Jumat, 21 Agustus 2015

Jumlah Agen Rahasia China di AS Bertambah


Jumlah Agen Rahasia China di AS Bertambah  
Banyak pejabat pemerintah China yang diduga korupsi kabur ke Amerika Serikat dan membuat otoritas China terpaksa memaksa mereka pulang kembali. (Diolah dari Thinkstock)
 
Washington, CB -- Jumlah agen rahasia pemerintah China di Amerika Serikat meningkat tajam beberapa bulan terakhir dan kini sudah mencapai dua kali lipat, menurut pejabat AS.

Dikutip dari CNN, Kamis (20/8), agen ini berasal dari Kementerian Keamanan Publik, Kementerian Keamanan China. Pejabat AS menilai bahwa peningkatan ini menunjukan bahwa China tidak memedulikan undang-undang AS.

Para agen ini masuk ke AS dengan menggunakan visa turis dan bisnis, dan mereka tidak melapor diri ke otoritas AS seperti yang diharuskan menurut undang-undang, menurut otoritas AS, sehingga tidak akan mengejutkan jika ada agen penegak hukum China yang keberadaannya tidak disadari oleh AS.

Masih menurut otoritas AS, penempatan pejabat penegak hukum di negeri Paman Sam tanpa pemberitahuan atau lapor diri ke otoritas Amerika merupakan sebuah tindakan kriminal.


Sebelumnya, diplomat AS telah memperingatkan China untuk berhenti menyembunyikan agen penegak hukum mereka di tanah Amerika.

Pejabat AS mengatakan kepada CNN bahwa para agen ini menekan warga China untuk kembali ke negeri mereka guna menghadapi peradilan, termasuk tuduhan korupsi.

Para agen ini sukses memaksa beberapa warga China untuk kembali ke negeri Tirai Bambu dari Amerika.

Pada Senin kemarin, China menyatakan bahwa mereka tidak membatasi kesepakatan kerja sama hukum antara AS dan China. Namun, pemerintah mereka hanya ingin berjuang melawan korupsi di bawah program Fox Hunt 2015.

"Operasi China adalah sah dan telah disetujui dalam kesepakatan bilateral yang sudah dicapai awal tahun ini," ujar pemerintah China, dikutip dari Xinhua.

"'Fox Hunt 2015' yang menargetkan pejabat koruptor pemerintahan dan pemilik badan usaha negara merupakan upaya penting China untuk memberantas korupsi," lanjutnya.

Sejak memerintah pada 2012 lalu, Xi Jinping yang menjabat sebagai ketua Partai Komunis dan juga kepala militer China, mengeluarkan kebijakan tegas terkait pemberantasan korupsi.

Ia berjanji untuk memberangus setiap oknum yang terlibat korupsi, mulai dari pejabat tinggi hingga pejabat daerah lokal sekalipun.

Sampai saat ini, tangkapan besar terakhir China adalah mantan kepala keamanan dalam negeri Zhou Yongkang, 72 tahun. Bulan lalu, pemerintah memvonis Zhou seumur hidup atas kasus suap, membocorkan rahasia negara dan menyalahgunakan kekuasaan.

Credit  CNN Indonesia