Kamis, 12 Mei 2016

Terkuak, Nenek Moyang Orang Amerika Adalah Petualang Asia

Terkuak, Nenek Moyang Orang Amerika Adalah Petualang Asia

Fisik dan otak manusia modern lebih kecil dari nenek moyangnya. (dailymail)
 
CB, London - Asal-usul penduduk asli Amerika makin terkuak. Sebuah tim peneliti internasional menemukan penduduk asli Amerika terdiri atas tiga kelompok migran yang berasal dari Asia. Mereka tiba ke Amerika dalam tiga gelombang migrasi besar, menyeberangi jembatan darat 15 ribu tahun lalu.

Temuan yang diterbitkan dalam jurnal Nature menunjukkan semua kelompok awalnya berasal dari Siberia, lalu melewati Beringia, sebuah jembatan tanah yang menghubungkan Benua Asia dan Amerika selama zaman es. Kini jembatan darat ini sudah tidak ada dan menjelma menjadi Selat Bering.

Kelompok migran pertama yang dikenal sebagai "First Americans" menghuni sebagian besar wilayah Amerika utara dan selatan, disusul dua kelompok berikutnya yang menghuni wilayah yang sama. DNA dari kelompok kedua dan ketiga masih dapat ditemukan pada penduduk asli Amerika saat ini.

Dengan mempelajari variasi urutan DNA penduduk asli Amerika, tim peneliti menemukan sebagian besar mereka berasal dari kelompok migran pertama. Sedangkan dua migrasi berikutnya berperan penting menambah variasi genetik.

"Penduduk asli Amerika tidak berasal dari migrasi tunggal," kata profesor Andres Ruiz-Linares, pemimpin penelitian dari University College London. "Penelitian ini sekaligus menguak pola penyebaran manusia di Amerika."

Hasil analisis menunjukkan kedua populasi mewarisi materi genetik dari kelompok migran pertama alias "First Americans". Ini mencerminkan fakta bahwa kelompok migran kedua dan ketiga bercampur dengan kelompok pertama yang mereka temui setelah mereka tiba di Amerika utara. "Setidaknya, ada tiga garis keturunan yang mendalam pada populasi asli Amerika," kata profesor David Reich, peneliti lain yang juga ahli genetika di Harvard Medical School.

Tim juga menemukan populasi penduduk asli menyebar dan membelah dari utara ke selatan sepanjang rute pantai.



Credit  TEMPO.CO