Total rel baru yang dibangun di dua pulau ini adalah 3.941 km dengan total kebutuhan dana Rp 237,36 triliun (Kalimantan butuh Rp 172,55 triliun dan Sulawesi butuh Rp 64,81 triliun).
Untuk jaringan rel di Kalimantan, Kemenhub akan membaginya dalam beberapa fase. Alhasil, pembangunan semua jaringan kereta baru tuntas di 2030.
"Kalimantan targetnya 2.428 km. Kita bangun bentuk U," kata Dirjen Perkeretaapian Kemenhub, Hermanto Dwiatmoko dalam wawancara di Jakarta pekan lalu.
Jaringan kereta akan menghubungkan seluruh provinsi di Kalimantan. Jaringan akan dibangun dari ujung barat Kalimantan yang berbatasan dengan Malaysia turun ke bawah kemudian naik ke atas lagi menuju utara Kalimantan yang berbatasan dengan Malaysia.
Untuk prioritas pembangun periode 2015-2019 di Pulau Kalimantan, Kemenhub akan membangun jaringan kereta rute Banjarmasin-Palangkaraya 194 km, Banjarmasin-Tanjung 196 km, Tanjung-Balikpapan 234 km, dan Balikpapan-Samarinda 89 km.
Sedangkan prioritas berikutnya masuk pada fase II dan fase III yang selesai di 2030. Pemerintah, kata Hermanto, akan membangun jaringan kereta lintas provinsi (main line), sedangkan jaringan kereta di dalam kota atau antar kota di satu provinsi akan dibangun oleh pemerintah daerah. Jaringan tersebut akan tersambung dengan jaringan utama yang dikembangkan oleh pemerintah pusat.
"Di tengah-tengah akan minta provinsi masing-masing untuk bangun. Seperti di Kalitim, sudah masuk investor dari Rusia. Nanti jaringan kereta terhubung dengan main line," sebutnya.
Sedangkan di Pulau Sulawesi, Kemenhub akan membiayai pembangunan jaringan rel baru untuk ruas Makassar-Pare pare sepanjang 145 km dan Manado-Bitung 48 km. Pembangunan fase I akan tuntas di 2018, sisanya akan dimulai di 2018 dan masuk pengembangan fase II hingga 2025.
"Ini Sulawesi, Tahap I itu Makassar-Pare pare 145 km. Kemudian tahun ini kita mulai juga Manado-Bitung," sebutnya.
Untuk pembangunan jaringan baru di Sulawesi dan Kalimantan, Kemenhub akan menggunakan ukuran rel lebih besar daripada yang ada di Pulau Jawa. Ukuran rel di Sulawesi dan Kalimantan menggunakan rel dengan lebar 1.435 mm, sedangkan Jawa dan Sumatera hanya 1.067 mm.
Alhasil kecepatan dan daya angkut rel di Kalimantan dan Sulawesi disiapkan di atas kemampuan di Pulau Jawa. Sebagai ilustrasi, rel di Sulawesi dan Kalimantan dirancang untuk melayani kereta yang bisa melesat 200 km per jam, sedangkan Jawa hanya 120 km per jam.
"Kalau di Jawa kebanyakan untuk penumpang, kemudian rel pakai 1.067 mm. Kalau yang lain Jakarta-Surabaya diubah jadi 1.435 mm, nggak mungkin diubah semua. Mending bangun baru saja tapi di tempat baru seperti Kalimantan dan Sulawesi. Ini bangun yang lebar. Di sana beban gandar bisa 22 ton. Kalau di Jawa kan hanya 15 ton," paparnya.
Credit detikfinance