RIYADH
- Orang-orang di negara Arab dan Palestina melemparkan kecaman keras
terhadap pertemuan Aliansi Militer Islam yang dibentuk oleh Arab Saudi.
Kecaman yang muncul di media sosial ini terkait dengan digunakannya
cuplikan video intifada dalam promosi melawan terorisme dalam pertemuan
itu.
Melansir Al Jazeera pada Selasa (28/11), video itu diketahui adalah cuplikan dari intifada, atau kebangkitan perlawanan Palestina terhadap Israel pada tahun 2001 lalu. Dalam video itu terlihat pasukan perlawanan di Gaza sedang berbalas tembakan dengan tentara Israel.
"Citra dari video yang diperlihatkan pada sesi pembukaan 'Dewan menteri pertahanan Koalisi Islam untuk Memerangi Terorisme' di Arab Saudi berasal dari tahun 2001 dan merupakan pejuang perlawanan Palestina yang bentrok dengan tentara pendudukan di selatan Yerusalem. Bagi mereka yang terburu-buru menormalkan pekerjaan, itu akan selalu terjadi: perlawanan bukanlah terorisme," kata seorang pengguna twitter dengan akun @mohammed-mdn.
Pengguna twitter lainnya menuturkan, menggunakan cuplikan video itu untuk mecintrakan upaya melawan terorisme adalah sebuah upaya yang merendakahkan perlawanan terhadap pendudukan.
"Orang-orang tidak peduli apa kriteria Anda untuk mengklasifikasikan terorisme. Noramlisasi hubungan dengan Israel sama dengan terorisme. Resistensi Palestina memiliki lebih banyak penghargaan daripada Anda," kata pengguna twitter lainnya.
Saudi sendiri sebagai tuan rumah pertemuan yang dihadiri oleh 41 negara Islam tersebut sejauh ini belum memberikan pernyataan mengenai hal ini.
Melansir Al Jazeera pada Selasa (28/11), video itu diketahui adalah cuplikan dari intifada, atau kebangkitan perlawanan Palestina terhadap Israel pada tahun 2001 lalu. Dalam video itu terlihat pasukan perlawanan di Gaza sedang berbalas tembakan dengan tentara Israel.
"Citra dari video yang diperlihatkan pada sesi pembukaan 'Dewan menteri pertahanan Koalisi Islam untuk Memerangi Terorisme' di Arab Saudi berasal dari tahun 2001 dan merupakan pejuang perlawanan Palestina yang bentrok dengan tentara pendudukan di selatan Yerusalem. Bagi mereka yang terburu-buru menormalkan pekerjaan, itu akan selalu terjadi: perlawanan bukanlah terorisme," kata seorang pengguna twitter dengan akun @mohammed-mdn.
Pengguna twitter lainnya menuturkan, menggunakan cuplikan video itu untuk mecintrakan upaya melawan terorisme adalah sebuah upaya yang merendakahkan perlawanan terhadap pendudukan.
"Orang-orang tidak peduli apa kriteria Anda untuk mengklasifikasikan terorisme. Noramlisasi hubungan dengan Israel sama dengan terorisme. Resistensi Palestina memiliki lebih banyak penghargaan daripada Anda," kata pengguna twitter lainnya.
Saudi sendiri sebagai tuan rumah pertemuan yang dihadiri oleh 41 negara Islam tersebut sejauh ini belum memberikan pernyataan mengenai hal ini.
Credit sindonews.com