Rabu, 29 November 2017

Menlu AS Tuduh Rusia Gunakan Nuklir untuk Dominasi Global


Menlu AS Tuduh Rusia Gunakan Nuklir untuk Dominasi Global
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Rex Tillerson. Foto/REUTERS/Yuri Gripas


WASHINGTON - Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS) Rex Tillerson menuduh Rusia menggunakan senjata nuklir untuk menegaskan dominasi global-nya dan menghidupkan kembali ancaman Perang Dingin. Menurutnya, kedua negara belum saatnya kerja sama dalam kontraterorisme.

Berbicara di Woodrow Wilson Center di Washington DC pada hari Selasa, Tillerson mengatakan bahwa Rusia menggunakan persenjataan nuklirnya untuk memaksakan kehendaknya kepada pihak lain. Sebagai contoh, kata dia, invasi terhadap Georgia pada tahun 2008 dan Crimea pada tahun 2014.

”Dengan berakhirnya Perang Dingin, ancaman yang akan dihadapi setiap orang selama 70 tahun itu kini semakin berkurang. Yang sekarang kita sadari adalah tidak,” kata Tillerson.

”Ini masih menentukan dirinya sendiri; masih mencari perannya atas nama Rusia,” lanjut Tillerson, seperti dikutip Russia Today.

Tillerson juga mengkritik Rusia karena telah membantu rezim Pemerintah Suriah—yang dia sebut mengabaikan warga negaranya sendiri—dalam pertempuran melawan Islamic State (ISIS), al-Qaeda, dan kelompok teroris lainnya.

Rusia melakukan intervensi militer di Suriah pada tahun 2015 atas permintaan Presiden Bashar al-Assad. Bantuan Moskow dan Hizbullah Lebanon telah membuat perubahan drastis di Suriah di mana rezim Assad menikmati kemenangan.

Meski menuduh Rusia memiliki agenda untuk mendominasi kekuatan global, Tillerson mengatakan bahwa AS dan Rusia masih bisa bekerja sama untuk mengalahkan ISIS.

”Sehubungan dengan Rusia, ada area kerja sama. Kami bekerja keras di Suriah untuk mengalahkan ISIS dan kami berada di titik puncak untuk meraih ISIS,” ujarnya.

Tillerson mengatakan bahwa Rusia sangat ingin bekerja sama dengan AS dalam upaya kontraterorisme, namun pemerintah Trump menolak untuk mengejar opsi tersebut.

”Ada banyak bidang kerja sama dengan Rusia, dan mereka memiliki banyak orang lain yang ingin bekerja sama dengan kita. Kami hanya tidak berpikir bahwa ini sudah waktunya untuk melakukan itu,” paparnya.

Diplomat Washington itu melanjutkan, AS mungkin tertarik untuk bekerja sama dengan Rusia di Afghanistan. “Ada peluang untuk kerja sama di Afghanistan. Kami belum sampai pada apa yang mungkin terjadi, tapi kami membicarakannya,” katanya. 




Credit  sindonews.com