Rusia mengirim persenjataan ke Suriah
untuk membantu Presiden Bashar al-Assad memerangi kelompok pemberontak.
(Ilustrasi/Reuters/RIA Novosti)
Mantan perdana menteri Norwegia ini mengatakan kepada Reuters bahwa
“terlau dini untuk menyatakan” kegiatan pesawat Rusia di Suriah, tetapi
negara itu telah meningkatkan kehadiran militernya di sana termasuk
mendatangkan jet tempur dan pertahanan udara.
“Tentu saja perlu dipastikan tidak ada insiden atau kecelakaan, dan
juga mekanisme untuk mengurangi konflik antara militer Rusia dengan
aksi koalisi yang memerangi ISIS,” katanya di New York, Minggu (27/9).
Stoltenberg, yang akan bertemu dengan Menlu Rusia Sergei Lavrov di
New York Senin (28/9), mendesak Rusia “untuk memainkan peran yang
membangun dan siap bekerja sama dalam memerangi ISIS” dan menambahkan
bahwa langkah mendukung Presiden Bashar al-Assad “bukan sumbangan
positif untuk mencari solusi.”
“Ada keperluan, setidaknya, untuk mencegah konflik antara kehadiran
pasukan militer Rusia di Suriah dan kehadiran pasukan koalisi yang
memerangi ISIS,” kata Stoltenberg. Dia menambahkan gembira denga kontak
yang dilakukan AS dan Rusia.
Sebelumnya, Menlu AS John Kerry mengatakan penting untuk menyelaraskan segala upaya melawan ISIS namun hal itu belum terjadi.
Ketika ditanya terkait serangan udara yang dilakukan Perancis
secara terpisah dari koalisi pimpinan AS, Stoltenberg mengatakan
menyambut “upaya dari seluruh sekutu NATO dalam memerangi ISIS.”
Stoltenberg juga tidak menutup kemungkinan memperluas peran
Organisasi Traktat Atlantik Utara yang beranggotakan 28 negara ini dalam
merangi ISIS, namun dia menolak menjelaskan rinciannya.
“Tidak pantas bagi saya untuk mengumumkan atau berspekulasi terkait
peran tambahan itu,” katanya. “Kami akan memutuskannya jika hal itu
masuk dalam agenda.”
Credit CNN Indonesia