Senin, 31 Agustus 2015

Mengenal 1MDB, Sumber Kisruh di Malaysia


Mengenal 1MDB, Sumber Kisruh di Malaysia  
Ilustrasi (Reuters/Olivia Harris)
 
 
Jakarta, CB -- Aksi Bersih telah beberapa kali digelar di Malaysia, mendesak reformasi pemerintahan yang korup. Namun kali ini, fokus tuntutan adalah mundurnya Perdana Menteri Najib Razak yang tersandung kasus dugaan korupsi lembaga milik negara 1MDB.

1MDB atau 1Malaysia Development Berhad adalah lembaga investasi Malaysia yang bercikal bakal dari Otoritas Investasi Terengganu yang didirikan pada 2008 untuk mengembangkan pemasukan sektor minyak negara bagian itu.

Namun, setelah pemerintah negara bagian Terengganu berubah pikiran terkait dana investasi ini pada 2009, Najib mengambil alih dan menjadikannya sebagai perusahaan milik Kementerian Keuangan Malaysia.

Namanya pun diubah menjadi 1MDB.



Dana investasi ini menjadi sumber kekisruhan politik di Malaysia karena memiliki utang sebesar US$10 miliar atau lebih dari Rp141 triliun dalam lima tahun pertama.

Seperti dilaporkan oleh harian Straits Times banyak pihak mempertanyakan langkah-langkah investasi 1MDB di sektor minyak, pembangkit listrik dan pembelian tanah.

Sebagian besar hutang 1MDB adalah untuk pembelian 13 pembangkit listrik di enam negara, termasuk di malaysia, dengan harga total sekitar US$4,3 miliar. Harga ini menurut banyak analis investasi terlalu tinggi.

Namun, 1MDB seringkali berkilah bahwa perusahaan itu sehat karena memiliki aset bernilai sekitar US$12 miliar. Untuk mengurangi hutangnya itu, perusahaan ini berniat menjual 13 pembangkit listrik, lima di malaysia dan delapan di luar negeri.

Sebelumnya 1MDB berniat mendaftarkan aset-aset ini ke pasar saham.

Selain utang besar, muncul juga tudingan Najib menerima aliran dana dari 1MDB. Harian Wall Street Journal menyebut dana sebesar US$700 juta mengalir ke rekening pribadi Razak pada 2013 selama masa kampanye pemilu di Malaysia.

Koneksi Keluarga

Tokoh di belakang 1MDB adalah Low Taek Jho, pengusaha berusia 33 tahun. Dia adalah sosok yang membantu mendirikan Otoritas Investasi Trengganu. Dia adalah kawan akrab Riza Aziz, putra tiri Najib Razak.

Harian New York Times melaporkan setelah Razak menjadi Perdana Menteri Malaysia 2009, dia memutuskan untuk memberi keuntungan besar bagi negaranya dengan mendirikan badan investasi yang diberi nama 1MDB.

Harian ini menulis bahwa Najib Razak menjadi ketua dewan penasehat 1MDB, jabatan direktur dipegang oleh teman ayah Low Taek Jho, sementara dua temannya menjadi staf.

Low Taek Jho sendiri tidak mendapat jabatan resmi, namun secara rutin dimintai nasehat terkait langkah-langkah investasi 1MDB.

Meski demikian, lapor New York Times, nama Low Taek Jho muncul dalam berkas perkara di pengadilan Inggris yang menyatakan bahwa dia membawa surat dukungan dari 1MDB dalam penawaran satu kelompok hotel. Dia juga mengatakan pembiayaan pembelian kelompok hotel itu dijamin sepenuhnya oleh dana investasi pemerintah Malaysia.

Pertemanan Low Tak Jho dengan Riza Aziz dimulai ketika pengusaha muda ini bersekolah di London, sementara Aziz kuliah di London School of Economics.

Keluwesan Low Tak Jho tidak hanya terbatas pada keluarga petinggi di Malaysia itu. Harian New York Times menulis bahwa ketika bersekolah di Wharton School, Universitas Pennsylvania, Amerika Serikat, dia akrab dengan anak-anak keluarga kaya Yordania dan Kuwait.

Sebelum lulus kuliah, dia pun mengelola dana yang dia sebut milik “keluarga saya dan teman dekat dari Timur Tengah dan Asia Tenggara,” tulis New York Times.

Pertemanan dengan Riza Aziz semakin erat, dan dia membantu menjalankan perusahaan produksi film milik Aziz yang memproduksi film “The Wolf of Wall Street” dan “Dumb and Dumber To”.

Di tengah tuduhan bertubi-tubi terhadap dia dan keluarganya, kantor perdana menteri membantah telah melakukan korupsi karena dia memiliki kekayaan dari warisan keluarga.

PM Najib juga tidak menghiraukan tuntutan puluhan ribu orang dalam aksi Bersih akhir pekan ini.

Credit  CNN Indonesia