Shares
PARIS, CB –
Pengadilan administratif tertinggi Perancis di ibu kota Paris telah
memutuskan bahwa larangan penggunaan burkini merupakan pelanggaran berat
dan ilegal.
Larangan itu merupakan pengekang kebebasan fundamental dan seharusnya dicabut, kata pengadilan tinggi yang disambut dengan keputusan serupa di Nice, Perancis selatan.
Kontroversi tetap mengemuka. Tidak tanggung-tanggung, sebuah pernyataan kontroversial disampaikan oleh Perdana Menteri Manuel Valls pada Selasa (30/8/2016).
Valls mengatakan, dada terbuka bagi perempuan merupakan ekspresi kebebasan yang mewakili Perancis sesungguhnya, seperti dilaporkan The Independent, Rabu (31/8/2016).
PM Perancis itu lalu merujuk sosok ‘Marianne’ yang bertelanjang dada untuk ‘menyusui’ – bahasa kiasan untuk kemakmuran – rakyat Perancis.
“Ia tidak tertutup, ia bebas! Itulah Republik,” kata Valls.
Marianne dimaksud adalah simbol Republik Perancis. Ia adalah figur kebebasan, republik dan pertama muncul pada masa Revolusi Perancis.
Penampilan awal Marianne berupa wanita yang mengenakan penutup kepala Phyrgia, sebagai simbol kebebasan. Belakangan penutup kepala itu diganti dan dengan dada terbuka.
Valls telah menghadapi ejekan dari para sejarawan dan politisi setelah ia menyarankan ‘dada telanjang’ sebagai identitas Perancis dibandingkan dengan memakai burqini.
Kontroversi ‘larangan burkini’, yang diberlakukan di sejumlah kota, resor dan komune negara itu, meningkat setelah foto-foto muncul menunjukkan empat polisi memaksa seorang wanita di sebuah pantai di Nice untuk mencopot burqininya.
Beberapa larangan telah dibatalkan oleh pengadilan administratif tertinggi Perancis.
Hari Selasa (30/8/2016), sebuah pengadilan di Nice memutuskan, larangan burkini di Cannes adalah kebebasan dasar.
Keputusan itu diambil setelah putusan pengadilan administratif tertinggi Perancis membatalkan larangan burkini di kota Riviera, di komune Villeneuve-Loubet.
Dalam
aksi protes pada Selasa (30/8/2016), Manuel Valls menyerukan agar
Perancis kembali ke citra Marianne, gambaran Dewi Kebebasan dan simbol
signifikan Republik Perancis.
"Marianne mempunyai payudara terbuka karena dia menyusui rakyatnya!
Dia tidak terselubung, karena ia bebas! Itu republik!" ulang Vallas pada
pertemuan Partai Sosialis, seperti dirilis Le Monde.
Atlet vola voli pantai Doaa Elghobashy dari Mesir (kiri) menggunakan
burkini saat bertanding melawan Kira Walkenhorst dari Jerman pada saat
Olimpiade 2016 di Rio de Janeiro, Brasil,
Komentarnya telah diejek oleh sejarawan Mathilde Larrere, yang mengkhususkan diri dalam revolusi Perancis dan studi kewarganegaraan Perancis.
Dia menyebuat Valls seorang "idiot". Dia mengatakan, "Marianne memiliki payudara telanjang karena itu sebuah kiasan".
Sejarawan Nicolas Lebourg mengatakan kepada surat kabar Perancis, Liberation, ia juga berpikir Valls telah salah menafsir tentang Marianne.
Politisi Partai Hijau, Cecile Duflot, juga mengejek pernyataan Valls.
Larangan itu merupakan pengekang kebebasan fundamental dan seharusnya dicabut, kata pengadilan tinggi yang disambut dengan keputusan serupa di Nice, Perancis selatan.
Kontroversi tetap mengemuka. Tidak tanggung-tanggung, sebuah pernyataan kontroversial disampaikan oleh Perdana Menteri Manuel Valls pada Selasa (30/8/2016).
Valls mengatakan, dada terbuka bagi perempuan merupakan ekspresi kebebasan yang mewakili Perancis sesungguhnya, seperti dilaporkan The Independent, Rabu (31/8/2016).
PM Perancis itu lalu merujuk sosok ‘Marianne’ yang bertelanjang dada untuk ‘menyusui’ – bahasa kiasan untuk kemakmuran – rakyat Perancis.
“Ia tidak tertutup, ia bebas! Itulah Republik,” kata Valls.
Marianne dimaksud adalah simbol Republik Perancis. Ia adalah figur kebebasan, republik dan pertama muncul pada masa Revolusi Perancis.
Penampilan awal Marianne berupa wanita yang mengenakan penutup kepala Phyrgia, sebagai simbol kebebasan. Belakangan penutup kepala itu diganti dan dengan dada terbuka.
Valls telah menghadapi ejekan dari para sejarawan dan politisi setelah ia menyarankan ‘dada telanjang’ sebagai identitas Perancis dibandingkan dengan memakai burqini.
Kontroversi ‘larangan burkini’, yang diberlakukan di sejumlah kota, resor dan komune negara itu, meningkat setelah foto-foto muncul menunjukkan empat polisi memaksa seorang wanita di sebuah pantai di Nice untuk mencopot burqininya.
Beberapa larangan telah dibatalkan oleh pengadilan administratif tertinggi Perancis.
Hari Selasa (30/8/2016), sebuah pengadilan di Nice memutuskan, larangan burkini di Cannes adalah kebebasan dasar.
Keputusan itu diambil setelah putusan pengadilan administratif tertinggi Perancis membatalkan larangan burkini di kota Riviera, di komune Villeneuve-Loubet.
Komentarnya telah diejek oleh sejarawan Mathilde Larrere, yang mengkhususkan diri dalam revolusi Perancis dan studi kewarganegaraan Perancis.
Dia menyebuat Valls seorang "idiot". Dia mengatakan, "Marianne memiliki payudara telanjang karena itu sebuah kiasan".
Sejarawan Nicolas Lebourg mengatakan kepada surat kabar Perancis, Liberation, ia juga berpikir Valls telah salah menafsir tentang Marianne.
Politisi Partai Hijau, Cecile Duflot, juga mengejek pernyataan Valls.
Credit KOMPAS.com