Jumat, 21 Agustus 2015

Militer Korea Utara Diperintahkan Siaga Perang


 
Yonhap/Telegraph Ilustrasi: Sejumlah roket diluncurkan dari sistem peluncuran roket K-136 dalam sebuah latihan militer Korea Utara di kawasan pesisir tak jauh dari zona demiliterisasi yang memisahkan kedua korea.


PYONGYANG, CB - Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, Jumat (21/8/2015), memerintahkan angkatan bersenjatanya dalam kondisi siaga perang menyusul meningkatkan ketegangan di perbatasan dengan Korea Selatan usai kedua negara bertukar tembakan artileri.

Angkatan darat Korea Selatan memuntahkan puluhan tembakan artileri ke seberang perbatasan setelah sebelumnya militer Korea Utara menembak sebuah pengeras suara di sebuah kota perbatasan yang mengumandangkan propaganda anti-Pyongyang.

Aksi tukar tembakan artileri pada Kamis (20/8/2015) itu merupakan yang pertama dalam 10 bulan terakhir. Buntutnya, Kim Jong Un memerintahkan militernya untuk siap berperang.

"Kim Jong Un mengeluarkan perintah sebagai panglima tertinggi Tentara Rakyat Korea (KPA) agar semua unit KPA di garis depan berada dalam kondisi siaga dan siap untuk meluncurkan operasi dadakan," demikian kantor berita Korea Utara, KCNA.

Keputusan itu, lanjut KCNA, diambil dalam sebuah rapat darurat Komisi Pusat Militer yang diketuai Kim Jong Un pada Kamis malam.

Sebelumnya, melalui jalur khusus telepon militer, Korea Utara sudah memberi waktu 48 jam untuk pihak Selatan agar melepas pengeras suara yang menyuarakan pesan-pesan anti-Pyongyang.

Namun, Kementerian Pertahanan Korea Selatan mengabaikan ancaman itu dan mengatakan siaran anti-Pyongyang itu tetap akan dilakukan. Pengabaian itu kemudian disusul satu tembakan artileri yang dilepaskan Korea Utara melintasi perbatasan pada Kamis sekitar pukul 16.00 waktu setempat.

Beberapa menit kemudian militer Utara melepaskan lagi beberapa tembakan ke arah pengeras suara itu, namun peluru artileri Korut jatuh di kawasan demiliterisasiKorea Selatan. Alhasil, Korea Selatan membalas dengan menembakkan puluhan peluru artileri 155 milimeter yang juga diarahkan ke kawasan demiliterisasi Korea Utara.

Sebagai langkah pencegahan, warga kota Yeoncheon, yang terletak sekitar 64 kilometer sebelah utara Seoul itu, dievakuasi ke lokasi-lokasi perlindungan di sekitar kota.

Tukar tembakan antara kedua Korea di wilayah darat  biasanya sangat jarang terjadi, sebab kedua pihak sangat menyadari risiko yang terjadi dan potensi besarnya kehancuran yang harus dihadapi.


Credit  KOMPAS.com