WASHINGTON
- Senator terkemuka Amerika Serikat (AS) Lindsay Graham mengobarkan
perang antara negaranya dengan Korea Utara (Korut) setelah rezim Kim
Jong-un menguji tembak rudal balistik antarbenua (ICBM). Pemerintah
Rusia dan China mendesak kedua belah pihak untuk menahan diri dan
berdialog.
Senator Graham, menyadari bahwa perang AS dan rezim Kim Jong-un akan membuat banyak orang terbunuh dan terluka.
”Jika kami harus pergi berperang untuk menghentikan ini, kami akan melakukannya,” kata senator Partai Republik tersebut kepada Wolf Blitzer dari CNN.
”Jika ada perang dengan Korut, itu akan terjadi karena Korut membawanya pada dirinya sendiri, dan kami (AS) menuju pada sebuah perang jika semuanya tidak berubah,” ujarnya, yang dikutip semalam (29/11/2017).
Graham menyatakan, baik dirinya maupun Presiden AS Donald Trump sejatinya tidak menginginkan perang. Namun, dia kemudian memberikan penekanan penting.”Kami tidak akan membiarkan orang gila di Korea Utara ini memiliki kemampuan untuk mencapai Tanah Air,” katanya mengacu pada sosok diktator muda Kim Jong-un dan kemampuan nuklir Pyongyang.
Ketika ditanya tentang potensi korban sipil dalam perang AS dengan Korea Utara, termasuk korban di Ibu Kota Korea Selatan yang berpenduduk padat, Graham sesumbar bahwa militer Washington akan menang perang.
“Ini tak seperti gambaran kita kalah dalam perang dengan Korea Utara. Pertama, kita akan menang, tapi banyak orang akan terluka dan terbunuh,” ujarnya.
“Presiden harus memilih antara keamanan dalam negeri dan stabilitas regional,” lanjut Graham. “Presiden memilih Amerika atas wilayah ini dan saya harap wilayah tersebut akan membantu kami menemukan solusi diplomatik.”
”Dia siap, jika perlu hancurkan rezim ini untuk melindungi Amerika, dan saya harap rezim mengerti bahwa jika Presiden Trump harus memilih antara menghancurkan rezim Korut dan Tanah Air Amerika, dia akan menghancurkan rezim tersebut. Saya berharap China mengerti itu juga,” papar Graham.
Senator Graham, menyadari bahwa perang AS dan rezim Kim Jong-un akan membuat banyak orang terbunuh dan terluka.
”Jika kami harus pergi berperang untuk menghentikan ini, kami akan melakukannya,” kata senator Partai Republik tersebut kepada Wolf Blitzer dari CNN.
”Jika ada perang dengan Korut, itu akan terjadi karena Korut membawanya pada dirinya sendiri, dan kami (AS) menuju pada sebuah perang jika semuanya tidak berubah,” ujarnya, yang dikutip semalam (29/11/2017).
Graham menyatakan, baik dirinya maupun Presiden AS Donald Trump sejatinya tidak menginginkan perang. Namun, dia kemudian memberikan penekanan penting.”Kami tidak akan membiarkan orang gila di Korea Utara ini memiliki kemampuan untuk mencapai Tanah Air,” katanya mengacu pada sosok diktator muda Kim Jong-un dan kemampuan nuklir Pyongyang.
Ketika ditanya tentang potensi korban sipil dalam perang AS dengan Korea Utara, termasuk korban di Ibu Kota Korea Selatan yang berpenduduk padat, Graham sesumbar bahwa militer Washington akan menang perang.
“Ini tak seperti gambaran kita kalah dalam perang dengan Korea Utara. Pertama, kita akan menang, tapi banyak orang akan terluka dan terbunuh,” ujarnya.
“Presiden harus memilih antara keamanan dalam negeri dan stabilitas regional,” lanjut Graham. “Presiden memilih Amerika atas wilayah ini dan saya harap wilayah tersebut akan membantu kami menemukan solusi diplomatik.”
”Dia siap, jika perlu hancurkan rezim ini untuk melindungi Amerika, dan saya harap rezim mengerti bahwa jika Presiden Trump harus memilih antara menghancurkan rezim Korut dan Tanah Air Amerika, dia akan menghancurkan rezim tersebut. Saya berharap China mengerti itu juga,” papar Graham.
