Sampai hasil penyelidikan tuntas, MSF belum mencabut pernyataan jika AS telah melakukan kejahatan perang.
Komandan pasukan koalisi AS di Afghanistas, Jenderal John Campbell mengatakan rumah sakit di kota utara Kunduz itu tak sengaja dibom. Hal itu terjadi saat pasukan Afghanistan meminta dukungan udara.
"Pada 3 Oktober, pasukan Afghanistan meminta bantuan udara AS karena mereka dihujani peluru oleh Taliban," kata Campbell pada Rabu (7/10/2015) seperti dikutip dari CNN. "Serangan udara pun kami lakukan. Namun, AS 'tak menyangka' posisi musuh dekat dengan Rumah Sakit itu," lanjut dia.
Campbell mengatakan Amerika Serikat bertanggung jawab atas kejadian tersebut. Namun, sebelumnya AS menyebut pengeboman itu adalah insiden 'kerusakan kolateral.'
Benarkah begitu?
Terminologi ini muncul pada 1960 oleh militer AS. Hal ini memunculkan banyak kecaman dan kritikan. Seharusnya hak masyarakat sipil terlindungi selama perang oleh undang-undang perang. Termasuk tidak menyerang fasilitas kesehatan, sekolah, dan shelter pengungsi yang dilindungi oleh PBB.
"Menurut hukum perang adalah ilegal menyerang pihak musuh tanpa menggunakan teropong. Apakah di lokasi itu ada penduduk sipil atau tidak?" tulis Frederic Rosen, penulis buku Collateral Damage: A Candid History of a Peculiar Form of Death.
Berikut adalah tragedi 'salah sasaran' oleh AS, yang hingga kini mereka akui akibat dampak dari perang.
Ben Tre, Februari 1968
Pesawat AS F4 phantom menjatuhkan bom di Kota Ben Tre pada November
1965 selama Perang Vietnam. Kota ini merupakan wilayah padat penduduk
yang dikendalikan Vietkong di Vietnam Selatan.
"Penting untuk menghancurkan kota demi memenangkan pertempuran," kata salah anggota militer AS kepada sebuah media Negeri Paman Sam itu. Serangan ini menjadi perdebatan sengit dalam aksi militer.
Ini merupakan indikasi dari strategi AS untuk menghancurkan siapa saja, termasuk sipil. Lebih dari 864.000 ton bom dijatuhkan selama Operasi Rolling Thunder itu sendiri.
Menurut Departemen Pertahanan AS, jumlah bom ini lebih banyak jika dibandingkan dengan seluruh bom di Pasifik selama Perang Dunia II yang berakhir pada 1945. Pada Perang Dunia II jumlah bom yang diledakkan sekitar 503.000 ton.
Baca juga: 'Hantu' Bom Napalm Membayangi Korban Perang Vietnam
"Penting untuk menghancurkan kota demi memenangkan pertempuran," kata salah anggota militer AS kepada sebuah media Negeri Paman Sam itu. Serangan ini menjadi perdebatan sengit dalam aksi militer.
Ini merupakan indikasi dari strategi AS untuk menghancurkan siapa saja, termasuk sipil. Lebih dari 864.000 ton bom dijatuhkan selama Operasi Rolling Thunder itu sendiri.
Menurut Departemen Pertahanan AS, jumlah bom ini lebih banyak jika dibandingkan dengan seluruh bom di Pasifik selama Perang Dunia II yang berakhir pada 1945. Pada Perang Dunia II jumlah bom yang diledakkan sekitar 503.000 ton.
Baca juga: 'Hantu' Bom Napalm Membayangi Korban Perang Vietnam
Pengemboman Penampungan Pengungsi Irak, Februari 1991
Selama Perang Teluk pertama pada 13 Februari 1991, pesawat AS
mengebom pengungsian di lingkungan perumahan Amiriyah Baghdad, Irak.
Pengeboman ini menewaskan 408 warga sipil.
Bom-bom itu tepat mengenai sasaran ke tempat penampungan tersebut. Serangan ini sengaja ditargetkan.
Pejabat Pentagon dan CIA berpendapat, tempat penampungan itu digunakan sebagai pos komando alternatif. Penilaian ini didukung oleh laporan Gedung Putih.
