Pendemo berkumpul di sekitar istana kepresidenan setelah Presiden interim dan Perdana Menteri Burkina Faso diculik pasukan pengaman presiden, Rabu (16/9/2015). (Foto: AFP / AHMED OUOBA)
Penculikan ini terkait proses transisi pemerintahan Burkina Faso, setelah Presiden Blaise Compoare digulingkan pada 2014. Beberapa anggota RSP masih setia terhadap Compoare.
"Sejumlah anggota RSP masuk ke ruang kabinet pada pukul 02.30 dan menculik Presiden Michel Kafando dan Perdana Menteri Isaac Zida beserta dua menteri lain (Augustin Loada dan Rene Bagoro)," ucap kepala parlemen interim Cheriff Sy kepada AFP.
Seorang reporter AFP mengatakan pasukan di dekat istana kenegaraan Burkina Faso menembakkan senjata api untuk membubarkan ratusan pendemo yang mengecam penculikan. Belum dapat dipastikan apakah peluru yang digunakan adalah peluru tajam atau bukan.
Pengunjuk rasa terus memenuhi area sekitar istana dan meneriakkan "Free Kosayam (nama istana Burkina Faso)" dan juga "Bubarkan RSP."
Sy menyebut penculikan dan penahanan Presiden serta PM Burkina Faso sebagai "serangan serius terhadap republik."
"Saya meminta semua patriot negara ini untuk membela Tanah Air," sambung dia.
Senin kemarin, Komisi Reformasi dan Rekonsiliasi Nasional Burkina Faso menyarankan agar pasukan keamanan negara yang berjumlah 1300 personel untuk segera dibubarkan.
Credit Metrotvnews.com
PBB Kecam Penculikan Presiden dan PM Burkina Faso
Presiden interim Burkina Faso, Michel Kafando. (Foto: AFP / ISSOUF SANOGO
CB, Ouagadougou: Presiden interim Burkina Faso, Michel Kafando, dan Perdana Menteri Isaac Zida diculik pasukan pengaman presiden (RSP) di ruang kabinet, Rabu (16/9/2015).
PBB, Uni Afrika dan Komunitas Ekonomi Negara Afrika Barat mengecam penculikan tersebut, dan mendesak agar "ada pembebasan sandera tanpa syarat dalam waktu secepat-cepatnya."
Prancis juga mendesak RSP segera membebaskan presiden dan PM Burkina Faso. "Prancis khawatir terhadap perkembangan yang terjadi di Burkina Faso dan mengutuk keras penggunakan kekerasan dalam bentuk apapun," tutur juru bicara Kementerian Luar Negeri Romain Nadal, seperti dikutip AFP.
Penculikan ini terkait proses transisi pemerintahan Burkina Faso, setelah Presiden Blaise Compoare digulingkan pada 2014. Beberapa anggota RSP masih setia terhadap Compoare.
"Sejumlah anggota RSP masuk ke ruang kabinet pada pukul 02.30 dan menculik Presiden Michel Kafando dan Perdana Menteri Isaac Zida beserta dua menteri lain (Augustin Loada dan Rene Bagoro)," ucap kepala parlemen interim Cheriff Sy kepada AFP.
Seorang reporter AFP mengatakan pasukan di dekat istana kenegaraan Burkina Faso menembakkan senjata api untuk membubarkan ratusan pendemo yang mengecam penculikan. Belum dapat dipastikan apakah peluru yang digunakan adalah peluru tajam atau bukan.
Credit Metrotvnews.com