Kamis, 08 Oktober 2015

Rusia Serbu Militan Suriah, Intel AS Mengaku Kecolongan


Rusia Serbu Militan Suriah, Intel AS Mengaku Kecolongan  
Saat ini Rusia telah melakukan serangan udara yang besar terhadap kelompok militan anti-pemerintahan Bashar al-Assad di Suriah. (Dok. Kemhan Rusia)
 
Washington, CB -- Intelijen Amerika Serikat mengaku kecolongan atas serangan Rusia yang mendadak dan masif terhadap para pemberontak Suriah. Saat ini Kongres AS dilaporkan tengah menyelidiki dan meninjau soal lambannya kerja intelijen mengumpulkan informasi terkait gerakan Rusia di Suriah.

Laporan tersebut disampaikan secara eksklusif oleh sumber Reuters di Kongres AS, Kamis (8/10). Sumber mengatakan bahwa Kongres akan melihat dampak apa yang terjadi akibat kerja intelijen yang lambat dalam melihat tanda-tanda dari Rusia.


Pembahasan ini diperlukan Kongres karena bukan kali ini saja intel AS kecolongan. Di antaranya yang gagal diantisipasi intel AS adalah pencaplokan Crimea oleh Rusia di Ukraina tahun lalu, atau ekspansi pulau buatan China yang kilat di Laut China Selatan.

Saat ini Rusia telah melakukan serangan udara yang besar terhadap kelompok militan anti-pemerintahan Bashar al-Assad di Suriah. Rusia juga menyiagakan ratusan pasukannya dan kapal perang di Suriah. Beberapa kelompok yang diserang Rusia adalah brigade militan didikan CIA.

Sumber Reuters yang tidak ingin disebut namanya mengatakan bahwa intel AS memang memantau lekat pengiriman aset-aset militer dan personel Rusia di Suriah dalam beberapa pekan terakhir. Namun mereka mengakui tidak memprediksi Rusia akan menyerang mendadak dan agresif ke beberapa wilayah di Suriah.

"Mereka memang memprediksi hal ini akan terjadi, tapi tidak mengira akan sebesar ini," kata sumber.

Sumber Reuters lainnya mengatakan bahwa awalnya intelijen AS mengira Rusia hanya akan melakukan latihan militer atau serangan sementara untuk unjuk kekuatan, bukan serbuan skala besar dan berkelanjutan.

Tidak disebutkan perbedaan apa yang mungkin terjadi jika intelijen AS mengetahuinya lebih dulu. Namun yang jelas, langkah mendadak Rusia ini telah mengacaukan strategi pemerintahan Barack Obama di Timur Tengah dan mengikis pengaruh AS di kawasan.

Sumber mengatakan, saat ini pemerintah AS memiliki gambaran lebih gamblang soal motif Vladimir Putin, yaitu melakukan apa pun untuk mendukung Assad. Tapi pemerintahan Obama masih abu-abu dalam mengetahui sejauh mana Putin akan menurunkan aset militernya.

Komite intelijen Kongres AS akan melakukan pemeriksaan dan menanyakan pada para pejabat intelijen yang terlibat dalam proses pengumpulan informasi soal Rusia.


Credit  CNN Indonesia