Laporan tersebut menuduh rezim Saddam Hussein sengaja menjadikan perumahan warga sipil di instalasi militer sebagai 'perisai manusia'.
Bom-bom itu tepat mengenai sasaran ke tempat penampungan tersebut. Serangan ini sengaja ditargetkan.
Pejabat Pentagon dan CIA berpendapat, tempat penampungan itu digunakan sebagai pos komando alternatif. Penilaian ini didukung oleh laporan Gedung Putih.
Laporan tersebut menuduh rezim Saddam Hussein sengaja menjadikan perumahan warga sipil di instalasi militer sebagai 'perisai manusia'.
Serangan Kereta Pengungsi Albania, April 1999
Selama Perang Kosovo, pesawat NATO yang terlibat dalam Operasi Sekutu
menembak sebuah kereta api. Alat transportasi itu mereka yakini sebagai
kendaraan militer milik Serbia. Ternyata, target tersebut merupakan
kereta pengungsi yang melarikan diri konflik.
Tercatat 73 pengungsi tewas.
NATO awalnya mengklaim, pilot melakukan pengeboman untuk membela pengungsi yang ada di kereta api. Mereka menuding para pengungsi meninggal karena pasukan Yugoslavia yang menembaki gerbong itu. Pada akhirnya, aliansi mengakui pesawat telah keliru menjatuhkan bom di kendaraan sipil.
Tercatat 73 pengungsi tewas.
NATO awalnya mengklaim, pilot melakukan pengeboman untuk membela pengungsi yang ada di kereta api. Mereka menuding para pengungsi meninggal karena pasukan Yugoslavia yang menembaki gerbong itu. Pada akhirnya, aliansi mengakui pesawat telah keliru menjatuhkan bom di kendaraan sipil.
5 Bom Dijatuhkan di Kedutaan Cina di Belgrade, Mei 1999
Insiden lain selama Operasi Sekutu, 5 bom milik AS dijatuhkan di
Kedutaan China di Belgrade. Peristiwa ini menewaskan 3 wartawan China
dan memicu reaksi internasional.
Presiden Bill Clinton meminta maaf atas pengeboman itu. Dia mengatakan pengeboman tersebut tidak disengaja.
Dia berkilah, awalnya, AS mengebom akan salah satu instalasi militer di jalan sama yang teridentifikasi oleh CIA.
Beijing menyebut pengeboman itu adalah sebuah 'tindakan barbar', dan insiden itu memicu protes dan kerusuhan di seluruh China. Hubungan AS-China sempat rusak selama bertahun-tahun.
Presiden Bill Clinton meminta maaf atas pengeboman itu. Dia mengatakan pengeboman tersebut tidak disengaja.
Dia berkilah, awalnya, AS mengebom akan salah satu instalasi militer di jalan sama yang teridentifikasi oleh CIA.
Beijing menyebut pengeboman itu adalah sebuah 'tindakan barbar', dan insiden itu memicu protes dan kerusuhan di seluruh China. Hubungan AS-China sempat rusak selama bertahun-tahun.
Pengeboman Pesta Pernikahan Afghanistan, Juli 2002
Padatahun-tahun awal perang di Afghanistan, 2 pesawat AS menyerang
sebuah pesta pernikahan di provinsi Uruzgan. Peristiwa itu membunuh 48
orang.
Pentagon mengatakan pilot bereaksi terhadap tembakan antipesawat bersenjata berat.
Namun, Kepala Departemen Afghanistan Pertahanan, Gulbudin mengatakan para tamu hanya menembakkan senjata kecil ke udara dalam perayaan pernikahan. Keterangan Gulbudin ini diiyakan oleh tamu yang selamat.
Dua hari setelah serangan itu, Presiden George W Bush menelepon Presiden Afghanistan Hamid Karzai untuk mengungkapkan simpati bagi para korban. Namun, Pentagon menyatakan mereka tidak bersalah dalam insiden itu.
Ini bukan pertama kalinya pesawat militer AS mengebom pernikahan selama konflik Afghanistan.
Serangan serupa terjadi pada Juli dan November 2008. Lebih dari 100 orang tewas.
Pada kedua kasus, militer AS menyatakan penyesalan karena ada warga sipil yang tewas. Mereka mengklaim target sebenarnya adalah militan Taliban yang beroperasi di daerah tersebut.
