ATHENA (CB) – Perdana menteri incumbent, Alexis
Tsipras, mengatakan partai sayap kiri Syriza yang dipimpinnya akhirnya
mendapat mandat yang jelas setelah memenangkan pemilihan umum kedua yang
berlangsung selama kurang dari sembilan bulan.
"Saya merasa didukung karena mandat yang jelas dari rakyat Yunani untuk melanjutkan perjuangan di dalam dan luar negeri kita untuk menegakkan martabat rakyat kita," kata Tsipras kepada pendukungnya, di Athena, seperti dilansir BBC, Selasa (22/9/2015).
Ia mengungkapkan, untuk memenangkan pemilu kali ini terasa sangat sulit karena Yunani sedang menghadapi permasalahan krisis keuangan. Namun, semua itu bisa terwujud jika dilakukan dengan bekerja keras, termasuk mengatasi krisis keuangan negara.
"Di Eropa, saat ini, Yunani dan rakyatnya identik dengan perlawanan serta martabat. Perjuangan ini akan kita lanjutkan bersama-sama selama empat tahun mendatang. Kita menghadapi kesulitan di depan kita, tapi kita juga memiliki pijakan yang kukuh. Kita tidak akan pulih dari perjuangan ini dengan sihir, melainkan melalui kerja keras,” ungkapnya.
Berdasarkan penghitungan total, Syriza tercatat memenangkan suara sebanyak 35 persen. Sementara lawan politiknya yakni Partai Demokrasi Baru meraih 28 persen, dan partai berhaluan kanan Fajar Emas memperoleh 7 persen suara.
Tsipras tak bisa memperoleh kemenangan mayoritas karena harus membentuk koalisi dengan partai lain. Salah satu partai yang mungkin berkoalisi denganya adalah Partai Yunani Independen yang berhaluan nasionalis.
Diperkirakan Syriza akan memperoleh sebanyak 145 kursi di parlemen dari jumlah maksimal sebanyak 300 orang. Sedangkan Partai Demokrasi Baru yang menempati urutan kedua dalam Pemilu Yunani memperoleh 75 kursi.
Sebagaimana diketahui, pemilihan ini dilangsungkan lagi setelah Syriza kehilangan dukungan mayoritas pada Agustus 2015. Pemilu ini dapat terlaksana setelah Alexis Tsipras menandatangani nota kesepakatan mengenai dana talangan yang baru dengan kreditur internasional yang tak populer bagi masyarakat Yunani.
Jumlah peserta dalam pemilu kali ini tercatat mencapai 55 persen atau sedikit menurun dari catatan jumlah peserta pemilih pada Januari yang sebanyak 63 persen. Jumlah ini masih tergolong rendah menurut standar Yunani.
"Saya merasa didukung karena mandat yang jelas dari rakyat Yunani untuk melanjutkan perjuangan di dalam dan luar negeri kita untuk menegakkan martabat rakyat kita," kata Tsipras kepada pendukungnya, di Athena, seperti dilansir BBC, Selasa (22/9/2015).
Ia mengungkapkan, untuk memenangkan pemilu kali ini terasa sangat sulit karena Yunani sedang menghadapi permasalahan krisis keuangan. Namun, semua itu bisa terwujud jika dilakukan dengan bekerja keras, termasuk mengatasi krisis keuangan negara.
"Di Eropa, saat ini, Yunani dan rakyatnya identik dengan perlawanan serta martabat. Perjuangan ini akan kita lanjutkan bersama-sama selama empat tahun mendatang. Kita menghadapi kesulitan di depan kita, tapi kita juga memiliki pijakan yang kukuh. Kita tidak akan pulih dari perjuangan ini dengan sihir, melainkan melalui kerja keras,” ungkapnya.
Berdasarkan penghitungan total, Syriza tercatat memenangkan suara sebanyak 35 persen. Sementara lawan politiknya yakni Partai Demokrasi Baru meraih 28 persen, dan partai berhaluan kanan Fajar Emas memperoleh 7 persen suara.
Tsipras tak bisa memperoleh kemenangan mayoritas karena harus membentuk koalisi dengan partai lain. Salah satu partai yang mungkin berkoalisi denganya adalah Partai Yunani Independen yang berhaluan nasionalis.
Diperkirakan Syriza akan memperoleh sebanyak 145 kursi di parlemen dari jumlah maksimal sebanyak 300 orang. Sedangkan Partai Demokrasi Baru yang menempati urutan kedua dalam Pemilu Yunani memperoleh 75 kursi.
Sebagaimana diketahui, pemilihan ini dilangsungkan lagi setelah Syriza kehilangan dukungan mayoritas pada Agustus 2015. Pemilu ini dapat terlaksana setelah Alexis Tsipras menandatangani nota kesepakatan mengenai dana talangan yang baru dengan kreditur internasional yang tak populer bagi masyarakat Yunani.
Jumlah peserta dalam pemilu kali ini tercatat mencapai 55 persen atau sedikit menurun dari catatan jumlah peserta pemilih pada Januari yang sebanyak 63 persen. Jumlah ini masih tergolong rendah menurut standar Yunani.
Credit Okezon
Bentuk Pemerintahan Baru, PM Yunani Akan Berkoalisi
ATHENA – Beberapa jam setelah mengalahkan kelompok konservatif dalam pemilu. Perdana menteri incumbent Yunani, Alexis Tsipras,
berjanji segera membentuk pemerintahan koalisi dengan partai lain. Hal
tersebut sesuai tuntutan pihak kreditur yang membantu mendanai partai
yang dipimpinnya dalam pemilu kali ini.
