Senin, 21 September 2015

Trump di-bully Republik dan Demokrat karena rasis ke muslim


Trump di-bully Republik dan Demokrat karena rasis ke muslim
Donald Trump (REUTERS/Lucy Nicholson)
Seharusnya dari awal dia mengabaikan pertanyaan penuh kebencian itu
Rochemster, New Hampshire, AS (CB) - Bakal calon presiden dari Partai Republik Donald Trump dikecam baik oleh baik kubu Republik maupun kubu Demokrat karena meladeni pertanyaan rasis soal Islam dari seorang penanya, bahkan ikut menyampaikan pernyataan rasis.

Seperti ditulis StarTribune.com, Jumat malam waktu AS di balai kota Rochester, New Hampshire, Trump ditanyai seorang pria tentang penduduk muslim AS.

Pria itu mengawali pertanyaan dengan, "Kita menghadapi satu masalah di negeri ini, yakni orang muslim."

Alih-alih mengabaikan pernyataan rasis itu, Trump malah mengompori dengan memotong kalimat si penanya, "Ya kita semua tahu presiden kita sekarang adalah salah satunya (muslim). Anda juga tahu dia bahkan bukan orang Amerika."

Padahal rakyat Amerika tahu benar Barack Obama adalah pemeluk Kristen.

Trump tertawa lepas untuk kemudian mempersilakan pria itu melanjutkan bertanya.

"Kita menghadapi kian banyaknya kamp-kamp pelatihan di mana mereka (penduduk muslim) ingin membunuh kita. Pertanyaan saya, kapan kita bisa terbebas dari itu?"

Ironisnya, tidak seperti Senator John McCain pada Pemilu tujuh tahun silam yang malah menganggap angin lalu pertanyaan rasis dari pendukungnya, Trump justru meladeni pertanyaan rasis itu.

"Kita akan mengamati hal itu dengan cara yang sama sekali berbeda. Dan tahukah Anda, banyak orang yang membahas itu dan banyak orang yang bilang hal-hal buruk terjadi di luar sana. Kita akan mencermati masalah itu," jawab Trump.

Cara Trump yang maladeni retorika rasis itu membuat para pemimpin Republik dan Demokrat mengecamnya.

"Dia sudah tahu, atau dia semestinya tahu, bahwa apa yang ditanyakan orang itu tidak benar," serang calon kuat dari Demokrat Hillary Rodham Clinton. "Seharusnya dari awal dia mengabaikan pertanyaan penuh kebencian itu."

Sekretaris Pers Gedung Putih Josh Earnest menyayangkan Trump tidak menunjukkan patriotisme seperti diperlihatkan John McCain pada 2008 ketika saat itu McCain menjauhkan mikrofon dari seorang wanita yang menyatakan tidak percaya kepada Obama karena menurutnya Obama orang Arab.

Earnest menyayangkan Trump tidak meluruskan pernyataan si penanya, sebaliknya malah meladeninya, hanya demi meraih suara.

Sedangkan Senator South Carolina Lindsey Graham yang juga bakal calon presiden dari kubu Republik, mencuit komentar sinis kepada Trump via Twitter.

"Ada cara yang benar untuk mengatasi situasi seperti itu dan ada pula cara yang keliru, Donald," cuit Graham seperti dikutip StarTribune.com (19/9).

Graham lalu menautkan sebuah berita mengenai kecaman Graham terhadap sebuah komentar rasis dalam kampanyenya belum lama tahun ini di Iowa di mana dia malah memojokkan seorang penanya rasis.

Sementara Gubernur New Jersey Chris Christie yang juga dari Republik berkata, "andai pada rapat kampanye saya ada orang yang berkata seperti itu, saya pasti mengoreksinya."

Senator Texas Ted Cruz yang juga dari Republik malah enggan mengomentari keyakinan seseorang dengan berkata, "keimanan Presiden Obama adalah urusan dia dengan Tuhan."

Lain lagi dengan mantan Gubernur Florida Jeb Bush yang juga bakal calon presiden dari Republik. Dia mengkritik Trump dengan lebih halus.

Jeb Bush berkata bahwa Obama adalah "orang Amerika. Dia Kristen. Masalah dia bukan karena dia lahir di sini atau apa keimanannya. Masalah dia adalah dia orang liberal progresif yang mencederai siapa pun yang tidak sepaham dengannya.

Credit  ANTARA News