Komentar keras Senator Graham ini muncul beberapa jam setelah Korea Utara menembakkan sebuah rudal balistik antarbenua yang menghantam perairan di Laut Jepang. Pentagon menilai, rudal yang ditembakkan Pyongyang memang terindikasi sebagai rudal balistik antarbenua.
Presiden Trump berkomentar singkat atas manuver rudal rezim Kim Jong-un.”Ini adalah situasi yang akan kami tangani,” katanya kepada wartawan.
Rusia mengutuk peluncuran senjata Korea Utara tersebut dengan mengibaratkan sebagai tindakan menambahkan bahan bakar ke dalam api konflik antara AS dan Korea Utara. ”Peluncuran rudal lain adalah tindakan provokatif yang memicu eskalasi lebih lanjut dan membuat kita jauh dari penyelesaian krisis," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov.
“Kami mengecam peluncuran tersebut dan berharap semua pihak akan menahan diri, itu yang sangat dibutuhkan untuk mencegah situasi di semenanjung Korea,” ujarnya.
Sedangkan China yang merupakan sekuta utama Pyongyang menyatakan keprihatinan serius atas peluncuran rudal Korea Utara kemarin. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Geng Shuang mengatakan bahwa Beijing berharap semua pihak dapat bertindak dengan hati-hati untuk menjaga perdamaian dan stabilitas.
Credit sindonews.com
AS: Dunia Harus Redam Ambisi Korut Miliki Senjata Nuklir
WASHINGTON
- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Rex Tillerson menuturkan,
pihaknya mengecam keras peluncuran rudal terbaru yang dilakukan oleh
Korea Utara (Korut). Dia lalu menyatakan, dunia harus bersatu untuk
menekan Korut dan meredam ambisi negara itu untuk memiliki senjata
nuklir.
Tillerson menuturkan, uji coba rudal terbaru yang dilakukan oleh Korut bukan hanya mengancam Korea Selatan (Korsel) dan Jepang, melainkan seluruh negara di kawasan, dan juga dunia.
"Perburuan tanpa henti Korut untuk mendapatkan senjata nuklir dan maksud pengunaanya harus diredam. Masyarakat internasional harus bersama-sama terus mengirim pesan yang seragam kepada Korut, bahwa mereka harus menghentikan program senjata pemusnah massal mereka," kata Tillerson seperti dikutip dari laman Kedutaan Besar AS di Jakarta pada Rabu (29/11).
"Semua bangsa di dunia harus terus mengupayakan langkah-langkah ekonomi dan diplomatik yang kuat. Selain menerapkan semua sanksi PBB yang ada, masyarakat internasional harus mengambil tindakan lainnya guna meningkatkan keamanan maritim, termasuk larangan pengiriman barang melalui laut dari dan ke Korut," sambungnya.
Dirinya kemudian mengatakan, AS bersama dengan Kanada akan mengadakan pertemuan dengan Komando PBB dengan menyertakan Korsel, Jepang, dan negara-negara yang terkena dampak, untuk membahas bagaimana masyarakat global dapat menghadapi ancaman Korea Utara terhadap perdamaian internasional.
"Untuk saat ini opsi diplomatik masih tetap berjalan dan terbuka. AS tetap berkomitmen untuk menemukan jalan damai menuju denuklirisasi dan mengkahiri tindakan agresi Korut," tukasnya.
Tillerson menuturkan, uji coba rudal terbaru yang dilakukan oleh Korut bukan hanya mengancam Korea Selatan (Korsel) dan Jepang, melainkan seluruh negara di kawasan, dan juga dunia.
"Perburuan tanpa henti Korut untuk mendapatkan senjata nuklir dan maksud pengunaanya harus diredam. Masyarakat internasional harus bersama-sama terus mengirim pesan yang seragam kepada Korut, bahwa mereka harus menghentikan program senjata pemusnah massal mereka," kata Tillerson seperti dikutip dari laman Kedutaan Besar AS di Jakarta pada Rabu (29/11).
"Semua bangsa di dunia harus terus mengupayakan langkah-langkah ekonomi dan diplomatik yang kuat. Selain menerapkan semua sanksi PBB yang ada, masyarakat internasional harus mengambil tindakan lainnya guna meningkatkan keamanan maritim, termasuk larangan pengiriman barang melalui laut dari dan ke Korut," sambungnya.
Dirinya kemudian mengatakan, AS bersama dengan Kanada akan mengadakan pertemuan dengan Komando PBB dengan menyertakan Korsel, Jepang, dan negara-negara yang terkena dampak, untuk membahas bagaimana masyarakat global dapat menghadapi ancaman Korea Utara terhadap perdamaian internasional.