“Mulai besok, kita singsingkan lengan baju dan bekerja keras untuk membantu orang-orang lemah, kelas pekerja, untuk membawa kecerahan di tanah air kita, demi Yunani yang setara, adil, maju secara sosial dan hukum, serta makmur. Agar Yunani lebih kuat dan lebih adil setelah empat tahun menderita, dan agar rakyat kita bisa bangga dan berdiri tegak lagi,” ujar pemimpin Partai Syriza itu saat berbicara di hadapan pendukungnya, di Athena, pada Minggu malam waktu setempat, mengutip dari VOA, Selasa (22/9/2015).
Setelah lebih dari 90 persen surat suara dihitung, tercatat bahwa Partai Syriza mendapat 35,4 persen atau sebanyak 144 kursi di parlemen dari jumlah sebanyak 300 orang.
Sementara di posisi kedua ditempati Partai Demokrasi Baru dengan perolehan suara sebanyak 28,3 persen, disusul Partai Golden Dawn yang berhaluan ajaran Nazi dengan dukungan sebanyak 7 persen.
Setelah hasil perolehan suara diumumkan, Vangelis Meimarakis, pemimpin Partai Demokrasi Baru, mengucapkan selamat kepada Tsipras dan mendesaknya segera membentuk pemerintahan baru.
Ia mengatakan, persaingan pemilu telah resmi selesai pada hari ini, setiap orang harus berjuang dengan serius, bermartabat, dan beradab. “Hasil pemilu tampaknya secara komprehensif menempatkan Syriza dan Tsipras di posisi pertama. Saya mengucapkan selamat dan mendesaknya agar membentuk pemerintahan, membawa proposalnya ke parlemen, dan hal-hal lain akan kita bahas kemudian,” katanya.
Pemilu pada Minggu 20 September waktu setempat merupakan yang ketiga di Yunani pada tahun ini. Pemilu dilangsungkan karena Tsipras mundur bulan lalu setelah para anggota partainya marah. Mereka marah karena Tsipras mengingkari janji dan menyetujui tuntutan kreditur Eropa dengan imbalan dana talangan 98 miliar dolar AS.
Dalam pemilu sebelumnya yang berlangsung awal tahun ini, Tsipras berjanji melawan pemangkasan anggaran dan kenaikan pajak seperti yang diminta kreditur. Tetapi setelah bernegosiasi secara sengit, Tsipras menuruti sebagian besar permintaan pihak Eropa. Ia berargumen Yunani mungkin bangkrut dan bisa keluar dari zona euro jika tidak menuruti berbagai tuntutan tersebut.
“Mulai besok, kita singsingkan lengan baju dan bekerja keras untuk membantu orang-orang lemah, kelas pekerja, untuk membawa kecerahan di tanah air kita, demi Yunani yang setara, adil, maju secara sosial dan hukum, serta makmur. Agar Yunani lebih kuat dan lebih adil setelah empat tahun menderita, dan agar rakyat kita bisa bangga dan berdiri tegak lagi,” ujar pemimpin Partai Syriza itu saat berbicara di hadapan pendukungnya, di Athena, pada Minggu malam waktu setempat, mengutip dari VOA, Selasa (22/9/2015).
Setelah lebih dari 90 persen surat suara dihitung, tercatat bahwa Partai Syriza mendapat 35,4 persen atau sebanyak 144 kursi di parlemen dari jumlah sebanyak 300 orang.
Sementara di posisi kedua ditempati Partai Demokrasi Baru dengan perolehan suara sebanyak 28,3 persen, disusul Partai Golden Dawn yang berhaluan ajaran Nazi dengan dukungan sebanyak 7 persen.
Setelah hasil perolehan suara diumumkan, Vangelis Meimarakis, pemimpin Partai Demokrasi Baru, mengucapkan selamat kepada Tsipras dan mendesaknya segera membentuk pemerintahan baru.
Ia mengatakan, persaingan pemilu telah resmi selesai pada hari ini, setiap orang harus berjuang dengan serius, bermartabat, dan beradab. “Hasil pemilu tampaknya secara komprehensif menempatkan Syriza dan Tsipras di posisi pertama. Saya mengucapkan selamat dan mendesaknya agar membentuk pemerintahan, membawa proposalnya ke parlemen, dan hal-hal lain akan kita bahas kemudian,” katanya.
Pemilu pada Minggu 20 September waktu setempat merupakan yang ketiga di Yunani pada tahun ini. Pemilu dilangsungkan karena Tsipras mundur bulan lalu setelah para anggota partainya marah. Mereka marah karena Tsipras mengingkari janji dan menyetujui tuntutan kreditur Eropa dengan imbalan dana talangan 98 miliar dolar AS.
Dalam pemilu sebelumnya yang berlangsung awal tahun ini, Tsipras berjanji melawan pemangkasan anggaran dan kenaikan pajak seperti yang diminta kreditur. Tetapi setelah bernegosiasi secara sengit, Tsipras menuruti sebagian besar permintaan pihak Eropa. Ia berargumen Yunani mungkin bangkrut dan bisa keluar dari zona euro jika tidak menuruti berbagai tuntutan tersebut.
Credit Okezon