SEOUL (CB) – Korea Selatan (Korsel) dan Korea Utara
(Korut) sedang bertemu untuk membahas perdamaian. Jika pembicaraan
gagal, Amerika Serikat (AS) akan mempertimbangkan untuk melakukan
pengiriman pesawat pengebom B-52 dan kapal selam bersenjata nuklir ke
Korsel.
“Menjaga situasi krisis yang terjadi di Semenanjung Korea, Korsel dan AS fleksibel meninjau waktu pengiriman aset militer milik AS,” kata Menteri Pertahanan Korsel, Kim Min-seok, seperti dilaporkan Yonhap, Senin (24/8/2015).
Kim memang tidak menjelaskan secara rinci aset militer AS apa yang akan dikirim. Namun, seorang sumber mengatakan mereka meminta pesawat jenis B-52 yang dilengkapi bom bungker dan kapal selam yang diperkuat senjata nuklir. Kedua aset militer itu saat ini berada di Yokosuka.
Sekutu Korsel tersebut memang sering menggunakan kapal perang seperti USS George Washington dan pesawat pengebom F/A-18 Hornet untuk memperlihatkan kekuatan melawan Korut di masa lalu.
Termasuk ketika Korut menyerang Korsel di Pulau Yeongpyeong pada 2010. Hal tersebut tentu mendapat kritikan dari negara yang dipimpin Kim Jong-un itu. “Konsep awal kami terhadap provokasi Korea Utara adalah pencegahan,” kata Kim Min-seok.
“Sebab, militer Korsel dan AS memiliki prinsip yang sama untuk mencegah provokator yang sering dilakukan Korut,” tambahnya.
“Menjaga situasi krisis yang terjadi di Semenanjung Korea, Korsel dan AS fleksibel meninjau waktu pengiriman aset militer milik AS,” kata Menteri Pertahanan Korsel, Kim Min-seok, seperti dilaporkan Yonhap, Senin (24/8/2015).
Kim memang tidak menjelaskan secara rinci aset militer AS apa yang akan dikirim. Namun, seorang sumber mengatakan mereka meminta pesawat jenis B-52 yang dilengkapi bom bungker dan kapal selam yang diperkuat senjata nuklir. Kedua aset militer itu saat ini berada di Yokosuka.
Sekutu Korsel tersebut memang sering menggunakan kapal perang seperti USS George Washington dan pesawat pengebom F/A-18 Hornet untuk memperlihatkan kekuatan melawan Korut di masa lalu.
Termasuk ketika Korut menyerang Korsel di Pulau Yeongpyeong pada 2010. Hal tersebut tentu mendapat kritikan dari negara yang dipimpin Kim Jong-un itu. “Konsep awal kami terhadap provokasi Korea Utara adalah pencegahan,” kata Kim Min-seok.
“Sebab, militer Korsel dan AS memiliki prinsip yang sama untuk mencegah provokator yang sering dilakukan Korut,” tambahnya.
Credit Okezone