kanada, John Ridsdel dan Robert Hall.

Cruz memastikan operasi militer tak mengancam nyawa setiap individu yang ditawan kelompok radikal tersebut. “Kami sangat berhati-hati. Selain itu, kami memiliki informasi intelijen tentang lokasi para sandera saat bergerak.”

Said sudah lama masuk daftar pencarian orang atas dugaan pembunuhan warga asing itu. Meski mengklaim telah menghabisi tiga petinggi Abu Sayyaf sekaligus, pasukan militer Filipina tak menemukan dua tubuh lain. “Karena dibawa sebagian rekan mereka yang berhasil kabur,” ujar Kolonel Edgard Arevelo.

Setelah bentrokan tersebut, ujar Arevelo, pasukan menyita dua senjata M-16 dan peluncur granat tipe M203.

Menteri Pertahanan RI Ryamizard Ryacudu, pada 23 Agustus 2016, mengatakan separuh kekuatan Abu Sayyaf telah lumpuh seiring dnegan rentetan serangan militer Filipina. "Mereka kan ditekan terus. Mereka waspada terhadap serangan tentara Filipina, sampai tidak waspada terhadap tawanan. Tawanan melihat kesempatan, ya dia lari. Itu akibat desakan tentara Filipina," tuturnya.




Credit  TEMPO.CO