Di bawah kepemimpinan Kim Jong Un,
Korea Utara diduga tengah menyiapkan satelit baru dan akan meluncurkan
rudal jarak jauh. (Reuters/KCNA)
Dilaporkan Reuters, Korut diduga akan meluncurkan rudal balistik jarak
jauh yang telah dikembangkan. Hal ini merupakan pelanggaran utama sanksi internasional.
"Dunia akan melihat dengan jelas serangkaian satelit dari Songun Korea meluncur ke langit pada waktu dan lokasi yang ditentukan oleh Komite Sentral WPK," bunyi laporan KCNA.
"NADA telah mempercepat tahap akhir pengembangan satelit baru untuk mengobservasi bumi," kata Direktur Administrasi Pembangunan Aerospace Nasional (NADA), dikutip dari KCNA.
"Kemajuan dalam merekonstruksi dan memperluas peluncuran satelit menjadi bukti kuat kemajuan pembangunan ilmu ruang angkasa di negara ini," kata direktur NADA.
peringatan internasional dan sanksi demi melakukan pengembangan rudal dan program nuklir.
Korea Utara mengklaim peluncuran rudal tersebut merupakan bagian dari program ruang angkasa yang bertujuan menempatkan satelit ke orbit.
Menurut 38 North, Institut AS-Korea di Johns Hopkins University pada bulan Juli lalu citra satelit menunjukkan Korea Utara telah menyelesaikan pengembangan situs peluncuran satelit utama di dekat pantai barat.
Meski demikian, Menteri Pertahanan Korea Selatan menyatakan pekan lalu tidak ada indikasi persiapan peluncuran rudal.
Korut diduga memiliki berbagai jenis rudal dan diyakini tengah mengembangkan rudal balistik antarbenua yang bertujuan untuk menciptakan senjata nuklir. Namun para pakar menilai pengembangan rudal di Korut butuh waktu bertahun-tahun.
Pada 2012, Korea Utara meluncurkan roket jarak jauh dengan dalih menempatkan satelit ke orbit. Pyongyang menyebut peluncuran roket ini
sebagai peluncuran kendaraan ruang angkasa, meski masyarakat internasional menilai itu adalah peluncuran rudal yang melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB.
Korea Utara juga bekerja untuk menciptakan hulu ledak nuklir dalam ukuran yang lebih kecil dan dapat dipasang di kendaraan.
Credit CNN Indonesia