SEOUL
- Pemerintah Korea Selatan (Korsel) menduga Korea Utara (Korut) mampu
menembakkan rudal berhulu ledak nuklir pada tahun 2018 atau tahun depan.
Prediksi ini disampaikan Menteri Unifikasi Korsel Cho Myoung-gyon dalam
konferensi pers yang tidak biasa pada hari Selasa.
Korut yang dipimpin diktator muda Kim Jong-un secara mengejutkan telah menembakkan rudal balistik dini hari tadi (29/11/2017) ke arah Jepang. Pemerintah Jepang mengklaim rudal tersebut menghantam perairan zona ekonomi eksklusif (ZEE)-nya.
”Mereka telah mengembangkan kemampuan nuklirnya lebih cepat dari yang diperkirakan,” kata Cho.
“Kami tidak dapat mengesampingkan kemungkinan Korea Utara mengumumkan penyelesaian program nuklir mereka tahun depan,” lanjut Cho, seperti dilansir CNN.
Seorang pejabat Amerika Serikat (AS) yang berbicara dalam kondisi anonim juga pernah mengatakan kepada CNN bahwa Washington yakin Pyongyang akan mampu meluncurkan rudal balistik antarbenua (ICBM) yang dapat dilengkapi hulu ledak nuklir pada awal 2018.
Kepala Badan Intelijen Pertahanan AS, Letnan Jenderal Vincent Stewart, mengatakan dalam sebuah sesi di hadapan Komite Angkatan Bersenjata Senat bulan Mei lalu mengungkap kemajuan program nuklir Pyongyang.
“Menyempurnakan re-entry adalah benar-benar masalah trial and error yang cukup untuk membuat pekerjaan itu,” kata Stewart. ”Mereka mengerti fisika, jadi itu masalah desain saja,” katanya.
Menteri Luar Negeri Korut Ri Yong-ho beberapa waktu lalu pernah mengancam bahwa militer negaranya akan melakukan uji coba senjata nuklir di atmosfer Samudera Pasifik. Ri mengatakan, hulu ledak nuklir dapat dipasang di rudal atau dijatuhkan dari pesawat terbang.
Korut yang dipimpin diktator muda Kim Jong-un secara mengejutkan telah menembakkan rudal balistik dini hari tadi (29/11/2017) ke arah Jepang. Pemerintah Jepang mengklaim rudal tersebut menghantam perairan zona ekonomi eksklusif (ZEE)-nya.
”Mereka telah mengembangkan kemampuan nuklirnya lebih cepat dari yang diperkirakan,” kata Cho.
“Kami tidak dapat mengesampingkan kemungkinan Korea Utara mengumumkan penyelesaian program nuklir mereka tahun depan,” lanjut Cho, seperti dilansir CNN.
Seorang pejabat Amerika Serikat (AS) yang berbicara dalam kondisi anonim juga pernah mengatakan kepada CNN bahwa Washington yakin Pyongyang akan mampu meluncurkan rudal balistik antarbenua (ICBM) yang dapat dilengkapi hulu ledak nuklir pada awal 2018.
Kepala Badan Intelijen Pertahanan AS, Letnan Jenderal Vincent Stewart, mengatakan dalam sebuah sesi di hadapan Komite Angkatan Bersenjata Senat bulan Mei lalu mengungkap kemajuan program nuklir Pyongyang.
“Menyempurnakan re-entry adalah benar-benar masalah trial and error yang cukup untuk membuat pekerjaan itu,” kata Stewart. ”Mereka mengerti fisika, jadi itu masalah desain saja,” katanya.
Menteri Luar Negeri Korut Ri Yong-ho beberapa waktu lalu pernah mengancam bahwa militer negaranya akan melakukan uji coba senjata nuklir di atmosfer Samudera Pasifik. Ri mengatakan, hulu ledak nuklir dapat dipasang di rudal atau dijatuhkan dari pesawat terbang.
Credit sindonews.com
Korsel Sebut Kemampuan Rudal Korut Alami Peningkatan
SEOUL
- Presiden Korea Selatan (Korsel), Moon Jae-in, mengatakan, teknologi
rudal Korea Utara (Korut) tampaknya telah meningkat. Pernyataan itu
dikeluarkan menyusul peluncuran rudal balistik antara benua (ICBM) oleh
negara tetangganya itu yang jatuh di dekat Jepang.
"Moon menyampaikan pernyataannya kepada Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dalam sebuah panggilan telepon," kata kantor kepresidenan Korsel, di mana kedua kepala negara mengatakan bahwa mereka akan berbicara lebih jauh mengenai tindakan untuk menanggapi provokasi terbaru Korut seperti dikutip dari Reuters, Rabu (29/11/2017).
Korut kembali meluncurkan rudal balistik antar benua setelah masa hiatus sejak pertengahan September lalu. Korut menembakkan rudal seminggu setelah Presiden AS Donald Trump menempatkan negara itu ke daftar negara anggota yang mendukung terorisme.
Militer Korsel mengatakan rudal tersebut, yang ditembakkan pada lintasan yang curam, mencapai ketinggian sekitar 4.500 km dan terbang sejauh 960 km sebelum mendarat di zona ekonomi eksklusif Jepang.
Korut telah melakukan puluhan uji coba rudal balistik di bawah pimpinan Kim Jong-un, yang menentang sanksi PBB. Trump telah bersumpah untuk tidak membiarkan Korut mengembangkan rudal nuklir yang bisa melanda daratan AS.
"Moon menyampaikan pernyataannya kepada Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dalam sebuah panggilan telepon," kata kantor kepresidenan Korsel, di mana kedua kepala negara mengatakan bahwa mereka akan berbicara lebih jauh mengenai tindakan untuk menanggapi provokasi terbaru Korut seperti dikutip dari Reuters, Rabu (29/11/2017).
Korut kembali meluncurkan rudal balistik antar benua setelah masa hiatus sejak pertengahan September lalu. Korut menembakkan rudal seminggu setelah Presiden AS Donald Trump menempatkan negara itu ke daftar negara anggota yang mendukung terorisme.
Militer Korsel mengatakan rudal tersebut, yang ditembakkan pada lintasan yang curam, mencapai ketinggian sekitar 4.500 km dan terbang sejauh 960 km sebelum mendarat di zona ekonomi eksklusif Jepang.
Korut telah melakukan puluhan uji coba rudal balistik di bawah pimpinan Kim Jong-un, yang menentang sanksi PBB. Trump telah bersumpah untuk tidak membiarkan Korut mengembangkan rudal nuklir yang bisa melanda daratan AS.
Credit sindonews.com