Senin, 01 Juni 2015

PM Tunisia kecam misi penghancuran perahu oleh Uni Eropa


PM Tunisia kecam misi penghancuran perahu oleh Uni Eropa
PM Tunisia, Habib Essid (REUTERS)
 
 
Lisabon (CB) - Perdana Menteri Tunisia Habib Essid mengatakan di Lisabon, Jumat (29/5), ia tak sepakat dengan misi penghancuran perahu oleh Uni Eropa (UE) untuk menghindari migran dari Afrika dan Timur Tengah mencapai Eropa secara gelap.

Ia membandingkan perbuatan itu dengan campur-tangan militer. "Kita perlu mengetahui mengapa penyelundupan manusia terjadi dan menemukan penyelesaian, dan kita perlu menemukan penyelesaian juga buat Libya. Penyelesaian mesti menyeluruh dan bukan sementara," kata Essid dalam satu taklimat di Istana Necessidades di Lisabon, setelah pertemuan puncak ketiga Tunisia-Portugal.

Perdana Menteri Portugal Pedro Passos Coelho menyatakan UE mesti memperhitungkan kondisi keuangan masing-masing negara anggota di dalam rencana relokasi pengungsinya.

"Usul Komisi Eropa perlu mempertimbangkan masalah yang dihadap oleh semua negara seperti Portugal, terutama pengangguran," kata Passos Coelho, sebagaimana dikutip Xinhua.

"Saat ekonomi dan lapangan kerja tumbuh, kami tentu akan menawarkan kondisi yang lebih baik untuk menerima lebih banyak migran dan pengungsi, dan juga akan menciptakan kondisi untuk menerima lebih banyak orang Portugal yang harus memperoleh kesempatan di luar negeri selama masa paling sulit," tambah Passos Coelho.

UE telah menyatakan blok regional tersebut akan mengeluarkan sebanyak 240 juta euro (264 juta dolar AS) untuk merelokasi sebanyak 40.000 pencari suaka di seluruh Eropa, dan menawarkan negara anggota 6.000 euro per pengungsi.

Menurut perkiraan PBB, lebih dari 60.000 orang berusaha menyeberangi Laut Tengah tahun ini, dan ribuan migran kehilangan nyawa mereka dalam perjalanan yang berbahaya itu.

Selama taklimat tersebut, Essid mengatakan Portugal adalah contoh untuk ditiru, dan memujinya atas pembaruan yang dilakukannya dalam beberapa tahun belakangan tuna mendorong ekonomi, dan menyatakan ekonomi Tunisia juga masih menderita.

Portugal dan Tunisia menandatangani beberapa kesepakatan kerja sama pada Jumat, termasuk nota kesepahaman untuk memperkenalkan Bahasa Portugal sebagai pilihan bahasa asing di sekolah.



Credit   ANTARA News