Senjata serbu buatan PT Pindad dipamerkan dalam
pembukaan Jakarta International Defence Dialogue (JIDD) ke-4 di JCC
Senayan, Jakarta (18/3). Forum kerja sama pertahanan yang dihadiri 50
delegasi dari negara-negara anggota ASEAN, China, India, Australia,
Amerika Serikat dan negara-negara lain dari Eropa dan Afrika. TEMPO/Imam
Sukamto
Silmy memang sengaja diajak Jokowi ikut dalam rombongan. Ia sendiri yang membubuhkan tanda tangan dalam perjanjian bisnis itu. Pindad resmi menjual lisensi pembuatan senapan serbu SS2 dan amunisi kepada CAS. Walhasil, kelak CAS akan memproduksi SS2 dan menjual senapan tersebut berikut amunisinya ke negara-negara Timur Tengah.
Senapan SS2 adalah salah satu produk andalan Pindad. Berkat bedil itulah TNI Angkatan Darat menjuarai lomba tembak antar-angkatan darat se-Asia Tenggara pada Desember 2014. TNI AD pun menjadi jawara pertama sebanyak delapan kali berturut-turut mengungguli Amerika Serikat dan Inggris dalam lomba serupa di Australia pada Mei lalu, berbekal senjata yang sama.
Menurut Silmy, pasar Timur Tengah memang menggiurkan. Permintaan senapan dan produk militer lainnya dari negara-negara di kawasan tersebut sangat besar. Sebab itu, Silmy yakin produk Pindad mampu bersaing dengan pabrikan senapan lain yang sudah mapan, seperti Heckler & Koch, Baretta, dan Glock. “Kualitas Pindad tidak kalah. Harga SS2 pun lebih kompetitif,” tuturnya.
Sesuai dengan kontrak yang diparaf, Pindad akan memberikan teknologi pembuatan SS2 kepada CAS. Dalam waktu dekat, Silmy akan mengutus teknisi terbaik Pindad ke Uni Emirat Arab. Rencananya, teknisi Pindad bakal melatih pegawai CAS membuat SS2, dari desain, memilih bahan baku, hingga merakit. “Bahkan Pindad yang akan mendesain pabrik SS2 di CAS. Semuanya harus sesuai standar Pindad,” kata Silmy.
Sebagai imbalannya, Pindad menangguk bayaran lisensi dari CAS. Selain itu, pabrik senjata yang bermarkas di Bandung tersebut akan memperoleh royalti dari setiap pucuk SS2 yang diproduksi Uni Emirat Arab. Menurut Silmy, skema tersebut lebih menguntungkan ketimbang Pindad membuka pabrik sendiri di Timur Tengah.
Soal kerahasiaan desain SS2, Silmy tak cemas. Seluruh desain SS2 sudah dipatenkan. Jika ada pihak yang membuat senapan serupa dengan SS2, Pindad bisa menuntut si pembajak. Pada Mei lalu, saat lomba tembak antar-angkatan darat di Australia, kerahasiaan SS2 hampir terungkap. Australia, Amerika Serikat, dan Inggris memprotes kemenangan telak TNI AD. Mereka mendesak SS2 dibongkar untuk melihat ada-tidaknya kecurangan. Tentu saja tim TNI AD menolak.
Wakil Ketua Komisi Pertahanan Dewan Perwakilan Rakyat Ahmad Hanafi Rais mendukung upaya Pindad berekspansi luar negeri. Hanafi meminta Pindad menjaga betul hak cipta SS2. Politikus Partai Amanat Nasional itu tak mau karya terbaik Pindad tersebut malah dibajak pihak asing. “Kualitas produksi harus dijaga, jangan sampai jual produk jelek,” katanya.
Pengamat militer dari Universitas Padjadjaran, Muradi, mengingatkan Silmy cs untuk memagari kerja sama dengan CAS. Tujuannya, agar CAS tidak keluar dari kontrak setelah mereka memperoleh ilmu pembuatan SS2. Muradi juga mengatakan Pindad mesti meminta CAS mematok target penjualan. “Agar Pindad tetap memperoleh keuntungan,” ujarnya.
