Senin, 24 Agustus 2015

Pengembangan Kawasan Industri & Pelabuhan Gresik Tuntas 2029


Pengembangan Kawasan Industri & Pelabuhan Gresik Tuntas 2029  
Proses bongkar muat kontainer dari crane Ship To Shore (STS) yang diambil dari truk trailer Automotive Terminal Trailer (ATT) di Terminal Teluk Lamong, Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (21/5). (Antara Foto/M RIsyal HIdayat)
 
Gresik, CB -- Pengembangan kawasan industri yang terintegrasi langsung dengan pelabuhan, Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE) diharapkan bisa selesai semuanya pada 2029. pada tahun itu juga diharapkan lokasi industri sudah dipenuhi oleh tenant-tenant yang berminat untuk beraktifitas di kawasan tersebut.


Direktur Utama PT AKR Corporindo, Haryanto Adikoesoemo memprediksi pemenuhan infrastruktur dasar dan lanjutan di JIIPE bisa dipenuhi dalam jangka waktu 10 hingga 15 tahun asalkan lokasi-lokasi tersebut juga sudah dipenuhi oleh tenant-tenant yang berminat. Ia beralasan, infrastruktur lanjutan yang akan dibangun nantinya harus sesuai dengan kebutuhan pengguna-pengguna kawasan industrinya.

"Kami belum memiliki target terkait progress pengembangan kawasan ini karena pembangunannya juga tergantung pada industri-industri yang berada di dalamnya. Kami ekspektasikan pengembangan sampai tuntas ini bisa memakan waktu 10 sampai 15 tahun," jelas Haryanto ketika ditemui di Gresik, Minggu (23/8).

Untuk target jangka pendek, kata Haryanto, bisa merampungkan infrastruktur dasar yang diharapkan bisa rampung seluruhnya pada tahun 2018. Infrastruktur dasar yang ingin diselesaikan tersebut antara lain adalah pembangkit listrik, integrasi jalan tol, perluasan pelabuhan, serta sistem penyediaan air minum (SPAM).

Dalam waktu dekat, rencananya pengembang ingin segera mengoperasikan dua SPAM dengan mengubah air laut menjadi air bersih dengan kapasitas masing-masing 50 meter kubik per jam. Namun sayangnya, pembangkit listrik belum bisa dibangun karena belum mendapatkan izin dari kementerian teknis.

"Ada power plant kecil dengan kapasitas 150 megawatt, namun belum bisa kami bangun karena sedang menunggu izinnya. Dan kalau sudah keluar izinnya kami bangun secepatnya karena kan sudah ada beberapa perusahaan yang minat menjadi tenant juga," tambahnya.

Beberapa tenant yang akan membangun di kawasan industri JIIPE antara lain adalah proyek pabrik garam PT Uni Chem Candi Indonesia, PT Clariant Indonesia, sebuah perusahaan Jerman yang bergerak di bidang kimia dasar, dan juga proyek smelter tembaga dengan output copper cathode beriorientasi ekspor milik PT Freeport Indonesia.

"Dengan luas 100 hektare, nantinya Freeport akan menjadi anchor industry kami. Sedangkan Uni Chem akan mulai beroperasi Maret 2016 mendatang," tambahnya.

Ia juga mengatakan bahwa sudah ada beberapa perusahaan asing yang berminat untuk membangun pabrik di JIIPE, namun Haryanto enggan menyebut nama-nama perusahaan tersebut. Kendati demikian, ia mengatakan bahwa nantinya kawasan industri JIIPE akan dikhususkan menjadi kawasan industri petrokimia dan juga kimia dasar.

Sebagai informasi, JIIPE sendiri memiliki total luas sebesar 2,99 ribu hektar dimana kawasan industrinya sendiri memiliki luas 1,6 ribu hektar atau 53,5 persen dari total lahan JIIPE. Dari total lahan industri tersebut, sebanyak 600 hektar lahan sudah siap jual dengan sistem sewa atau jual status Hak Guna Bangunan (HGB).

Kawasan industri JIIPE sendiri nantinya akan dikelola oleh PT PT Berkah Kawasan Manyar Sejahtera, yang merupakan joint venture antara PT AKR Corporindo dengan PT Pelabuhan Indonesia III dimana perusahaan otoritas pelabuhan pelat merah itu menjadi pemilik mayoritas dengan porsi kepemilikan saham sbesar 60 persen. Nilai akumulasi investasi total industri-industri yang terdapat di JIIPE diperkirakan bisa mencapai Rp 50 triliun.

JIIPE sendiri mulai dikerjakan pada tahun 2014 lalu, sehingga diharapkan pengembangan total kawasan itu bisa selesai antara tahun 2024 hingga 2029.
Credit  CNN Indonesia