Selasa, 08 September 2015

Rusia Bantah Akan Turunkan Pasukan di Suriah


Rusia Bantah Akan Turunkan Pasukan di Suriah  
AS mengatakan jika isu soal penurunan pasukan Rusia di Suriah benar, maka itu akan mengeskalasi konflik, meningkatkan arus imigran, serta risiko konfrontasi dengan koalisi anti-ISIS di Suriah. (Reuters/Bassam Khabieh)
 
Jakarta, CB -- Para pejabat Kremlin membantah tuduhan soal penugasan militer Rusia di Suriah, setelah Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry mengangkat isu tersebut.

CNN melansir, laporan yang beredar dalam beberapa hari terakhir dikutip dari para diplomat Barat yang tidak disebutkan namanya mengatakan pasukan ekspedisi Rusia sudah berada di Suriah untuk mempersiapkan kedatangan “kontingen udara” yang terdiri dari jet tempur dan helikopter, guna melawan ISIS di Suriah.


Menurut Departemen Luar Negeri AS, dalam panggilan telepon pada akhir pekan lalu, Kerry memperingatkan Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, bahwa jika laporan ini benar, maka kehadiran militer Rusia "akan mengeskalasi konflik lebih lanjut, meningkatkan arus pengungsi dan risiko konfrontasi" dengan koalisi anti-ISIS yang beroperasi di Suriah.

Namun Kremlin menyangkal tuduhan prematur bahwa Rusia memiliki ambisi militer di Suriah, meski mengaku mengirimkan senjata dan penasehat untuk Presiden Suriah Bashar al-Assad yang memang jadi sekutunya.

Rusia, yang memiliki pangkalan angkatan laut strategis di Tartus, Suriah, juga disebutkan khawatir jika Assad digulingkan, maka kepentingan Kremlin di Suriah juga akan terancam.

Namun ISIS juga menjadi ancaman tersendiri bagi Rusia.

Ratusan warga Rusia telah bergabung dengan kelompok militan itu. Mereka mengidentifikasi Rusia sebagai musuh utama dan telah bersumpah untuk membalas dukungan yang telah lama Moskow berikan untuk pemerintah Suriah.
Credit  CNN Indonesia