Tak lama setelah terpilihnya Obama, Karzai menyerukan kepada Presiden AS yang baru itu untuk mengakhiri pembunuhan korban sipil.
Pentagon mengatakan pilot bereaksi terhadap tembakan antipesawat bersenjata berat.
Namun, Kepala Departemen Afghanistan Pertahanan, Gulbudin mengatakan para tamu hanya menembakkan senjata kecil ke udara dalam perayaan pernikahan. Keterangan Gulbudin ini diiyakan oleh tamu yang selamat.
Dua hari setelah serangan itu, Presiden George W Bush menelepon Presiden Afghanistan Hamid Karzai untuk mengungkapkan simpati bagi para korban. Namun, Pentagon menyatakan mereka tidak bersalah dalam insiden itu.
Ini bukan pertama kalinya pesawat militer AS mengebom pernikahan selama konflik Afghanistan.
Serangan serupa terjadi pada Juli dan November 2008. Lebih dari 100 orang tewas.
Pada kedua kasus, militer AS menyatakan penyesalan karena ada warga sipil yang tewas. Mereka mengklaim target sebenarnya adalah militan Taliban yang beroperasi di daerah tersebut.
Tak lama setelah terpilihnya Obama, Karzai menyerukan kepada Presiden AS yang baru itu untuk mengakhiri pembunuhan korban sipil.
Serangan Terhadap Wartawan di Baghdad, Juli 2007
Juli 2007, helikopter militer AS menyerang gerilyawan di Irak.
Serangan ini mendapat perhatian internasional setelah organisasi
'pembocor' WikiLeaks merilis sebuah video yang menunjukkan pesawat
menembak sekelompok orang yang berdiri di persimpangan. Tempat yang sama
pasukan darat Amerika telah diserang sebelumnya.
Serangan itu diarahkan pada van di sebuah persimpangan. Sedikitnya 12 orang tewas dalam serangan tersebut, termasuk 2 wartawan Reuters. 2 anak dilaporkan terluka.
Wartawan tersebut tidak mengenakan pakaian yang mengidentifikasi diri mereka sebagai pers.
Tak hanya itu, dalam video yang dirilis oleh WikiLeaks, pilot salah mengasumsikan lensa tele yang dibawa oleh salah satu wartawan sebagai RPG atau granat lontar.
Setelah video itu dipublikasikan oleh Wikileaks, Pentagon mengubah pernyataannya. Mereka mengatakan pilot tidak tahu siapa wartawan, siapa pemberontak. (Rie/Bob)
Serangan itu diarahkan pada van di sebuah persimpangan. Sedikitnya 12 orang tewas dalam serangan tersebut, termasuk 2 wartawan Reuters. 2 anak dilaporkan terluka.
Wartawan tersebut tidak mengenakan pakaian yang mengidentifikasi diri mereka sebagai pers.
Tak hanya itu, dalam video yang dirilis oleh WikiLeaks, pilot salah mengasumsikan lensa tele yang dibawa oleh salah satu wartawan sebagai RPG atau granat lontar.
Setelah video itu dipublikasikan oleh Wikileaks, Pentagon mengubah pernyataannya. Mereka mengatakan pilot tidak tahu siapa wartawan, siapa pemberontak. (Rie/Bob)
Credit Liputan6.com
AS Akui Melakukan Kejahatan Perang di Afghanistan
Oleh : - | Rabu, 7 Oktober 2015 | 04:45 WIB
(BBC)
INILAHCOM.
Washington -- Jenderal John Campbell, komandan pasukan internasional di
Afghanistan, mengatakan serangan udara yang menghantam rumah sakit
Medecins Sans Frontieres (MSF) adalah kesalahan.
"Kami tidak pernah dengan sengaja menargetkan fasilitas medis yang dilindungi," ujar Jenderal Campbell di depan Komite Angkatan Bersenjata di Senat AS.
Sedikitnya 22 orang tewas dalam serangan jet tempur AS yang menyasar rumah sakit MSF di Kunduz. Serangan merupakan bagian dari upaya AS dan tentara Afghanistan merebut kembali Kunduz dari Taliban.
