Kamis, 04 Juni 2015

Warga Prambanan Digemparkan Temuan Batu Kristal Ungu


 
KOMPAS.com/ Wijaya kusuma Sayono bersama batu kristal berwarna ungu yang ditemukanya

YOGYAKARTA, CB - Warga Kampung Jatisari, Pedukuhan Nawung, Kelurahan Gayamharjo, Kecamatan Prambanan, Sleman, Yogyakarta, digemparkan dengan temuan batu kristal berwarna ungu seberat sekitar tiga kuintal.

Batu yang ditemukan di pinggir hutan tersebut kini disimpan di rumah Sayano dan menjadi tontonan warga. Juwanto (33) menuturkan, awalnya pada hari Sabtu (30/5/2015) ia mencari rumput di pinggir hutan Lemah Abang, Desa Gambir Sawit, Prambanan.

Setelah lelah bekerja, Juwanto duduk di atas batu. Saat itu ada seekor burung yang mendekati. Burung itu membuang kotoran di kepala Juwanto. "Burung itu seperti ngejar saya. Sampai buang kotoran di kepala. Ya enggak saya "gubris. Saya langsung pulang," ucap Juwanto, saat ditemui di Jatisari, Nawung, Gayamharjo, Rabu (3/6/2015).

Setelah pulang, dia menceritakan apa yang dialami kepada kakaknya Sayono. Usai mendengar cerita itu, Minggu (31/5/2015) Sayono mengajaknya untuk kembali ke tempat dia mencari rumput. "Saya diajak kembali lagi, katanya tadi malam mimpi dan disuruh kembali lagi," ucap dia.

Di lokasi itu, Sayono langsung mencoba mencongkel batu yang menjadi tempat adiknya duduk. Setelah dicongkel dengan linggis, batu terbelah dan didalamnya tampak seperti kristal berwarna ungu.

Satu batu yang berada di dalam pun turut di gali dan akhirnya dibawa ke rumah. "Satu tangkep. Atas dan bawah. Yang bawah tertimbun tanah, keduanya awalnya seperti diikat akar pohon," kata dia.

Sementara itu, Sayono mengungkapkan, dia tidak menyangka jika di dalam batu itu seperti kristal berwarna ungu. Sebab di luarnya tertutup tanah liat. Di dalam mimpinya, Sayono mengaku hanya diminta untuk mengambil batu itu.

"Mungkin kalau orang Jawa namanya "pulung". Dulu orang yang mencari akik sudah pernah coba memecahkan tapi tidak bisa. Kemarin hanya dicongkel sedikit sudah terbelah," tandas dia.

Suyono mengaku, untuk membawa pulang batu itu ke rumah harus meminta tolong enam orang. Sebab beratnya mencapai tiga kuintal. "Ada dua, kan terbelah. Ukuranya lebar 70 cm, tinggi 80 cm. Kalau kemarin ada yang bilang namanya batu kristal lavender," ucap dia.

Suyono mengaku tidak berniat menjual batu yang ditemukannya itu, meski sudah ada yang menawarnya dengan harga jutaan. "Saya takut kualat. Kan ini pulung. Yang ke sini sudah ada, ditawar jutaan tapi enggak saya lepas," kata dia.

Setelah berita penemuan batu ini beredar, warga berdatangan untuk melihat batu tersebut.



Credit  KOMPAS.com


Soal Batu Kristal Ungu di Prambanan, Geolog: Kemungkinan Itu Batu Geode


Soal Batu Kristal Ungu di Prambanan, Geolog: Kemungkinan Itu Batu Geode 
 
Yogyakarta, - Warga Prambanan menemukan sebongkah batu ungu bertekstur kristal seberat 350 kilogram. Dosen Geologi UPN Veteran Bambang Prastistho memperkirakan batu itu adalah jenis geode.

"Sepertinya itu geode, dilihat dari proses terjadinya dan bentuknya," ujar Bambang saat dihubungi detikcom, Kamis (4/6/2015).

Bambang menjelaskan pembentukan batu ini berawal dari sebuah batu yang berongga, lalu terisi dengan cairan yang mengandung silika. Dalam kasus ini, air tanah yang memasuki celah batuan itu mengandung silika.

‎Bambang memperkirakan proses terbentuknya kristal-kristal di dalam batuan itu terjadi selama puluhan tahun.

"Kalau itu tidak sampai ribuan tahun, itungannya puluhan tahun," kata Bambang.

‎Batu ini memang ditemukan Juwanto (29) dan Sayono (38) di dekat saluran air di tengah hutan Dusun Lemah Abang, Desa Gambir Sawit, Kecamatan Prambanan, Sleman.

Batuan yang permukaan luarnya berwarna kecoklatan itu di dalamnya menyimpan kristal-kristal berwarna ungu. Si pemilik lahan mengikhlaskan batu itu untuk dimiliki oleh penemunya.

Credit  detikNews


Begini Proses Terbentuknya Batu Kristal Ungu 350 Kg di Prambanan


Begini Proses Terbentuknya Batu Kristal Ungu 350 Kg di Prambanan 
 
Yogyakarta, - Bongkahan batu ungu ‎bertekstur kristal yang ditemukan di Prambanan diduga merupakan jenis batu geode. Seorang Geolog dari UPN Veteran Yogyakarta Bambang Prastistho menjelaskan secara singkat proses pembentukannya. Seperti apa?

"Karena ada batu yang berongga, di situ ca‎iran atau air tanah yang mengandung silika masuk. Dan airnya menguap dan pada waktu yang lama meninggalkan kristal-kristal seperti itu," ujar Bambang saat dihubungi detikcom, Kamis (4/6/2015).

Bambang menjelaskan, proses pembentukannya hampir sama dengan pembentukan stalagtit dan stalagmit di gua-gua. Namun batu geode yang ditemukan oleh Juwanto (29) dan Sayono (38) diperkirakan lebih keras.

Sedangkan proses terbentuknya, Bambang memperkirakan terjadi selama puluhan tahun.

"Kalau itu tidak sampai ribuan tahun, itungannya puluhan tahun," kata Bambang.

"Batuan seperti sebenarnya sudah beberapa kali ditemukan di Kulon Progo. Sebenarnya biasa saja, tapi menemukannya juga nggak mudah," imbuhnya.

Apalagi kristal-kristal itu tumbuh di bagian dalam batuan yang tidak akan mudah ditemukan tanpa membelah batu tersebut.

Jika menurut cerita Sayono, batu itu terbelah saat dia berusaha mencongkelnya.

Credit  detikNews