SEOUL (CB) - Misteri hilangnya 50 kapal selam milik Korea
Utara (Korut) meningkatkan ketegangan antara Korut dan Korea Selatan
(Korsel). Suasana semakin panas setelah Pemerintah Korut mengancam akan
melancarkan tembakan hingga melintasi perbatasan.
Pihak Korsel kemarin mengatakan, kapal selam tersebut membahayakan sekira 70 persen armada kapal selam Korut yang telah meninggalkan pelabuhan asal mereka dan kini tidak diketahui keberadaannya.
Pesawat dan kapal pengintai milik Amerika Serikat (AS) dan Korsel kemudian melakukan pencarian di pantai timur dan barat Semenanjung Korea kemarin. Pihak militer mengatakan, kepergian kapal selam tersebut merupakan angka terbesar di wilayah tersebut sejak Perang Korea.
Pertanyaan tersebut adalah apakah 50 kapal selam jenis 1.400 ton kelas Romeo dan 1.000 ton kelas Whiskey diperintahkan untuk menyerang kapal komersial atau militer. Atau, apakah mereka hanya melakukan hal tersebut hanya untuk memamerkan kekuatan.
"Tidak seorang pun yang tahu," kata juru bicara militer Korut, sebagaimana diberitakan The Independent, Senin (24/8/2015). "Kami telah memindahkan seluruh sumber mata-mata kami," sambungnya.
Perhatian pemerintah atas hilangnya kapal selam itu menambah kekhawatiran karena Korut menggandakan jumlah senjata berat dan persenjataan lainnya di Zona Demilitarisasi (DMZ) yang selama ini memisahkan kedua negara Korea tersebut sejak gencatan senjata yang mengakhiri Perang Korea yang disepakati pada 1953.
Perlengkapan artileri yang telah dibawa pergi ke garis depan mampu untuk menembak secara akurat hingga ujung tumpukan pengeras suara yang ada di sisi Korsel sekira 4 kilometer DMZ. Pengeras suara tersebut mengeluarkan berita dan musik dengan keras hingga terdengar tentara Korut setidaknya 10 mil (16 kilometer).
Pihak Korsel kemarin mengatakan, kapal selam tersebut membahayakan sekira 70 persen armada kapal selam Korut yang telah meninggalkan pelabuhan asal mereka dan kini tidak diketahui keberadaannya.
Pesawat dan kapal pengintai milik Amerika Serikat (AS) dan Korsel kemudian melakukan pencarian di pantai timur dan barat Semenanjung Korea kemarin. Pihak militer mengatakan, kepergian kapal selam tersebut merupakan angka terbesar di wilayah tersebut sejak Perang Korea.
Pertanyaan tersebut adalah apakah 50 kapal selam jenis 1.400 ton kelas Romeo dan 1.000 ton kelas Whiskey diperintahkan untuk menyerang kapal komersial atau militer. Atau, apakah mereka hanya melakukan hal tersebut hanya untuk memamerkan kekuatan.
"Tidak seorang pun yang tahu," kata juru bicara militer Korut, sebagaimana diberitakan The Independent, Senin (24/8/2015). "Kami telah memindahkan seluruh sumber mata-mata kami," sambungnya.
Perhatian pemerintah atas hilangnya kapal selam itu menambah kekhawatiran karena Korut menggandakan jumlah senjata berat dan persenjataan lainnya di Zona Demilitarisasi (DMZ) yang selama ini memisahkan kedua negara Korea tersebut sejak gencatan senjata yang mengakhiri Perang Korea yang disepakati pada 1953.
Perlengkapan artileri yang telah dibawa pergi ke garis depan mampu untuk menembak secara akurat hingga ujung tumpukan pengeras suara yang ada di sisi Korsel sekira 4 kilometer DMZ. Pengeras suara tersebut mengeluarkan berita dan musik dengan keras hingga terdengar tentara Korut setidaknya 10 mil (16 kilometer).
Credit Okezone