PBB menyebut serangan itu sebagai kejahatan perang. MSF meminta penyelidikan penuh dan transparan atas tragedi ini, karena pihak rumah sakit kerap memberikan koordinat lokasi kepada pasukan Afghanistan dan AS.
Menurut Jenderal Campbell, dirinya tidak dalam posisi memberi rincian bagaimana serangan terhadap rumah sakit itu terjadi. Termasuk kemungkinan pilot gagal mengikuti pedoman militer untuk tidak menyerang fasilitas umum.
Joanne Liu, presiden MSF, membantah penjelasan AS atas serangan itu. "Sampai penyelidikan membuktikan, kita seharusnya bekerja dengan praduga telah terjadi kejahatan perang." ujar Liu.
"Kami secara teratur memberikan koordinat GPS lokasi rumah sakit kepada Afghanistan dan AS," ujarnya.
Menurut Liu, serangan ini bukan sekadar kesalahan, dan tidak bisa disebut sebagai korban terelakan dalam perang.
"Kami tidak pernah dengan sengaja menargetkan fasilitas medis yang dilindungi," ujar Jenderal Campbell di depan Komite Angkatan Bersenjata di Senat AS.
Sedikitnya 22 orang tewas dalam serangan jet tempur AS yang menyasar rumah sakit MSF di Kunduz. Serangan merupakan bagian dari upaya AS dan tentara Afghanistan merebut kembali Kunduz dari Taliban.
PBB menyebut serangan itu sebagai kejahatan perang. MSF meminta penyelidikan penuh dan transparan atas tragedi ini, karena pihak rumah sakit kerap memberikan koordinat lokasi kepada pasukan Afghanistan dan AS.
Menurut Jenderal Campbell, dirinya tidak dalam posisi memberi rincian bagaimana serangan terhadap rumah sakit itu terjadi. Termasuk kemungkinan pilot gagal mengikuti pedoman militer untuk tidak menyerang fasilitas umum.
Joanne Liu, presiden MSF, membantah penjelasan AS atas serangan itu. "Sampai penyelidikan membuktikan, kita seharusnya bekerja dengan praduga telah terjadi kejahatan perang." ujar Liu.
"Kami secara teratur memberikan koordinat GPS lokasi rumah sakit kepada Afghanistan dan AS," ujarnya.
Menurut Liu, serangan ini bukan sekadar kesalahan, dan tidak bisa disebut sebagai korban terelakan dalam perang.
INILAHCOM.
Washington -- Jenderal John Campbell, komandan pasukan internasional di
Afghanistan, mengatakan serangan udara yang menghantam rumah sakit
Medecins Sans Frontieres (MSF) adalah kesalahan.
"Kami tidak pernah dengan sengaja menargetkan fasilitas medis yang dilindungi," ujar Jenderal Campbell di depan Komite Angkatan Bersenjata di Senat AS.
Sedikitnya 22 orang tewas dalam serangan jet tempur AS yang menyasar rumah sakit MSF di Kunduz. Serangan merupakan bagian dari upaya AS dan tentara Afghanistan merebut kembali Kunduz dari Taliban.
PBB menyebut serangan itu sebagai kejahatan perang. MSF meminta penyelidikan penuh dan transparan atas tragedi ini, karena pihak rumah sakit kerap memberikan koordinat lokasi kepada pasukan Afghanistan dan AS.
Menurut Jenderal Campbell, dirinya tidak dalam posisi memberi rincian bagaimana serangan terhadap rumah sakit itu terjadi. Termasuk kemungkinan pilot gagal mengikuti pedoman militer untuk tidak menyerang fasilitas umum.
Joanne Liu, presiden MSF, membantah penjelasan AS atas serangan itu. "Sampai penyelidikan membuktikan, kita seharusnya bekerja dengan praduga telah terjadi kejahatan perang." ujar Liu.
"Kami secara teratur memberikan koordinat GPS lokasi rumah sakit kepada Afghanistan dan AS," ujarnya.
Menurut Liu, serangan ini bukan sekadar kesalahan, dan tidak bisa disebut sebagai korban terelakan dalam perang. - See more at: http://dunia.inilah.com/read/detail/2242938/as-akui-melakukan-kejahatan-perang-di-afghanistan#sthash.0Z7cM7ef.dpuf
"Kami tidak pernah dengan sengaja menargetkan fasilitas medis yang dilindungi," ujar Jenderal Campbell di depan Komite Angkatan Bersenjata di Senat AS.
