Dengan minim publikasi, Vietnam
menggelar simposium pertahanan pekan ini yang dihadiri oleh berbagai
produsen senjata dari Amerika Serikat. (Reuters/Kham)
Dilaporkan Reuters pada Rabu (11/5), simposium pertahanan yang terkesan digelar secara diam-diam oleh negara komunis ini dihadiri sejumlah oleh perusahaan AS, termasuk Boeing dan Lockheed Martin.
Vietnam tengah berupaya membangun sistem pertahanannya, dan merupakan negara eksportir senjata terbesar kedelapan di dunia. Langkah ini sejalan dengan berbagai langkah China untuk memperkuat klaimnya di Laut China Selatan.
Pasalnya, Vietnam bersitegang dengan China karena kedua negara mengklaim Kepulauan Paracels dan Spratly.
Menurut data dari Stockholm International Peace Research Institute, lembaga think tank yang melacak perdagangan pertahanan selama periode lima tahun, total impor senjata Vietnam periode 2011-2015 meningkat 699 persen ketimbang periode 2006-2010.
Simposium pertahanan yang digelar di Hanoi ini juga terungkap di tengah perdebatan dalam pemerintahan AS untuk menanggapi permintaan Vietnam untuk menghapus embargo senjata. Sanksi ini diterapkan sejak era berakhirnya Perang Vietnam.
Washington meringankan embargo senjata kepada Vietnam pada akhir 2014, namun menyatakan keputusan untuk mencabut embargo ini sepenuhnya akan bergantung pada sejauh mana Vietnam menunjukkan kemajuan dalam peningkatkan catatan hak asasi manusia.
Pemerintah Vietnam juga dilaporkan beberapa kali melakukan pertemuan dengan produsen senjata asal AS dan negara Barat lain selama beberapa tahun belakangan untuk meningkatkan peralatan tempurnya, mulai dari jet tempur, helikopter hingga pesawat patroli maritim. Meski demikian, Rusia hingga kini masih menjadi negara pemasok senjata terbesar untuk Vietnam.
Presiden AS, Barack Obama akan mengunjungi Vietnam pada 22 Mei mendatang dan akan menjadi presiden pertama AS yang mengunjungi negara ini dalam satu dekade terakhir. Langkah Obama ini menggarisbawahi hubungan yang membaik antara Washington dan Hanoi di tengah meregangnya hubungan Hanoi-Beijing akibat sengketa wilayah di Laut China Selatan.
Credit CNN Indonesia