Jumat, 13 Mei 2016

Jet Tempur Inggris Intersepsi Pesawat Militer Rusia


Jet Tempur Inggris Intersepsi Pesawat Militer Rusia Ilustrasi (Wikipedia)
 
Jakarta, CB -- Jet tempur Typhoon Inggris mengintersepsi tiga pesawat transportasi militer Rusia yang mencoba memasuki wilayah negara-negara Baltik, Kamis (12/5). Insiden ini terjadi di tengah ketegangan antara Rusia dan Barat terkait dioperasikannya tameng rudal NATO di Romania.

Kementerian Pertahanan Inggris dalam pernyataannya mengatakan jet Typhoon yang terbang dari pangkalan udara Amari di Estonia mengadang pesawat-pesawat Rusia tersebut. Menurut Inggris, pesawat Rusia itu tidak memancarkan kode identitas dan tidak responsif.


"Kami secepatnya merespons tindakan agresi Rusia ini, sebagai bentuk komitmen kami terhadap pertahanan kolektif NATO," kata Menteri Pertahanan Inggris Michael Fallon dalam pernyataannya, dikutip Reuters.

Ini bukan kali pertama pesawat Rusia memasuki wilayah negara lain tanpa izin. Sebelumnya jet AS kerap mengintersepsi pesawat tempur Rusia yang coba memasuki wilayah mereka. Bulan lalu, jet Rusia terbang rendah dan dalam posisi menyerang ke arah kapal perang AS di laut internasional.

Insiden kali ini terjadi di tengah protes Rusia soal dioperasikannya tameng anti rudal NATO di Romania. Rudal intersepsi SM-3 buatan Amerika itu diresmikan operasinya di pangkalan militer Deveselu, Kamis waktu setempat. Rencananya sistem serupa juga akan dioperasikan di Polandia pada 2018.

Sistem tameng ini difungsikan untuk melindungi Eropa terhadap serangan dari negara-negara pemilik rudal nuklir. SM-3 disebut tidak terlalu ampuh dalam menghadapi Rusia yang memiliki hingga 300 rudal balistik antar-benua yang bisa diterbangkan dari darat dan kapal selam di laut.

Namun, Rusia mengatakan sistem pertahanan rudal itu adalah ancaman langsung terhadap mereka, terutama di tengah ketegangan antara Rusia dan Barat menyusu pencaplokan Crimea dan campur tangan Kremlin pada konflik Ukraina dan Suriah.

NATO membantah kekhawatiran Rusia tersebut dengan mengatakan sistem rudal itu digunakan untuk menghadapi ancaman dari Iran, yang diyakini tengah mengembangkan senjata nuklir. Rusia tidak memercayainya, pasalnya Iran telah sepakat dalam perundingan dengan Barat untuk tidak mengembangkan nuklir mereka hingga mencapai taraf mampu membuat bom atom.



Credit  CNN Indonesia