"Oposisi Suriah serius membentuk TGB tanpa kepala rezim, Bashar al-Assad," ujar Hariri, dilaporkan laman Anadolu Agency, Sabtu (25/11).
Ia meminta PBB mengawasi setiap pembicaraan untuk
menyelesaikan tujuh tahun konflik Suriah. Ia pun mendesak semua pihak
yang terlibat dalam krisis Suriah menempatkan masalah di meja
perundingan. "Ronde perundingan yang akan datang di Jenewa, Swiss, harus
langsung dan serius, sekaligus mengikuti agenda yang jelas," ujar
Hariri.
HNC merupakan wadah oposisi Suriah yang dibentuk
untuk melaksanakan perundingan damai yang disponsori PBB di Jenewa,
Swiss, sejak 2015. Baru-baru ini, HNC merombak struktur keanggotaannya
dalam pertemuan di Riyadh, Arab Saudi. Dalam perombakan tersebut,
sebanyak 36 anggota HNC akan diutus menghadiri perundingan perdamaian
Suriah di Jenewa pekan depan.
Awal pekan ini, Presiden Rusia Vladimir Putin telah
menggelar pertemuan dengan Presiden Suriah Bashar al-Assad di Sochi.
Dalam pertemuan tersebut, Putin dan Assad menyepakati ide tentang
penyelenggaraan kongres nasional Suriah guna mengakhiri krisis di negara
tersebut akibat dilanda peperangan selama tujuh tahun terakhir.
Setelah bertemu Assad, Putin pun menggelar
pertemuan dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Presiden Iran
Hassan Rouhani. Pertemuanini pun digelar di Sochi dengan agenda utama
membahas tentang upaya penyelesaian krisis Suriah secara politik.
Dalam pertemuan tersebut, Putin kembali menawarkan
gagasannya tentang penyelenggaraan kongres nasional Suriah. Erdogan dan
Rouhanipun menyambut dan menyetujui gagasan tersebut. Saya dapat
menyatakan dengan puas bahwa presiden Iran dan Turki menyambut baik
gagasan untuk mengadakan sebuah forum pan-Suriah, sebuah Kongres Dialog
Nasional Suriah, ujar Putin dilaporkan laman kantor berita Rusia TASS.
Kendati demikian, pertemuan Putin dengan Assad, Erdogan, dan Rouhani
dipandang sebagai upaya untuk menandingi perundingan damai yang akan
digelar di Jenewa. Selain itu, pertemuan Putin dengan Assad dianggap
pula sebagai upaya untuk memperkuat posisi Assad agar tetap berkuasa di
Suriah. Hal ini yang dengan tegas sangat ditentang oleh oposisi Suriah
dan HNC.Credit REPUBLIKA.CO.ID
Oposisi: Badan Transisi Siap Dibentuk tanpa Assad
"Oposisi Suriah serius membentuk TGB tanpa kepala rezim, Bashar al-Assad," ujar Hariri, dilaporkan laman Anadolu Agency, Sabtu (25/11).
Ia meminta PBB mengawasi setiap pembicaraan untu
kmenyelesaikan tujuh tahun konflik Suriah. Ia pun mendesak semua pihak
yang terlibat dalam krisis Suriah menempatkan masalah di meja
perundingan.
"Ronde perundingan yang akan datang di Jenewa,
Swiss, harus langsung dan serius,sekaligus mengikuti agenda yang jelas,"
ujar Hariri.
HNC merupakan wadah oposisi Suriah yang dibentuk
untuk melaksanakan perundingan damai yang disponsori PBB di Jenewa,
Swiss sejak 2015. Baru-baru ini, HNC merombak struktur keanggotaannya
dalam pertemuan di Riyadh, Arab Saudi. Dalam perombakan tersebut,
sebanyak 36 anggota HNC akan diutus menghadiri perundingan perdamaian
Suriah di Jenewa pekan depan.
Awal pekan ini, Presiden Rusia Vladimir Putin telah
menggelar pertemuan dengan Presiden Suriah Bashar al-Assad di Sochi.
Dalam pertemuan tersebut, Putin dan Assad menyepakati ide tentang
penyelenggaraan kongres nasional Suriah guna mengakhiri krisis di negara
tersebut akibat dilanda peperangan selama tujuh tahun terakhir.
Setelah bertemu Assad, Putin pun menggelar
pertemuan dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Presiden Iran
Hassan Rouhani. Pertemuan ini pun digelar di Sochi dengan agenda utama
membahas tentang upaya penyelesaian krisis Suriah secara politik.
Dalam pertemuan tersebut, Putin kembali menawarkan
gagasannya tentang penyelenggaraan kongres nasional Suriah. Erdogan dan
Rouhani menyambut dan menyetejui gagasan tersebut. "Saya dapat
menyatakan dengan puas presiden Iran dan Turki menyambut baik gagasan
mengadakan sebuah forum pan-Suriah, sebuah Kongres Dialog Nasional
Suriah," ujar Putin dilaporkan laman kantor berita Rusia TASS.
Kendati demikian, pertemuan Putin dengan Assad,
Erdogan, dan Rouhani dipandang sebagai upaya menandingi perundingan
damai yang akan digelar di Jenewa. Selain itu, pertemuan Putin dengan
Assad dianggap pula sebagai upaya memperkuat posisi Assad agar tetap
berkuasa di Suriah. Hal ini yang dengan tegas sangat ditentang oleh
oposisi Suriah dan HNC.
Credit REPUBLIKA.CO.ID