Jumat, 24 November 2017

Malu karena Aksi Pembelotan, Jong-un Hukum Semua Penjaga Perbatasan



Malu karena Aksi Pembelotan, Jong-un Hukum Semua Penjaga Perbatasan
Foto/Ilustrasi/Istimewa



SEOUL - Korea Utara (Korut) mengganti semua penjaga perbatasan ke zona demiliterisasi (DMZ) dengan Korea Selatan (Korsel). Pasalnya, pemimpin Korut Kim Jong-un marah besar dengan aksi pembolatan memalukan yang dilakukan oleh seorang tentara.

Korut menderita rasa malu yang parah pada tanggal 13 November ketika seorang penjaga perbatasan melarikan diri dari jip. Ia kemudian berjalan kaki melintasi area keamanan bersama (JSA) dengan Korsel.

Pembelot, yang diidentifikasi hanya oleh nama keluarganya Oh, melesat dengan sebuah jip menuju Korsel sebelum kehilangan kendali dan menabrak parit. Dia berlari beberapa meter saat penjaga Korut melepaskan tembakan.

Sekarang penjaga perbatasan tersebut diyakini telah membuat marah Kim Jong-un atas insiden tersebut - dengan semua yang diyakini tersangkut dengan insiden itu telah kehilangan posisinya.

Kantor berita Korsel, Yonhap, meyakini jika semua penjaga perbatasan telah diganti dalam sebuah perombakan keamanan besar-besaran. Yonhap menyatakan bahwa seorang sumber intelijen telah memberi tahu mereka bahwa para penjaga juga berada dalam bahaya hukuman kejam di tangan biro keamanan Jong-un.

"Tanda-tanda terdeteksi bahwa Korea Utara telah mengganti semua petugas keamanan perbatasan setelah pembelotan tersebut," ujar sumber yang tidak disebutkan namanya itu.

"Dengan situasi ini, komandan unit militer yang bertanggung jawab dan perwira senior mungkin telah mendapatkan hukuman," sambungnya seperti dikutip Daily Express, Jumat (24/11/2017).

Menurut Yonhap, empat dari penjaga tersebut dihukum melanggar peraturan Gencatan Senjata 1953.

"Komando Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan pada hari Rabu bahwa Korea Utara secara jelas melanggar Kesepakatan Gencatan Senjata 1953 dua kali pekan lalu ketika penjaga perbatasannya mencoba memburu tentara yang melarikan diri ke Korea Selatan melalui desa gencatan senjata Panmunjom," tulis Yonhap.

"Empat penjaga bersenjata Korea Utara mengejar pembelot, yang mencoba lari ke Korea Selatan. Dia ditembak lima kali dan beberapa tembakan meledak di atas garis demarkasi militer (MDL)."

"Seorang penjaga Korea Utara juga telah melintasi MDL selama beberapa detik dan kemudian kembali ke pihak Korut," begitu bunyi laporan Yonhap. 

Sumber tersebut juga mengklaim Korut sekarang memperketat penyaringan bagi mereka yang memasuki dan meninggalkan zona demiliterisasi serta aspek keamanan lainnya di wilayah keamanan bersama.

"Sumber intelijen tersebut juga mengatakan bahwa Korea Utara tampaknya telah menutup sementara jembatan selama 72 jam, setelah tentara pembelot melaju bersama jip dengan kecepatan tinggi untuk mencapai sisi utara JSA," demikian laporan Yonhap.


Credit  sindonews.com