Kamis, 27 Agustus 2015

AS Akan Luncurkan Lebih Banyak Latihan Perang Anti-China

Amerika Seriikat Luncurkan Lebih Banyak Latihan Perang Anti-China (Foto: Sputnik)
Amerika Seriikat Luncurkan Lebih Banyak Latihan Perang Anti-China (Foto: Sputnik)
WASHINGTON (CB) - Amerika Serikat (AS) berencana meningkatkan jumlah latihan perang yang diadakan di kawasan Asia-Pasifik sebagai strategi baru untuk melawan ekspansi China di Laut China Selatan. Hal tersebut disampaikan oleh pihak militer Filipina pada Rabu 26 Agustus 2015.
Laksamana Harry Harris yang memimpin Komando AS di Pasifik membahas Strategi Keamanan Maritim Asia Pasifik yang baru-baru ini dirancang bersama dengan Jenderal Hernando Iriberri dari Filipina. Pembahasan tersebut berlangsung saat Harris mengunjungi Manila, Filipina.
Diskusi tersebut, menurut Juru Bicara Militer AS Kolonel Restituto Padilla, menitikberatkan langkah yang akan diambil AS dalam konflik Laut China Selatan dan Laut China Timur yang berfokus dalam perlindungan pembebasan laut tersebut, mencegah terjadinya konflik dan kekerasan, serta menjunjung penegakan hukum internasional.
Pada hari yang sama, Sekretaris Pertahanan Filipina Voltaire Gazmin mengatakan bahwa dia telah meminta Laksamana Harris untuk melindungi perpindahan pasukan Filipina dan pasokan ke wilayah Filipina yang dipenuhi batu karang.
"Jika ada warga AS yang terbang di sekitar sini, kami tidak akan mendapatkan masalah. Kami butuh bantuan dalam melakukan misi memasok pasukan. Jalan terbaik yang dapat mereka tawarkan adalah keberadaan mereka," kata Gazmin, sebagaimana dilansir Sputnik, Kamis (27/8/2015).
Menurut sumber militer yang ikut dalam rapat antara Harris dan Iriberri, AS dan Filipina diekspektasikan meningkatkan jumlah, frekuensi, dan kecanggihan latihan perang di wilayah konflik. Mereka juga akan meningkatkan pasokan ke wilayah Filipina yang dipenuhi batu karang di Laut China Selatan dengan menurunkan pesawat patroli AS untuk menakuti langkah China yang mencoba memblokir misi memasok pasukan.
Sebagaimana diberitakan, China mengklaim sebagian besar Laut China Selatan. Sementara Filipina, Vietnam, Malaysia, Taiwan, dan Brunei Darussalam juga memiliki klaim yang saling tumpang tindih.


Credit  Okezone