Seorang pekerja menyelesaikan bangku penonton
jelang Formula Satu Grand Prix saat kabut asap menyelimuti Singapura, 14
September 2015. Asap ini juga mengancam kesehatan udara di Singapura.
AP/Ng Han Guan
Dikutip dari BBC, 25 September 2015, disebutkan bahwa Menteri Luar Negeri Singapura, K. Shanmugam, telah menyalahkan pemerintah Indonesia atas situasi itu. "Indonesia menunjukkan ketidak-pedulian terhadap orang-orang kami, dan mereka sendiri," kata Menteri Shanmugam.
Dan Shanmugam mengatakan di Facebook dikutip dari BBC: "Kami mendengar beberapa pernyataan mengejutkan yang dibuat, di tingkat pejabat senior, dari Indonesia," kata dia. "Bagaimana mungkin bagi pejabat-pejabat senior pemerintahan mengeluarkan pernyataan seperti, menunjukan ketidakpedulian pada rakyat mereka, atau kami, dan tanpa malu apapun, atau rasa tanggung jawab?"
Shanmugam tidak menyebut nama pejabat tersebut, tapi seperti dilansir BBC, Wakil Presiden Indonesia Jusuf Kalla dikatakan telah membuat marah beberapa pihak dalam beberapa pekan terakhir dengan mengatakan tetangga Indonesia harus bersyukur untuk kualitas udara selama 11 bulan sebelum kebakaran dan asap melanda.
Singapura dan Indonesia menggunakan Indeks Satndar Polusi (PSI) untuk mengukur kualitas udara, sementara Malaysia menggunakan sejenis Indeks Polusi Udara(API). Pada kedua indeks, pembacaan yang berada di atas angka 100 diklasifikasikan sebagai tidak sehat dan di atas 300 mengindikasikan telah sampai pada level berbahaya.
Langkah darurat telah diberlakukan di Singapura untuk mengatasi hal tersebut, mencakup penutupan semua sekolah dasar dan menengah. Masker gratis juga didistribusikan di pusat-pusat komunitas untuk orang tua dan mereka yang rentan. Rumah makan cepat saji termasuk McDonalds, KFC dan Pizza Hut menangguhkan jasa pengiriman makanan mereka pada sejak Kamis sebagai bentuk kekhawatiran bagi kesehatan pengantara mereka.
Kabut asap sebagimana dilaporkan BBC, disebabkan oleh kebakaran hutan di Indonesia, yang diduga secara sengaja dilakukan oleh oknum perusahaan dan individu untuk membersihkan lahan perkebunan kelapa sawit dan karet.
Masalah tahunan tersebut telah menyebabkan tingkat polusi berbahaya di seluruh wilayah selama berminggu-minggu. Setiap membaca laporan PSI di angka lebih dari 300 sudah menunjukan risiko bagi kesehatan. Demikian BBC melaporkan.
Pemerintah Indonesia sendiri telah berulang kali mengatakan akan segera mengambil langkah-langkah untuk mencegah pembakaran hutan ilegal. Presiden Joko Widodo bahkan telah mengerahkan pasukan militer untuk mengatasi kebakaran di Sumatera dan di Kalimantan Indonesia, dan mengumumkan sedang menyelidiki 27 perusahaan yang diduga terlibat dalam kebakaran.
Credit TEMPO.CO