Sedikitnya 22 orang tewas dalam serangan jet tempur AS yang menyasar rumah sakit MSF di Kunduz. Serangan merupakan bagian dari upaya AS dan tentara Afghanistan merebut kembali Kunduz dari Taliban.
PBB menyebut serangan itu sebagai kejahatan perang. MSF meminta penyelidikan penuh dan transparan atas tragedi ini, karena pihak rumah sakit kerap memberikan koordinat lokasi kepada pasukan Afghanistan dan AS.
Menurut Jenderal Campbell, dirinya tidak dalam posisi memberi rincian bagaimana serangan terhadap rumah sakit itu terjadi. Termasuk kemungkinan pilot gagal mengikuti pedoman militer untuk tidak menyerang fasilitas umum.
Joanne Liu, presiden MSF, membantah penjelasan AS atas serangan itu. "Sampai penyelidikan membuktikan, kita seharusnya bekerja dengan praduga telah terjadi kejahatan perang." ujar Liu.
"Kami secara teratur memberikan koordinat GPS lokasi rumah sakit kepada Afghanistan dan AS," ujarnya.
Menurut Liu, serangan ini bukan sekadar kesalahan, dan tidak bisa disebut sebagai korban terelakan dalam perang. - See more at: http://dunia.inilah.com/read/detail/2242938/as-akui-melakukan-kejahatan-perang-di-afghanistan#sthash.0Z7cM7ef.dpuf
INILAHCOM.
Washington -- Jenderal John Campbell, komandan pasukan internasional di
Afghanistan, mengatakan serangan udara yang menghantam rumah sakit
Medecins Sans Frontieres (MSF) adalah kesalahan.
"Kami tidak pernah dengan sengaja menargetkan fasilitas medis yang dilindungi," ujar Jenderal Campbell di depan Komite Angkatan Bersenjata di Senat AS.
Sedikitnya 22 orang tewas dalam serangan jet tempur AS yang menyasar rumah sakit MSF di Kunduz. Serangan merupakan bagian dari upaya AS dan tentara Afghanistan merebut kembali Kunduz dari Taliban.
PBB menyebut serangan itu sebagai kejahatan perang. MSF meminta penyelidikan penuh dan transparan atas tragedi ini, karena pihak rumah sakit kerap memberikan koordinat lokasi kepada pasukan Afghanistan dan AS.
Menurut Jenderal Campbell, dirinya tidak dalam posisi memberi rincian bagaimana serangan terhadap rumah sakit itu terjadi. Termasuk kemungkinan pilot gagal mengikuti pedoman militer untuk tidak menyerang fasilitas umum.
Joanne Liu, presiden MSF, membantah penjelasan AS atas serangan itu. "Sampai penyelidikan membuktikan, kita seharusnya bekerja dengan praduga telah terjadi kejahatan perang." ujar Liu.
"Kami secara teratur memberikan koordinat GPS lokasi rumah sakit kepada Afghanistan dan AS," ujarnya.
Menurut Liu, serangan ini bukan sekadar kesalahan, dan tidak bisa disebut sebagai korban terelakan dalam perang. - See more at: http://dunia.inilah.com/read/detail/2242938/as-akui-melakukan-kejahatan-perang-di-afghanistan#sthash.0Z7cM7ef.dpuf
"Kami tidak pernah dengan sengaja menargetkan fasilitas medis yang dilindungi," ujar Jenderal Campbell di depan Komite Angkatan Bersenjata di Senat AS.
Sedikitnya 22 orang tewas dalam serangan jet tempur AS yang menyasar rumah sakit MSF di Kunduz. Serangan merupakan bagian dari upaya AS dan tentara Afghanistan merebut kembali Kunduz dari Taliban.
PBB menyebut serangan itu sebagai kejahatan perang. MSF meminta penyelidikan penuh dan transparan atas tragedi ini, karena pihak rumah sakit kerap memberikan koordinat lokasi kepada pasukan Afghanistan dan AS.
Menurut Jenderal Campbell, dirinya tidak dalam posisi memberi rincian bagaimana serangan terhadap rumah sakit itu terjadi. Termasuk kemungkinan pilot gagal mengikuti pedoman militer untuk tidak menyerang fasilitas umum.
