Jumat, 25 September 2015

Pesawat Tempur Tanpa Awak Sukhoi, Pusat Perhatian MAKS 2015


Dalam pameran udara MAKS 2015 di Zhukovsky, Presiden United Aircraft Corporation (UAC) Yuri Slyusar menyampaikan bahwa perusahaannya tengah mengembangkan beberapa pesawat tanpa awak untuk Kementerian Pertahanan Rusia. Namun, ia tak mau membocorkan detil proyek tersebut. Situs mir-robotov menginvestigasi pengembangan kendaraan militer tanpa awak Rusia yang disinggung pemimpin UAC tersebut.

KRET
Iklan perusahaan “Radio-Electronic Technologies” diputar selama Pameran Aviasi dan Antariksa Internasional MAKS 2015 di kota Zhukovsky di pinggiran Moskow. Sumber:Ria Novosti/Mikhail Voskresenskiy
Untuk mengompensasi terbatasnya informasi dalam rilis pers resmi yang dikeluarkan perusahaannya, Wakil Direktur Jenderal KRET Radio-Electronic Technologies Concern Vladimir Mikheyev bicara terang-terangan dengan majalah Inggris Flightglobal.com, yang cukup tertarik dengan model pesawat berbentuk agak asing yang ditampilkan dalam pameran. Mikheyev menyampaikan bahwa ini merupakan salah satu proyek pesawat tanpa awak yang dikerjakan KRET bersama UAC, dan akan digunakan untuk melawan pesawat tempur siluman Amerika F-35 dan F-22. Ia menambahkan bahwa pesawat tanpa awak ini memiliki misi yang sama dengan pesawat Tiongkok Divine Eagle.
Kompetitor “Divine Eagle”
Pesawat tanpa awak ini akan menggunakan radar bergelombang desimeter dan radar x-band untuk mencari pesawat musuh. Drone ini juga dilengkapi dengan sistem senjata elektronik, yang dapat membutakan misil yang hendak menyerang pesawat. Semua teknologi tersebut, seperti disampaikan narasumber, dipinjam dari jet tempur generasi kelima PAK-FA.
Mikheyev menyimpulkan bahwa salah satu proyek UAC saat ini tengah dikembangkan, sementara proyek kedua masih dalam tahap pengembangan konsep. Perwakilan perusahaan menolak menyebutkan biro desain yang mengembangkan perangkat tersebut.
Model UAV "Skat".Source: Ria Novosti/Anton Denisov
Dalam rilis pers resmi, KRET menyampaikan bahwa mayoritas pesawat tanpa awak, misalnya dalam kerangka kerja proyek Altius, Inokhodets, Okhotnik, menggunakan perangkat aviasi yang dikembangkan oleh KRET. Diketahui bahwa dua pesawat tanpa awak pertama dikembangkan oleh perusahaan Transas yang berbasis di Sankt Peterburg dan perusahaan OKB Sokol OJSC yang berbasis di Kazan. Pesawat yang dikembangkan OKB Sokol OJSC telah ‘disorot’ di media, sebagai pengembangan UAC.
Pengembangan kedua UAC, yang juga disinggung Mikheyev, adalah proyek UAV Zond. Proyek ini, berdasarkan informasi yang bocor ke media, merupakan pesawat tempur berbobot 12 ton. Gambar model pesawat bahkan sudah muncul di internet, dan terlihat bahwa pesawat tersebut berbeda dengan yang dipamerkan KRET dalam MAKS 2015. Pada saat yang sama, dengan kehadiran antena di atas badan pesawat, kita dapat berasumsi bahwa model ini didesain untuk menyaingi pesawat Tiongkok Divine Eagle, dan untuk beberapa alasan, tertukar dengan model pesawat tanpa awak siluman yang paling misterius dalam artikel yang ditulis Flightglobal.com.
Model UAV proyek "Zond".Source: Press Photo
Pembunuh “Raptor”
Proyek lain ialah Okhotnik (Pemburu), yang kurang lebih sudah cukup diketahui. Karakter teknis pesawat ini telah disetujui Kementerian Pertahanan Rusia sejak April 2012. Di media, terdapat laporan bahwa pesawat tanpa awak ini merupakan jet tempur yang mampu memburu pesawat musuh (ide ini sesuai dengan nama proyek). Pesawat inilah yang dipamerkan KRET dalam MAKS 2015. Pada 2009, mantan Presiden UAC Mikhail Pogosyan menyebutkan bahwa dasar pengembangan pesawat tanpa awak terbaru adalah pencapaian MiG yang diraih dalam proyek Skat, yang dipamerkan dalam MAKS 2007.


Pada 30 Mei 2014, Wakil Kepala Komisi Industri Militer Negara Oleg Bochkarev menyebutkan bahwa pesawat tempur tanpa awak Rusia diperkirakan selesai pada 2018. Di saat yang sama, media melaporkan bahwa pesawat tempur tanpa awak Sukhoi akan menggunakan teknologi jet tempur generasi kelima, sama seperti pernyataan Mikheyev.
Hasilnya, dapat disimpulkan, pesawat yang dipamerkan KRET dalam MAKS 2015 adalah Okhotnik, yang untuk beberapa alasan, masih dirahasiakan oleh UAC.


Credit  RBTH Indonesia