"Untuk saat ini opsi diplomatik masih tetap berjalan dan terbuka. AS tetap berkomitmen untuk menemukan jalan damai menuju denuklirisasi dan mengkahiri tindakan agresi Korut," tukasnya.
Credit sindonews.com
Korut Luncurkan Rudal Balistik, Trump: Kami Akan Mengurusnya
WASHINGTON
- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan bahwa pihaknya
"akan mengurus" masalah Korea Utara (Korut). Ia juga menegaskan
pendekatan dasar AS untuk berurusan dengan Pyongyang tidak akan berubah.
Hal itu dikatakannya setelah peluncuran rudal terbaru Pyongyang.
Trump telah memperketat sanksi terhadap Korut dan menekan China untuk berbuat lebih banyak guna membantu mengendalikan rudal balistik dan ambisi nuklir Pyongyang.
Korut telah meluncurkan apa yang dikatakan Pentagon tampaknya merupakan rudal balistik antar benua (ICBM) yang mendarat di dekat Jepang pada hari Rabu (29/11/2017).
Trump mengatakan peluncuran rudal tersebut tidak mengubah apa yang disebutnya pendekatan "sangat serius" AS, seminggu setelah dia menempatkan Korut kembali ke daftar negara yang mendukung terorisme.
"Saya hanya akan memberitahu Anda bahwa kami akan mengurusnya. Ini adalah situasi yang akan kami tangani," kata Trump kepada wartawan saat bertemu dengan para pemimpin kongres Republik di Gedung Putih seperti dilansir dari Reuters.
Menteri Pertahanan AS James Mattis, yang juga hadir dalam pertemuan tersebut, mengatakan bahwa lintasan ICBM yang diluncurkan lebih tinggi dari uji coba sebelumnya. Ia pun menyebutnya sebagai bagian dari upaya penelitian dan pengembangan.
"Sejujurnya itu terus meningkat daripada tembakan sebelumnya yang mereka lakukan," kata Mattis.
Ia mengatakan Korea Selatan (Korsel) membalas dengan menembakkan beberapa rudal ke atas air untuk menunjukkan kepada Korut bahwa sekutu AS tidak akan bergetar dengan peluncuran rudal Pyongyang.
Korut mengatakan program persenjataannya adalah pertahanan yang diperlukan melawan rencana penyerangan AS. AS, yang memiliki 28.500 tentara di Korsel sebagai warisan perang Korea 1950-53, membantah tudingan tersebut.
Trump telah memperketat sanksi terhadap Korut dan menekan China untuk berbuat lebih banyak guna membantu mengendalikan rudal balistik dan ambisi nuklir Pyongyang.
Korut telah meluncurkan apa yang dikatakan Pentagon tampaknya merupakan rudal balistik antar benua (ICBM) yang mendarat di dekat Jepang pada hari Rabu (29/11/2017).
Trump mengatakan peluncuran rudal tersebut tidak mengubah apa yang disebutnya pendekatan "sangat serius" AS, seminggu setelah dia menempatkan Korut kembali ke daftar negara yang mendukung terorisme.
"Saya hanya akan memberitahu Anda bahwa kami akan mengurusnya. Ini adalah situasi yang akan kami tangani," kata Trump kepada wartawan saat bertemu dengan para pemimpin kongres Republik di Gedung Putih seperti dilansir dari Reuters.
Menteri Pertahanan AS James Mattis, yang juga hadir dalam pertemuan tersebut, mengatakan bahwa lintasan ICBM yang diluncurkan lebih tinggi dari uji coba sebelumnya. Ia pun menyebutnya sebagai bagian dari upaya penelitian dan pengembangan.
"Sejujurnya itu terus meningkat daripada tembakan sebelumnya yang mereka lakukan," kata Mattis.
Ia mengatakan Korea Selatan (Korsel) membalas dengan menembakkan beberapa rudal ke atas air untuk menunjukkan kepada Korut bahwa sekutu AS tidak akan bergetar dengan peluncuran rudal Pyongyang.
Korut mengatakan program persenjataannya adalah pertahanan yang diperlukan melawan rencana penyerangan AS. AS, yang memiliki 28.500 tentara di Korsel sebagai warisan perang Korea 1950-53, membantah tudingan tersebut.
Credit sindonews.com