Jumat, 24 November 2017

Sepakat Mundur, Mugabe dapat Kekebalan Hukum


Sepakat Mundur, Mugabe dapat Kekebalan Hukum
Robert Mugabe (REUTERS/Charles Platiau)

Jakarta, CB -- Mantan Presiden Zimbabwe Robert Mugabe mendapatkan kekebalan hukum. Keselamantan mantan penguasa Zimbabwe selama 37 tahun terakhir itu juga terjamin.

Kekebalan hukum dan jaminan keselamatan itu merupakan bagian dari kesepakatan yang berujung pada pengunduran diri Mugabe, Selasa (21/11).

Mugabe berjasa dalam perjuangan kemerdekaan Zimbabwe dari Inggris pada 1980. Dia dipaksa mundur setelah militer menguasai ibukota, dan partai berkuasa pun menolaknya. Emmerson Mnangagwa, mantan wakil presiden akan dilantik menjadi presiden baru, Jumat (24/11).


Sumber pemerintah mengatakan Mugabe, yang kini telah berusia 93 tahun, dalam perundingan untuk memaksanya mundur, minta agar dirinya bisa mati di Zimbabwe. Mugabe menyatakan dirinya tidak punya rencana untuk tinggal di pengasingan di luar negeri.

"Mugabe sangat emosional soal ini dan dia sangat menekankan hal ini," kata sumber yang tidak disebut namanya seperti yang dilaporkan Reuters.
"
Jaminan keamanan untuk tinggal di dalam negeri sangat penting bagi dia, dan tidak dilarang pergi ke luar negeri kapan pun dia inginkan," kata sumber itu.

Runtuhnya kekuasaan Mugabe dipicu oleh persaingan kekuasaan antara Mnangagwa melawan istrinya, Grace. Militer Zimbabwe mengancam untuk intervensi jika Mnangagwa dipecat dan itu terjadi.

Credit  cnnindonesia.com


Pemerintah Baru Zimbabwe Jamin Imunitas untuk Robert Mugabe


Pemerintah Baru Zimbabwe Jamin Imunitas untuk Robert Mugabe
Presiden Robert Mugabe bertemu dengan anggota senior Pasukan Pertahanan Zimbabwe dan polisi di State House di Harare, Zimbabwe, 19 November 2017. Desakan agar presiden Mugabe untuk mundur semakin menguat. ZIMPAPER-REUTERS

CB, Jakarta - Pemerintahan baru Zimbabwe akan menjamin imunitas bagi mantan Presiden Robert Mugabe dari penuntutan hukum. Pemerintah juga akan menjami keselamatan Mugabe di negara asalnya tersebut. Jaminan itu merupakan bagian dari kesepakatan pengunduran diri Mugabe.
Seorang sumber dari pemerintah mengatakan Mugabe kepada para perunding menyampaikan bahwa ia ingin mati di Zimbabwe dan tidak ingin tinggal di pengasingan. Sumber tersebut mengatakan Mugabe menyatakan hal tersebut dengan nada emosional dan dia memiliki keinginan yang sangat kuat terhadap hal itu.
"Baginya sangat penting menjamin keamanan untuk tinggal di negara ini. Meskipun itu tidak akan menghentikannya untuk bepergian ke luar negeri jika dia mau atau harus melakukannya," ujar sumber itu seperti dilansir Reuters, Kamis, 23 November 2017.

Mugabe yang memimpin Zimbabwe sejak 1980 mengundurkan diri pada Selasa, 21 November 2017 setelah tentara merebut kekuasaannya dan partai yang berkuasa menentangnya. Mantan Wakil Presiden Zimbabwe yang dipecat awal bulan ini, Emmerson Mnangagwa akan dilantik sebagai presiden menggantikan Mugabe pada Jumat, 24 November 2017.
Mnangagwa dikabarkan meninggalkan Zimbabwe menuju Afrika Selatan sesaat setelah dipecat oleh Mugabe. Pemecatan Mnangagwa memicu krisis politik di Zimbabwe. Kelompok militer kemudian mengambil alih pemerintah dan menahan Mugabe di rumahnya.
Mnangagwa merupakan kandidat presiden yang didukung kelompok militer. Dalam pidatonya sesaat setelah tiba di Harare pada 22 November waktu setempat, Mnangagwa berjanji akan memimpin Zimbabwe ke pemerintahan yang demokratis dan terbuka. Dia juga berjanji untuk membawa kemakmuran dan stabilitas ke negara tersebut.
Mnangagwa dijuluki pendukungnya sebagai Si Buaya karena kelicikan politik dan umur panjangnya. Dia merupakan salah satu veteran perang yang bertempur dalam perang kemerdekaan Zimbabwe dari pendudukan minoritas kulit putih.

