Kamis, 08 Oktober 2015

Di Balik Foto Bocah Suriah Minta Bantuan TNI Hadapi Rusia


Di Balik Foto Bocah Suriah Minta Bantuan TNI Hadapi Rusia Bocah-bocah Suriah di meminta bantuan Tentara Nasional Indonesia untuk melawan Rusia yang mulai ikut campur dalam konflik di negara itu. (Dok. Misi Medis Suriah)
 
Latakia, CB -- Bocah-bocah Suriah di penampungan pengungsi meminta bantuan Tentara Nasional Indonesia, TNI, untuk melawan Rusia yang mulai ikut campur dalam konflik di negara itu.

Tingkah bocah-bocah yang membawa bendera Indonesia dan poster ini menjadi viral dalam sebuah foto yang disebarkan oleh Misi Medis Suriah, MMS, lembaga penyalur dana bantuan masyarakat Indonesia di Suriah, tepat di hari ulang tahun TNI ke-70 Senin lalu.


Poster dalam foto itu bertuliskan: "Dirgahayu TNI #70. Om, ke sini donk, bantuin kami. Rusia sudah datang."

Menurut seorang relawan MMS, Fathi Nasrullah Attamimi, yang tengah berada di Latakia, foto itu dibuat di penampungan pengungsi Suriah di Atma. Ide membuat poster itu datang dari seorang relawan MMS yang turut ikut ke sana, Said Anshar.

"Tujuannya adalah meminta pemerintah Indonesia pro-aktif terhadap kasus Suriah, minimal mengupayakan zona larangan terbang di atas langit Suriah karena korban terbanyak warga sipil jatuh sebab serangan udara yang ngawur dan acak," kata Fathi dalam percakapan melalui pesan instan dengan CNN Indonesia, Rabu (7/10).

Rusia menurut laporan NATO telah mengirimkan pasukan darat ke Suriah. Sebelumnya Rusia melancarkan serangan udara ke beberapa wilayah, dengan dalih menghancurkan markas ISIS. Namun dilaporkan banyak korban warga sipil jatuh dan serangan Rusia tidak mengincar ISIS, melainkan pemberontak Suriah anti rezim Bashar al-Assad.

"TNI adalah institusi besar dan dicintai mayoritas masyarakat Indonesia, peran aktifnya di dunia internasional telah banyak, Sebagai pasukan penjaga perdamaian. Apa bisa gitu para bapak pimpinan TNI mengusulkan supaya pemerintah Indonesia terlibat aktif dalam isu Suriah?" kata Fathi.
 
Anak-anak Suriah minta bantuan TNI hadapi Rusia. (Dok. Misi Medis Suriah)
Fathi mengatakan, kehadiran Rusia membuat semua orang di Suriah khawatir. Pasalnya Rusia dianggap menebar teror tanpa pandang bulu demi menekan moral para pejuang pemberontak yang melawan Assad.

"Kami dan pejuang Suriah bukan takut mati. Kami cuma khawatir pada keselamatan warga sipil. Rusia pakai gaya ala preman. Babat alas pukul rata. Semua disikatnya, malah sepertinya mereka sengaja membantai warga sipil untuk memberi pesan pada pejuang (pemberontak) akan kekejaman mereka," lanjut Fathi.

Jadi duta tidak resmi


Misi Medis Suriah telah mengumpulkan dana masyarakat Indonesia sejak tahun 2013 sekitar US$1,6 juta atau lebih dari Rp22,7 miliar untuk rakyat Suriah.

Fathi mengatakan, tidak banyak orang Suriah yang tahu soal Indonesia. MMS selain menyalurkan bantuan, kini juga menjadi duta tidak resmi memperkenalkan Indonesia di Suriah.

"Mereka banyak yang belum tahu, makanya kami di sini sering jadi duta tidak resmi, mengabarkan soal keramahan penduduknya, jumlah muslim yang sekitar 200-an juta, jumlah pulau yang 17 ribuan, juga mengumpulkan foto-foto keindahan Indonesia buat ditunjukin ke mereka," kata Fathi.

Selain itu, keberadaan mereka di Suriah dan mengumumkan setiap kegiatan di media sosial menunjukkan bahwa tidak semua orang Indonesia yang ke Suriah adalah teroris.

"Kami ingin menunjukkan pada masyarakat Indonesia, bahwa tidak semua orang Indonesia yang ke Suriah adalah teroris, atau berafiliasi pada ISIS. Ada orang-orang seperti kami yang non partisan, membela dan membantu Muslim Suriah secara menyeluruh, tanpa membedakan kelompok dan golongan, tidak berideologi teror atau berniat menciptakan teror sepulang ke Indonesia," tegas Fathi.

Poster meminta bantuan TNI menghadapi Rusia di Suriah. (Dok. Misi Medis Suriah)



Credit  CNN Indonesia