Dirut Pertamina Dwi Soetjipto memberi
paparan dalam konferensi pers tentang kinerja Pertamina kuartal II di
Kantor Pertamina, Jakarta, Selasa (5/8). (Antara Foto/Rosa Panggabean)
“Kami sangat senang dengan kesepahaman ini yang merupakan awal dimulainya upaya pencarian dan menciptakan peluang-peluang serta potensi kerjasama strategis kedua perusahaan. Dalam situasi bisnis yang sangat menantang seperti saat ini, aliansi dari dua National Oil Company dari dua negara bersahabat ini akan menjadi sangat penting bagi strategi bisnis hulu hingga hilir kedua perusahaan,” ujar Direktur Utama Pertamina, Dwi Soetjipto dalam sabutannya di kantor Pertamina, Jakarta, Senin (31/08).
Dwi mengungkapkan MoU yang dibuat ini akan menjadi landasan bagi kedua perusahaan untuk melakukan kajian secara bersama mengenai potensi kerjasama di sektor migas dan energi baru dan terbarukan di Indonesia, Kuwait, maupun di wilayah negara lainnya.
Di mana kajian yang bakal dilakukan katanya, meliputi hal teknikal, komersial hingga kajian finansial baik itu di subsektor bisnis upstream, midstream hingga downstream termasuk di bidang pemasaran, pengolahan, infrastruktur dan petrochemical.
Dominasi Pasar
Seperti yang diketahui, saat ini manajemen Pertamina tengah disibukkan oleh seabrek agenda yang bakal dilaksanakan untuk mendukung kinerjanya beberapa tahun mendatang.
Di sisi midstream, Dwi bilang Pertamina diketahui tengah meningkatkan efisiensi kilang domestik dan melakukan optimasi dengan menyiapkan dua program utama di bidang pengolahan, yakni Refinery Development Masterplan Program (RDMP), dan New Grass Root Refinery (NGRR).
Di mana dari rencana ini, manajemen perusahaan migas pelat merah tersebut akan menciptakan kilang dengan kompleksitas tinggi, serta meningkatkan kapasitas kilang pengolahannya dari 1 juta barel per hari (BPH) menjadi 2,3 juta BPH pada 2025, hingga mengintegrasikannya dengan produk petrochemical.
Sementara di sektor pemasaran, infrastruktur penyimpanan, transportasi dan distribusi, serta outlet penyaluran BBM, Pertamina berencana menambah kapasitas kilang penampungan BBM dari saat ini sekitar 5 juta kiloliter (kl) menjadi 1,5 juta KL dalam 5 tahun ke depan. Selain itu, manajemen Pertamina juga berencana menambah 6.835 lembaga penyalur yang 5.399 unit diantaranya berupa Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).
“Hal ini menjadi kekuatan kompetitif yang dimiliki Pertamina untuk dapat mendominasi pasar di dalam negeri,” tandas Dwi.
Credit CNN Indonesia