Senin, 31 Agustus 2015

Silicon Valley, Lembah Teknologi Penuh Inovasi

Silicon Valley, Lembah Teknologi Penuh Inovasi  
Kantor Google di Silicon Valley (ari/detikINET)
 
 
San Francisco - Bus besar yang membawa rombongan wartawan dari berbagai negara mulai memasuki kawasan Silicon Valley. Mata-mata mulai awas memastikan sejumlah gedung yang bertuliskan Oracle, IBM atau Google di kompleks tersebut.

Di sebuah taman kecil kira-kira seukuran lapangan bola voli, bus berhenti dan penumpang turun. Kemudian berfoto-foto di sejumlah patung berbagai ikon Android seperti Kit-kat, Lolipop, Cooki atau Donut.

“Dulu, orang-orang ke San Francisco ini karena emas. Gold rush. Tetapi sekarang karena teknologi, tepatnya di tempat ini, Silicon Valley,” kata pemandu kami menyebut taman kecil milik Android, produk Google yang ‘mendulang emas’ tidak sedikit.



Google hanyalah bagian kecil dari komunitas besar Silicon Valley. Sejumlah perusahaan raksasa berbasis IT, computer dan semikonduktor lain membuka kantor pusat di sini. Sebut saja beberapa contoh yang mudah dikenali seperti Adobe, Apple, Cisco, Intel, HP, eBay atau Oracle.

Kendati menjadi jantung IT dunia, bukan berarti suasananya penat dan penuh beban kerja. Justru sebaliknya, tidak terlihat seperti itu. Di kawasan Googleville, misalnya. Ia lebih mirip kampus daripada gedung perkantoran.

Karyawan yang lalu-lalang saat jam makan siang juga berkaos oblong dengan celana jins. Sebagian besar anak-anak muda dengan nalar kreatif tiada banding duduk-duduk di bawah pohon atau bersepeda dari gedung satu ke gedung yang lain
Ketika kami mampir ke Leeo, salah satu kantor di Silicon Valley yang mengembangkan alat pendeteksi kebakaran dengan terhubung ke smartphone, kami tidak menemukan instrument kerja formal. Tidak ada meja resepsionis atau banner tulisan raksasa di bagian depan. Satpam atau karyawan berseragam tidak ada juga.

Hanya saja, di dalamnya terdapat puluhan meja dengan computer Apple terkini. Di computer-komputer itulah para programmer atau developer Leeo bekerja. Antar computer tidak ada batas dan semua dibuat tanpa sekat mirip hanggar pesawat.



Di belakang ‘hanggar’ itu, terdapat pantry luas yang mirip kantin sekaligus untuk meeting besar. Berbagai macam snack, minuman dan buah yang ada di situ bisa diambil untuk menemani kerja sambal ngemil. Di tempat itu pula, Presiden Leeo Eddy Chan dan CEO Leeo Adam Getting menyambut rombongan kami.

“Terimakasih telah dating ke tempat bermain kami. Kami mengembangkan kebutuhan dan produk fungsional di sini,” kata Eddy Chan diamini Adam Getting yang sama-sama berkaso oblong dan celana jins mengawali presentasi beberapa produk di perusahaanya.

Tidak jauh dari kompleks perkantoran –kalau memang bisa disebut sebagai ‘kantor’ -- terdapat sejumlah apartemen dan rumah residensial. Kompleksnya dibuat tanpa pagar dengan luas rumah yang lebih dari cukup, dengan garasi mampu menampung dua mobil. Beberapa karyawan dan top manajemen menempatinya untuk lebih dekat ke tempat kerja.

Beberapa blok setelahnya, terdapat fasilitas umum yang melengkapi kompleks Silicon Valley seperti lapangan dan taman kota. Cuaca hangat bulan Agustus di tempat ini membuat aktifitas olahraga tetap berselera meski dilakukan pada siang hari, tanpa polusi dan debu. Kami melihat satu-dua orang melakukannya dengan bersemangat.

Ya, semangat itu pula yang tiba-tiba tertangkap di Silicon Valley, lembah penuh ide kreatif dan inovasi. Saat berbagai masalah ditemukan, optimisme dan solusi langsung dihadirkan.






Credit  detiknews