Jumat, 17 November 2017

Negara-negara Afrika Bertemu Bahas Situasi Zimbabwe



Negara-negara Afrika Bertemu Bahas Situasi Zimbabwe
Ilustrasi


HARARE - Negara-negara anggota  Komunitas Pembangunan Afrika Bagian Selatan (SADC), dilaporkan telah mengadakan pertemuan darurat di Botswana. Pertemuan itu digelar untuk membahas mengenai situasi politik dan keamanan yang sedang berlangsung di Zimbabwe.

Dalam sebuah pernyataan, sekretariat SADC mengatakan, pertemuan tersebut pada hari Kamis dihadiri oleh para menteri yang bertanggung jawab atas urusan luar negeri dari negara-negara anggota troika Angola, Tanzania, Zambia, dan Afrika Selatan.

Melansir Anadolu Agency pada Kamis (16/11), Pertemuan tersebut terjadi sehari setelah militer Zimbabwe merebut kekuasaan dari Presiden Robert Mugabe. Militer negara itu menahan Mugabe beserta keluarganya.

Sementara itu, ketua Komisi Uni Afrika, Moussa Faki Mahamat, mendesak semua pemangku kepentingan yang terlibat dalam krisis Zimbabwe untuk menemukan solusi sesuai dengan konstitusi negara tersebut.

Mahamat mengungkapkan komitmen Uni Afrika untuk bekerja sama dengan SADC dan para pemimpin di kawasan ini, dan untuk mendukung usaha mereka.

Seperti diketahui, militer menguasai penuh Zimbabwe setelah mengambil alih kekuasaan dengan target menangkap ‘penjahat” di sekitar Presiden Robert Mugabe. Namun, banyak pihak menduga militer Zimbabwe ingin menggulingkan Mugabe yang telah berkuasa selama 37 tahun.

Tentara dan kendaraan tempur memblokade jalanan menuju kantor pusat pemerintah, parlemen, dan pengadilan di Harare tengah. Meskipun demikian, militer membantah telah melakukan kudeta. 



Credit  sindonews.com


Tentara Zimbabwe Dilaporkan Tahan Menteri Keuangan


Tentara Zimbabwe Dilaporkan Tahan Menteri Keuangan
Menteri Keuangan Zimbabwe Ignatius Chombo. Foto/Istimewa


HARARE - Seorang sumber pemerintah mengatakan tentara Zimbabwe menahan Menteri Keuangan Ignatius Chombo. Militer Zimbabwe disebut telah merebut kekuasaan dalam upaya untuk membasmi "penjahat" di sekitar Presiden Robert Mugabe. Menurut tentara merekalah yang menyebabkan penderitaan sosial dan ekonomi

Chombo adalah anggota terkemuka dari faksi 'G40' dari partai ZANU-PF yang berkuasa. Faksi ini dipimpin oleh istri Mugabe, Grace, yang telah berlomba-lomba untuk menggantikan presiden berusia 93 tahun itu seperti dikutip dari Reuters, Rabu (15/11/2017).

Krisis politik di negara di Afrika ini sedang memanas setelah Presiden Robert Mugabe memecat Wakil Presiden Emmerson Mnangagwa. Tindakan presiden itu tidak bisa diterima panglima militer setempat Jenderal Constantine Chiwenga.

Pemecatannya sebagai wakil presiden membuka jalan bagi istri Mugabe, Grace Mugabe, untuk ditunjuk sebagai wakil presiden pada konferensi khusus partai yang berkuasa, ZANU PF, pada bulan Desember.

Mnangagwa secara luas didukung oleh tentara dan pernah dipandang sebagai calon penerus presiden.

Panglima Chiwenga, mengatakan bahwa dia akan melakukan intervensi dengan menuduh tindakan Mugabe telah menjatuhkan negara tersebut ke dalam krisis. Ancaman ini memicu sayap pemuda partai yang berkuasa - ZANU PF - secara terbuka menuduh kepala militer tersebut menggerogoti konstitusi.

Prajurit pun ditempatkan di seluruh ibukota Zimbabwe Harare dan menyita lembaga penyiaran negara setelah Presiden Robert Mugabe dari partai yang berkuasa ZANU-PF menuduh kepala militer melakukan pengkhianatan.

Ini adalah pertama kalinya militer Zimbabwe secara langsung mengkritik pertikaian di tubuh Zanu PF dan menandai perpecahan antara Mugabe dengan sebuah institusi yang menjadi pilar utama kekuasaannya. 


Credit  sindonews.com