Jumat, 25 September 2015

Marinir AS Uji Coba Robot Perang Google


Marinir AS Uji Coba Robot Perang Google 
 Robot berkaki empat buatan Boston Dynamics, perusahaan yang sudah diakuisisi Google. (Dok. Boston Dynamics)
 
Jakarta, CB -- Robot militer berkaki empat versi terbaru buatan Boston Dynamics, yang merupakan anak perusahaan Google, telah diuji coba oleh marinir Amerika Serikat pada pekan lalu.

Diberi nama Spot, robot yang memiliki bobot 70 kilogram itu dioperasikan menggunakan tenaga listrik dan berjalan dengan empat kaki yang bergerak secara hidrolik.

Spot diuji di Marine Corps Base Quantico yang bersemayam di Virginia sebagai bagian dari evaluasi penggunaan teknologi robotika untuk aktivitas militer masa depan.

Spot dikendalikan dari jarak jauh sekitar 500 meter menggunakan koneksi nirkabel oleh seorang operator. Robot pintar ini menjalani tes di medan berbeda, seperti perbukitan, daerah hutan, dan area pedesaan.

Salah satu aktivitas saat uji coba adalah Spot diberi perintah untuk menghampiri sebuah bangunan di dekat markas marinir untuk melakukan simulasi pemantauan tiap sudut guna tetap waspada jika ada musuh dan ancaman.

Spot dibekali sensor laser Light Detection and Ranging (LIDAR), sensor sama yang dipasangkan di atas mobil pintar Google untuk memantau keadaan di sekitar.

Mengutip situs PC World, Spot merupakan lini produk terbaru yang dikembangkan oleh Boston Dynamics. Dibandingkan dengan robot-robot terdahulunya, yakni LS3 dan Big Dog, Spot diklaim lebih cekatan dan lebih tenang.

Angkatan militer AS mengaku tertarik menggunakan robot dalam pertempuran karena mereka mengaku lebih percaya diri mengirim pasukan robot ke situasi berbahaya tanpa ada perasaan cemas atau takut kehilangan nyawa seseorang.

"Kami ingin melanjutkan eksperimen dengan teknologi berkaki empat ini dan meyakini bahwa robot canggih seperti ini bisa dipekerjakan untuk meningkatkan kemampuan pertempuran perang militer," ujar Kapten James Pineiro selaku kepala cabang Marin Corps Warfighting Laboratory, dalam sebuah pernyataan beberapa waktu lalu.

Credit  CNN Indonesia