Kamis, 17 September 2015

Menhan AS Minta Pemotongan Anggaran Militer Dihentikan


Menhan AS Minta Pemotongan Anggaran Militer Dihentikan  
Menhan AS Ash Carter menyebut Angkatan Bersenjata AS kini terlibat atasi ISIS di Irak dan Suriah. (Reuters/Carolyn Kaster)
 
Washington, CB -- Menteri Pertahanan Amerika Serikat Ash Carter memperingatkan bahwa ketidakpastian jumlah pengeluaran militer AS akan mengirim “pesan yang salah di waktu yang tidak tepat” pada saat Rusia dan China terus mempercanggih teknologi mereka dengan cepat.

Di hadapan pertemuan tahunan Asosiasi Angkatan Udara pada Rabu (16/9), Carter mengatakan kegagalan Kongres AS meloloskan anggaran sebelum akhir tahun fiskal pada 30 September bisa menyebabkan pemotongan pengeluaran besar-besaran yang sebelumnya pernah terjadi.

Carter menambahkan akan ada kekurangan dana sebesar US$38 miliar untuk membeli senjata baru, pelatihan dan operasi militer.


Menurut Menteri Pertahanan, Pentagon sebelumnya harus mengambil keputusan besar terkait besaran angkatan bersenjata, senjata baru dan tingkat kesiagaan akibat penghematan anggaran wajib yang diberlakukan beberapa tahun belakangan.

Carter mengatakan bahwa ancaman dari berbagai belahan dunia terus meningkat, dan angkatan bersenjata AS sekarang terlibat dalam peperangan jangka panjang melawan ISIS di Irak dan Suriah.

“Dalam situasi keamanan semacam ini, kita harus dinamis dan responsif. Akibat pemotongan anggaran dalam jangka panjang ini membuat kita tidak bisa berkembang,” tambahnya.

Pada Rabu (16/9) Presiden Barack Obama mendesak Kongres AS untuk mencegah kantor-kantor pemerintahan lumpuh pada 1 Oktober, sementara anggota DPR dari Partai Republik kesulitan mendapatkan cukup suara untuk meloloskan RUU anggaran.

Carter mengatakan resolusi jangka panjang dan pemotongan anggaran yang masih terjadi akan memaksa Pentagon melakukan “pengurangan yang tidak bertanggung jawab” dan “pemborosan dana pemerintah dan juga merugikan industri (militer), berbahaya bagi strategi negara, tidak adil bagi personel militer dan terus terang memalukan di mata dunia.”

Dalam satu tahun terakhir para pejabat Pentagon berulang kali mengingatkan bahwa Rusia dan China dengan cepat mempercanggih teknologi militer dan meningkatkan kemampuan siber mereka serta semakin mengurangi jurang teknologi dengan Amerika Serikat.

Di hadapan pertemuan yang sama, seorang jenderal Angkatan Udara AS mengatakan bahwa militer Rusia telah mencapai kemajuan cepat dalam memperkuat angkatan udaranya sejak invasi ke Georgia pada 2008, sementara kekuatan AU Amerika Serikat semakin menyusut.

Ash Carter mengatakan Departemen Pertahanan AS harus kembali berfokus pada pengembangan teknologi militer yang canggih, memodernisasi senjata nuklir dan memperluas kemampuan siber.

Menteri Pertahanan menyatakan militer AS harus menyesuaikan strategi militer dalam menghadapi berbagai ancaman baru, jika Pentagon tidak bisa menaikkan anggaran.


Credit  CNN Indonesia