Kamis, 08 Oktober 2015

Hindari Jet Rusia, Serangan Udara AS di Suriah Dialihkan


Hindari Jet Rusia, Serangan Udara AS di Suriah Dialihkan  
Ilustrasi pesawat tempur. (Thinkstock/Stocktrek Images)
 
Jakarta, CB -- Pesawat tempur koalisi serangan udara internasional pimpinan Amerika Serikat untuk menggempur markas ISIS di Suriah terpaksa dialihkan dan memutar arah paling tidak satu kali untuk menghindari jet tempur Rusia yang juga meluncurkan serangan udara.

"Kami mengambil tindakan untuk memastikan serangan udara yang diluncurkan aman, sehingga kami harus memutar arah sebuah pesawt tempur," kata Kapten Jeff Davis, juru bicara Pentagon, dikutipkan Reuters, Rabu (7/10).


Davis menyatakan tindakan untuk memutar arah pesawat sudah dilakukan sejak pejabat militer AS dan Rusia berdiskusi soal konflik di Suriah melalui konferensi video pada 1 Oktober lalu.

Meski demikian, Davis menolak memberikan rincian lebih lanjut, termasuk soal apakah pesawat yang memutar arah adalah pesawat yang membawa awak atau pesawat nirawak. Davis juga menolak menjelaskan di mana dan berapa kali pesawat AS harus memutar arah.

Davis hanya menyatakan bahwa tindakan memutar arah tersebut dilakukan setidaknya satu kali dan terjadi di ruang udara Suriah.

CNN melaporkan bahwa terdapat dua pesawat AS yang harus memutar balik, dan keduanya merupakan pesawat tempur jenis F-16.

Sumber militer yang tak mau disebutkan namanya menyatakan kepada CNN bahwa kedua pesawat tempur AS tersebut tidak dapat melaksanakan misinya.

Menurut sumber tersebut, sejak Rusia memulai operasinya di Rusia, pilot pesawat tempur AS di Suriah diperintahkan untuk memutar arah jika menemui jet tempur Rusia dalam jarak 20 mil laut atau sekitar 37 km.

Amerika Serikat dan sejumlah negara sekutunya melancarkan kampanye serangan udara selama setahun terakhir terhadap kelompok militan ISIS di Suriah dan di seberang perbatasan negara tetangga, Irak.

Sementara Rusia meluncurkan serangan udara di Suriah sejak bulan lalu, dan sebagian besar difokuskan menggempur kelompok pemberontak lain yang menentang Presiden Suriah, Bashar al-Assad.

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, John Kirby menyatakan pada Rabu (7/10) bahwa "lebih dari 90 persen serangan yang kami lihat", Rusia belum meluncurkan serangan terhadap ISIS atau kelompok yang berafiliasi dengan al-Qaidah.

"Mereka sudah sebagian besar melawan kelompok oposisi, kelompok yang ingin masa depan yang lebih baik bagi Suriah dan tidak ingin melihat rezim Assad tetap berkuasa," katanya, dikutip dari CNN.
Credit  CNN Indonesia