Latar belakang dan pengalaman politiknya hampir sama dengan Mugabe. Dia adalah pembantu terdekat Mugabe dan memimpin beberapa tindakan paling kejam atas perintah Mugabe.
Dia adalah kepala mata-mata pemerintah pada 1980-an saat kampanye teror dilancarkan Brigade Kelima yang dilatih Korea Utara terhadap lawan politik dan warga sipil. Mnangagwa membantah terlibat teror itu dan menyalahkan tentara.



Credit  tempo.co


Dapatkan Imunitas dan Jaminan Keselamatan, Mugabe Menolak Diasingkan


Dapatkan Imunitas dan Jaminan Keselamatan, Mugabe Menolak Diasingkan
Mantan Presiden Zimbabwe, Robert Mugabe, menolak diasingkan setelah lengser dari jabatannya. Foto/Istimewa


HARARE - Mantan orang kuat Zimbabwe, Robert Mugabe, mendapatkan kekebalan (imunitas) dari tuntutan hukum dan jaminan keselamatan sebagai bagian dari kesepakatan pengunduran dirinya. Hal itu diungkapkan sebuah sumber yang mengetahui proses perundingan Mugabe dengan pihak militer Zimbabwe.

Mugabe, yang memimpin Zimbabwe sejak kemerdekaan pada tahun 1980, mengundurkan diri pada hari Selasa setelah tentara merebut kekuasaan dan partai yang berkuasa menentangnya. Emmerson Mnangagwa, mantan wakil presiden yang dipecat Mugabe awal bulan ini, akan dilantik sebagai presiden pada hari Jumat.

Sebuah sumber pemerintah mengatakan Mugabe, yang berusia 93 tahun, mengatakan kepada para perunding bahwa ia ingin mati di Zimbabwe dan tidak memiliki rencana untuk tinggal di pengasingan.

"Sangat emosional baginya dan dia sangat kuat tentang hal itu," kata sumber tersebut, yang tidak berwenang untuk berbicara mengenai rincian penyelesaian yang dinegosiasikan.

"Baginya sangat penting menjamin keamanan untuk tinggal di negara ini meskipun itu tidak akan menghentikannya untuk bepergian ke luar negeri jika dia mau atau harus melakukannya," kata sumber tersebut seperti dilansir dari Reuters, Jumat (24/11/2017).

Mugabe mengundurkan diri pada hari Selasa saat parlemen memulai sebuah proses untuk memecatnya, memicu perayaan di jalanan. Kejatuhannya yang cepat setelah 37 tahun berkuasa dipicu oleh sebuah pertempuran untuk menggantikannya antara Mnangagwa dengan istri Mugabe yang jauh lebih muda, Grace.

"Presiden yang lengser jelas menyadari permusuhan publik terhadap istrinya, kemarahan di beberapa kalangan mengenai cara dia melakukan dirinya dan mendekati partai ZANU-PF," kata sumber kedua.

"Untuk itu, perlu juga memastikan bahwa seluruh keluarganya, termasuk istrinya, akan selamat dan aman," imbuhnya.

Mugabe terus bertahan selama seminggu setelah militer turun tangan. Ia membuat marah banyak orang Zimbabwe saat dia menolak mengundurkan diri dalam sebuah pidato yang disiarkan di televisi pada hari Minggu sebagaimana diharapkan semua orang.

Sumber pemerintah mengatakan titik kritis baginya adalah kesadaran bahwa dia akan dipecat dan digulingkan dengan cara yang tidak bermartabat.

"Ketika prosesnya dimulai, dia kemudian menyadari bahwa dia telah kehilangan dukungan partai," kata sumber tersebut. 






Credit  sindonews.com