SEOUL – Menyusul ketegangan yang terjadi antara
Korea Utara (Korut) dan Korea Selatan (Korsel) pekan lalu, Pemerintah
Korsel menyatakan akan meningkatkan anggaran belanja militernya secara
drastis pada 2016. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya
konflik bersenjata yang hampir terjadi dengan Korut.
Dalam pertemuan dengan para anggota parlemen dari partai berkuasa Saenuri di Seoul, Menteri Keuangan Korsel Choi Kyung-hwan mengatakan bahwa ketegangan yang baru saja dilewati Korsel dengan Korut menunjukkan pentingnya meningkatkan kesiagaan perang pasukan yang berada di dekat Zona Demiliterisasi (DMZ) yang memisahkan kedua negara. Choi juga menegaskan bahwa negaranya perlu bersiap untuk menghadapi ancaman dari sejumlah kapal selam Korut.
Meski begitu, Choi menyatakan bahwa Korsel menyatakan akan tetap mendorong upaya rekonsiliasi dengan Korut dan berusaha membangun hubungan yang erat dengan negara pimpinan Kim Jong-un itu. Keinginan itu ditunjukkan dengan dipercepatnya pembangunan Taman Perdamaian di wilayah DMZ.
“Usaha akan dilakukan untuk pembangunan Taman Perdamaian DMZ dan penyambungan kembali jalur kereta api Gyeongwon yang menghubungkan Seoul di Korsel dengan Wonsan di Korut,” kata Menteri Choi, sebagaimana dilansir Yonhap, Kamis (27/8/2015).
Kedua negara yang bertetangga itu hampir memasuki Perang Korea kedua setelah terlibat dalam saling tembak roket dan artileri pada 20 Agustus. Peristiwa itu terjadi menyusul insiden terlukanya dua prajurit Korsel akibat ranjau darat dan tuntutan Korut agar Korsel menghentikan propagandanya.
Peperangan dapat terhindarkan setelah pejabat dari Korut dan Korsel mengadakan pembicaraan tingkat tinggi untuk meredakan ketegangan.
Dalam pertemuan dengan para anggota parlemen dari partai berkuasa Saenuri di Seoul, Menteri Keuangan Korsel Choi Kyung-hwan mengatakan bahwa ketegangan yang baru saja dilewati Korsel dengan Korut menunjukkan pentingnya meningkatkan kesiagaan perang pasukan yang berada di dekat Zona Demiliterisasi (DMZ) yang memisahkan kedua negara. Choi juga menegaskan bahwa negaranya perlu bersiap untuk menghadapi ancaman dari sejumlah kapal selam Korut.
Meski begitu, Choi menyatakan bahwa Korsel menyatakan akan tetap mendorong upaya rekonsiliasi dengan Korut dan berusaha membangun hubungan yang erat dengan negara pimpinan Kim Jong-un itu. Keinginan itu ditunjukkan dengan dipercepatnya pembangunan Taman Perdamaian di wilayah DMZ.
“Usaha akan dilakukan untuk pembangunan Taman Perdamaian DMZ dan penyambungan kembali jalur kereta api Gyeongwon yang menghubungkan Seoul di Korsel dengan Wonsan di Korut,” kata Menteri Choi, sebagaimana dilansir Yonhap, Kamis (27/8/2015).
Kedua negara yang bertetangga itu hampir memasuki Perang Korea kedua setelah terlibat dalam saling tembak roket dan artileri pada 20 Agustus. Peristiwa itu terjadi menyusul insiden terlukanya dua prajurit Korsel akibat ranjau darat dan tuntutan Korut agar Korsel menghentikan propagandanya.
Peperangan dapat terhindarkan setelah pejabat dari Korut dan Korsel mengadakan pembicaraan tingkat tinggi untuk meredakan ketegangan.
Credit Okezone