Joanne Liu, presiden MSF, membantah penjelasan AS atas serangan itu. "Sampai penyelidikan membuktikan, kita seharusnya bekerja dengan praduga telah terjadi kejahatan perang." ujar Liu.
"Kami secara teratur memberikan koordinat GPS lokasi rumah sakit kepada Afghanistan dan AS," ujarnya.
Menurut Liu, serangan ini bukan sekadar kesalahan, dan tidak bisa disebut sebagai korban terelakan dalam perang. - See more at: http://dunia.inilah.com/read/detail/2242938/as-akui-melakukan-kejahatan-perang-di-afghanistan#sthash.0Z7cM7ef.dpuf
INILAHCOM.
Washington -- Jenderal John Campbell, komandan pasukan internasional di
Afghanistan, mengatakan serangan udara yang menghantam rumah sakit
Medecins Sans Frontieres (MSF) adalah kesalahan.
"Kami tidak pernah dengan sengaja menargetkan fasilitas medis yang dilindungi," ujar Jenderal Campbell di depan Komite Angkatan Bersenjata di Senat AS.
Sedikitnya 22 orang tewas dalam serangan jet tempur AS yang menyasar rumah sakit MSF di Kunduz. Serangan merupakan bagian dari upaya AS dan tentara Afghanistan merebut kembali Kunduz dari Taliban.
PBB menyebut serangan itu sebagai kejahatan perang. MSF meminta penyelidikan penuh dan transparan atas tragedi ini, karena pihak rumah sakit kerap memberikan koordinat lokasi kepada pasukan Afghanistan dan AS.
Menurut Jenderal Campbell, dirinya tidak dalam posisi memberi rincian bagaimana serangan terhadap rumah sakit itu terjadi. Termasuk kemungkinan pilot gagal mengikuti pedoman militer untuk tidak menyerang fasilitas umum.
Joanne Liu, presiden MSF, membantah penjelasan AS atas serangan itu. "Sampai penyelidikan membuktikan, kita seharusnya bekerja dengan praduga telah terjadi kejahatan perang." ujar Liu.
"Kami secara teratur memberikan koordinat GPS lokasi rumah sakit kepada Afghanistan dan AS," ujarnya.
Menurut Liu, serangan ini bukan sekadar kesalahan, dan tidak bisa disebut sebagai korban terelakan dalam perang. - See more at: http://dunia.inilah.com/read/detail/2242938/as-akui-melakukan-kejahatan-perang-di-afghanistan#sthash.0Z7cM7ef.dpuf
"Kami tidak pernah dengan sengaja menargetkan fasilitas medis yang dilindungi," ujar Jenderal Campbell di depan Komite Angkatan Bersenjata di Senat AS.
Sedikitnya 22 orang tewas dalam serangan jet tempur AS yang menyasar rumah sakit MSF di Kunduz. Serangan merupakan bagian dari upaya AS dan tentara Afghanistan merebut kembali Kunduz dari Taliban.
PBB menyebut serangan itu sebagai kejahatan perang. MSF meminta penyelidikan penuh dan transparan atas tragedi ini, karena pihak rumah sakit kerap memberikan koordinat lokasi kepada pasukan Afghanistan dan AS.
Menurut Jenderal Campbell, dirinya tidak dalam posisi memberi rincian bagaimana serangan terhadap rumah sakit itu terjadi. Termasuk kemungkinan pilot gagal mengikuti pedoman militer untuk tidak menyerang fasilitas umum.
Joanne Liu, presiden MSF, membantah penjelasan AS atas serangan itu. "Sampai penyelidikan membuktikan, kita seharusnya bekerja dengan praduga telah terjadi kejahatan perang." ujar Liu.
"Kami secara teratur memberikan koordinat GPS lokasi rumah sakit kepada Afghanistan dan AS," ujarnya.
Menurut Liu, serangan ini bukan sekadar kesalahan, dan tidak bisa disebut sebagai korban terelakan dalam perang. - See more at: http://dunia.inilah.com/read/detail/2242938/as-akui-melakukan-kejahatan-perang-di-afghanistan#sthash.0Z7cM7ef.dpuf