Jumat, 05 Agustus 2016

Menhan Tiga Negara Sepakat Terapkan Sistem Identifikasi Kapal

 
Menhan Tiga Negara Sepakat Terapkan Sistem Identifikasi Kapal  
Menteri pertahanan dari Indonesia, Filipina, dan Malaysia, sepakat menerapkan sistem identifikasi kapal guna meningkatkan keamanan di Laut Sulu. (Armed Forces of the Philippines/Handout via Reuters)
 
Jakarta, CB -- Setelah menyepakati standar operasi patroli bersama, menteri pertahanan dari Indonesia, Filipina, dan Malaysia, menyetujui kerja sama lainnya guna meningkatkan keamanan di Laut Sulu, yaitu sistem identifikasi kapal.

Hal ini disepakati saat ketiga menteri bertemu di Nusa Dua, Bali, pada Selasa (2/8) menyusul maraknya perompakan dan penyanderaan oleh kelompok militan Filipina selatan di perairan tersebut.
“Dalam pertemuan kemarin, ketiga menhan menyepakati diadakannya regular training exercise. Berikutnya, disepakati identification alert system untuk kapal yang akan berlayar di sana agar bisa dipantau jika mengalami kesulitan atau keadaan darurat,” ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri, Arrmanatha Nasir, dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis (4/8).

Arrmanatha menjabarkan bahwa pembicaraan ini merupakan kelanjutan dari kesepakatan ketiga menhan sebelumnya pada 14 Juli lalu. Dalam pertemuan itu, ketiga menhan menyepakati framework dan sistem operasional untuk patroli bersama di sekitar Laut Sulu.

Menurut Arrmanatha, ada empat aspek yang disepakati, yaitu pelaksaaan patroli di koridor yang sudah ditentukan. Disepakati pula kerja sama bantuan cepat tanggap terhadap kapal yang dalam keadaan bahaya.
“Apabila ada kapal meyatakan ada bahaya, kapal terdekat dari ketiga negara ini bisa bantu, walaupun harus melewati batas negara lain dengan minta izin terlebih dahulu,” tutur Arrmanatha.

Tak hanya itu, ketiga menhan juga menyetujui kerja sama intelijen dan pembagian informasi demi mencegah adanya pembajakan. “Akan disediakan pula hotline untuk bantu fasilitasi kerja sama mereka. Kesepakatan ini sudah ditandatangani dan akan diterapkan secepatnya,” kata Arrmanatha.



Credit  CNN Indonesia