Pindad tak berhenti merentangkan sayap. Setelah mengantongi kontrak dari CAS, Pindad menggandeng raksasa produsen alat militer dari Inggris, BAE Systems. Pada Kamis pekan lalu, Pindad meneken kerja sama untuk membangun divisi keamanan cyber. Pindad juga mengincar pembuatan tank amfibi dan tank kelas ringan BAE Systems. “Kami berharap mereka menjadi mitra strategis Pindad,” kata Silmy.
Delapan Generasi SS2
SEJAK 2006, PT Pindad sudah memproduksi delapan jenis senapan serbu SS2. Semua punya kesamaan: menggunakan peluru berkaliber 5,56 milimeter. Keunggulan SS2 adalah minimnya entakan saat dipakai menembak. SS2 dapat memuntahkan peluru tunggal ataupun rentetan.
SS2-V1
Panjang: 98,5 cm (popor terbentang) dan 74,2 cm (popor ditekuk)
Panjang laras: 46 cm
Berat: 3,95 kg (tanpa peluru) dan 4,31 kg (peluru penuh)
Isi magasin: 30 peluru
Jangkauan tembak efektif: sekitar 400 meter
Pengguna: TNI dan Polri
SS2-V2
Panjang: 92,8 cm (popor terbentang) dan 68,5 cm (popor ditekuk)
Panjang laras: 40,3 cm
Berat: 3,80 kg (tanpa peluru), 4,16 kg (peluru penuh)
Isi magasin: 30 peluru
Jangkauan tembak efektif: 300 meter
Pengguna: TNI dan Polri
SS2-V4
Panjang: 102,5 cm (popor terbentang) dan 78,2 cm (popor ditekuk)
Panjang laras: 50 cm
Berat: 4,15 kg (tanpa peluru), 4,51 kg (peluru penuh)
Isi magasin: 30 peluru
Jangkauan tembak efektif: 600 meter
Pengguna: Pasukan Kostrad
Catatan: Senapan SS2-V4 merupakan senjata TNI AD memenangi lomba tembak internasional.
SS2-V5
Panjang: 75,5 cm (popor terbentang) dan 52,8 cm (popor ditekuk)
Panjang laras: 25,5 cm
Berat: 3,35 kg (tanpa peluru), 3,71 kg (peluru penuh)
Isi magasin: 30 peluru
Jangkauan tembak efektif: 200 meter
Pengguna: Pasukan Kavaleri TNI AD
SS2-V1 HB
Panjang: 102,5 cm (popor terbentang) dan 78,2 cm (popor ditekuk)
Panjang laras: 50 cm
Berat: 4,40 kg (tanpa peluru), 4,76 kg (peluru penuh)
Isi magasin: 30 peluru
Jangkauan tembak efektif: 500 meter
SS2-V2
Panjang: 92,8 cm (popor terbentang) dan 68,5 cm (popor ditekuk)
Panjang laras: 40,3 cm
Berat: 4,20 kg (tanpa peluru), 4,56 kg (peluru penuh)
Isi magasin: 30 peluru
Jangkauan tembak efektif: 300 meter
SS2-V4 HB
Panjang: 102,5 cm (popor terbentang) dan 78,2 cm (popor ditekuk)
Panjang laras: 50 cm
Berat: 4,75 kg (tanpa peluru), 5,11 kg (peluru penuh)
Isi magasin: 30 peluru
Jangkauan tembak efektif: 500 meter
Dilengkapi teropong bidik yang mampu menambah akurasi tembakan.
SS2-V5 A-1
Panjang: 85 cm
Panjang laras: 25,5 cm
Berat: 3,35 kg (tanpa peluru), 3,71 kg (peluru penuh)
Isi magasin: 30 peluru
Jangkauan tembak efektif: 200 meter
Dilengkapi teropong bidik yang mampu meningkatkan akurasi tembakan.
Credit TEMPO.CO